5 CH 1 - Mirai - Part Four

Di sebuah tempat yang tidak di ketahui lokasinya.

"APA!?"

Suara teriakan seorang pria bertubuh besar yang bergema di sekeliling ruangan dan memecah udara di sekitar membuat beberapa orang di sekitarnya merasa sedikit ketakutan.

"Bagaimana ini bisa terjadi?!"

Pria itu bertanya dengan wajah yang terlihat kesal.

"K-Kami tidak tahu...-"

"HAH!?"

Sekali lagi, Si pria itu kembali kesal.

"I-Itu semua terjadi dalam 3 hari ini. B-Boss di H-Hajar perempuan bermata 1, D-Dan 3 anak buah baru Boss D-Di hajar oleh pemuda serba merah yang tidak di kenal-"

"MAKA DARI ITU! KENAPA INI BISA TERJADI!?"

"HHIIIIKKKK!!! A-Apa M-Maksud..B-Boss?"

"Mereka semua! Datang darimana mereka semua!?"

"K-Kami tidak tahu-"

"AKU TIDAK BERTANYA KEPADA KALIAN BODOH!"

"HIIIKK! M-Maaf, Boss"

Si pria yang di panggil Boss itu membuang nafasnya merasa kesal. Dari dalam kantung celananya, HP yang dia miliki berdering dan mengeluarkan nada dering yang sangat keras. Dari nada dering Hpnya tersebut dan dari reaksinya mendengar nada dering Hpnya, Kelihatannya itu adalah panggilan yang sangat penting atau datang dari seseorang yang sangat penting.

Sekejap pria itu langsung mengambil Hpnya dari dalam kantung celananya dan mengangkat panggilan telpon tersebut.

"H-Halo..."

Sekejap sifat dan amarahnya hilang begitu saja saat dia mengangkat telpon tersebut.

"Aku ingin bertemu dengan mu di markas!"

Yang menelponnya datang dari seorang pria yang tidak diketahui identitasnya untuk saat ini. Tetapi untuk mereka, Mereka tahu siapa yang menelpon.

"B-Baik...J-Jika boleh bertanya..K-Kapan Boss ingin bertemu dengan saya?"

"SEKARANG!"

"B-Baik..."

Pria yang menelpon tersebut setelah memberikan perintah, Dia langsung menutup panggilannya membiarkan si pria yang mengangkat telpon itu terdiam sejenak.

Si pria yang di panggil dengan Boss oleh anak buah di sekitarnya itu menaruh kembali Hpnya ke dalam kantung celananya dan melihat ke arah anak buahnya.

"A-Ada apa, Boss?"

Si pria itu menghembuskan nafas berat penuh dengan kegelisahan. Dia masih belum tahu kenapa dan ada urusan apa dia di panggil ke "Markas" oleh seseorang yang dia panggil "Boss" tersebut, Tapi di panggil ke "Markas" langsung dari seseorang yang di panggil "Boss" tersebut cukup membuatnya merinding ketakutan.

"Aku akan bertemu dengan 'Boss Besar' di 'Markas'. Untuk kalian..Aku ingin kalian cari tahu tentang Si Perempuan bermata satu itu dan Pemuda serba merah itu. Setelah kalian menemukannya, Kalian cepat hubungi aku!"

"B-Baik. Dimengerti, Boss"

Setelah memberikan perintah, Pria itu langsung pergi keluar dari tempat mereka sekarang ini menuju ke suatu tempat yang di sebut "Markas" untuk memenuhi panggilan dari seorang pria yang dia panggil "Boss Besar".

...............

Di Rumah Keluarga Mirai, Pukul 10:00 pagi.

Ketiga bersaudara keluarga Mirai yaitu Red'Ain, Alisia, dan Gol'D kini sedang berada di ruang TV menonton TV bersama.

Yang mereka tonton kadang mengacak. Di saat Iklan mereka akan langsung mengganti ke saluran yang lain sampai menemukan acara TV yang membuat mereka tertarik.

Tapi sayangnya...

Lama-kelamaan mereka merasa sedikit bosan. Mereka tidak dapat menemukan acara dan saluran Televisi yang menarik. Akhirnya mereka berhenti di salah satu saluran berita lokal.

Secara pribadi sendiri, Mereka lebih suka saluran berita ketimbang yang lain. Ini di karenakan sifat mereka bertiga yang sama yaitu suka mencari dan menggali informasi baik di lakukan oleh mereka sendiri maupun oleh orang lain.

Tapi...

Tidak ada berita yang menarik sama sekali bagi mereka.

Merasa tidak layak untuk mereka tonton, Mereka mematikan Televisi mereka lalu bersantai di atas sofa.

Sunyi...

Sangat sunyi...

Mereka tidak menemukan topik yang layak mereka bicarakan sama sekali sekarang ini. Alisia hanya dapat menghirup rokoknya sampai habis lalu mengambil dan menyalakan yang lainnya lagi..Terus-menerus. Red hanya terdiam dimana matanya terfokus hanya pada Novel bacaannya. Sementara itu, Gold mencoba untuk tidur di sofa.

Lalu..Untuk memecah keheningan dan rasa bosan mereka ini, Alisia memberikan usulan-

"Cafe Hana sepertinya menarik"

"Setuju" Red dan Gold menjawab bersamaan.

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke Cafe Keluarga Hana.

Setelah persiapan mereka bertiga selesai, Mereka langsung menuju Cafe Keluarga Hana dengan berjalan kaki.

Tidak perlu berjalan cukup lama dan cukup jauh, Dalam waktu kurang dari 30 menit mereka bertiga sudah sampai di garis masuk distrik perbelanjaan Kota J.

Mereka berjalan dengan santai dan tidak terburu-buru melewati dan menikmati suasana di sekitar distrik perbelanjaan Kota J yang lumayan penuh dengan orang-orang yang ingin berbelanja.

Di tempat lain di sekitar area disrtrik perbelanjaan yang tidak jauh dari mereka, Ada 1 orang laki-laki yang melihat mereka dengan sangat teliti dari kejauhan. Wajahnya sangat terkejut seolah-olah dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat di depan matanya.

Dia langsung bersembunyi agar tidak dapat diketahui oleh mereka bertiga (Red, Alisia, Gold). Dia kemudian mengambil Handphonenya lalu menelpon seseorang.

"Halo, Boss"

"Hm. Ada apa?"

"Aku menemukan mereka"

"Mereka siapa?"

"Perempuan bermata satu dan Pemuda serba merah"

"APA!? DIMANA MEREKA SEKARANG?!"

"Di area bagian depan distrik perbelanjaan. Mereka bertiga baru saja masuk"

"'Bertiga'?"

"Y-Ya..Mereka berdua bersama seorang pria yang bertubuh besar..Mungkin hampir sama besarnya dengan Boss tapi sedikit lebih muda. Kulitnya kecoklatan dan tubuhnya berotot"

"Siapa dia? Apa pengawal mereka?"

"T-Tidak mungkin orang seperti mereka sampai harus memiliki pengawal, Bukan begitu Boss?"

"Hmmm..Benar juga. Lagi pula mereka ini bukan siapa-siapa. Baiklah. Kerja bagus. Aku akan segera kesana setelah urusan ku selesai"

"Baik. Dimengerti, Boss"

"Kau terus perhatikan mereka jangan sampai lepas dari pandangan"

"S-Siap, Boss"

Pria itu pun langsung menutup telponnya setelah menghubungi orang yang dia sebut sebagai "Boss". Dia langsung menjalankan perintah bossnya dengan terus memperhatikan Alisia, Red dan Gold.

Sementara itu, Pandangan mata dari Red dan Gold tidak lurus dan tidak fokus. Kedua mata mereka dan kepala mereka terus-menerus melirik dengan pelan dan hati-hati ke kanan dan ke kiri merasa seperti ada seseorang yang mengawasi mereka dari jauh.

Sementara itu Alisia hanya tersenyum dengan santainya merasakan tidak ada bahaya yang datang sama sekali. Dia kemudian mengatakan sesuatu kepada Red dan Gold-

"Biarkan saja~ Untuk sekarang kita biarkan saja dia dulu~"

"Hm" Jawab seadanya Red dan Gold.

Setelah Alisia berkata seperti itu, Pandangan Red dan Gold kembali lurus ke jalan. Alisa hanya dapat tersenyum dan tertawa kecil mengetahui apa yang sedang terjadi tanpa sepengetahuan orang yang mengawasi mereka.

Di jalan mereka, Mereka melewati toko roti. Di dalam toko roti itu ada seseorang yang memakai Jaket Hoodie berwarna Hitam, Celana Jeans, dan sepatu berwarna hitam. Wajahnya dan identitasnya tidak dapat di ketahui karena dia memakai Hoodienya sampai tidak dapat di lihat oleh orang dari samping bahkan dari depan pun cukup susah untuk melihat wajahnya. Kemungkinan dia seorang Pria.

Dia terlihat sedang membeli banyak sekali roti dan membawanya di dalam kantong belanjaan yang terbuat dari bahan khusus.

Di saat mereka bertiga melewati toko roti tersebut, Mereka dapat merasakan hawa yang cukup kuat dari dalam toko roti tersebut.

Tapi...

Mereka justru mengabaikannya.

Mereka terus jalan menelusuri jalan sampai mereka sampai di Cafe Keluarga Hana..Walaupun jaraknya masih cukup jauh dari lokasi mereka sekarang ini.

Di tengah jalan mereka-

"PENCURI! TANGKAP DIA!"

Terdengar seorang perempuan berteriak dengan sangat kencang meneriakan "Pencuri!" kepada seseorang yang sedang berlari dengan sangat cepat.

Kelihatannya perempuan itu baru saja di curi tasnya dan di bawa lari oleh seseorang. Pencuri itu berlari menuju arah Alisia, Red dan Gold.

Tapi...

Di saat pencuri itu melewati mereka bertiga, Mereka tidak menghentikannya dan membiarkannya lari begitu saja.

"Oh lihat...Ada pencuri~" Ujar Alisia saat pencuri itu lari melewati mereka.

Si perempuan yang tasnya di curi itu langsung menghampiri mereka dengan wajah yang panik.

"Kenapa tidak kalian hentikan?!" Tanya si perempuan.

"Tidak seru jika di hentikan langsung begitu saja, Bukan~" Jawab Alisia.

Pernyataan Alisia membuat si perempuan bingung. Alisia pun bertanya kepada Red dan Gold-

"Apa kalian ingin olahraga?" Tanya Alisia?

"Dia lambat" Balas Red.

"Dan kau 'Tidak'" Lanjut Alisia.

Setelah itu, Red dan Gold langsung berlari dengan sangat kencang mengejar si pencuri.

Si perempuan kembali bertanya-

"Kenapa baru sekarang dan tidak dari tadi?!"

"Hmmm~ Tidak seru jika tidak berolahraga, Bukan~"

Penyataan dari Alisia kembali membuat si perempuan tambah bingung.

Red dan Gold kini berlari dengan sangat kencang mengejar si pencuri. Dalam hati mereka, Mereka mengatakan "Lagi?" menandakan kalau ini sudah kedua kalinya mereka mengejar pencuri di Distrik perbelanjaan di saat mereka ingin ke Cafe Keluarga Hana dimana yang pertama adalah Kasus Alisia.

Si pencuri tahu kalau dia sedang di kejar dan dia berusaha untuk berlari dengan sangat cepat. Si pencuri berusaha untuk menghilang dengan menggunakan kerumunan orang banyak dimana cara itu berhasil membuat dirinya hilang dan bersembunyi dari pengelihatan Red dan Gold yang mengejarnya.

Red dan Gold tidak dapat melihatnya tapi mereka tahu kalau si pencuri hanya dapat berlari lurus sekarang karena tidak ada jalan lain untuk berputar atau berbelok.

Di tengah pengejaran, Red dan Gold menyadari kalau mereka sekarang mulai mendekati kembali Toko Roti. Mereka tidak berhenti dan terus berlari mengejar si pencuri.

Lalu...

Di saat mereka berhasil keluar dari kerumunan orang banyak, Mereka dapat melihat orang-orang di depan mereka terlihat sangat terkejut melihat ke bawah.

"Hm?" Tanya dalam hati Gold.

"....." Red tidak bereaksi apa-apa. Tapi dengan diamnya itu menandakan kalau dia juga bertanya-tanya di dalam hati.

Di saat mereka berdua mendekat, Mereka tidak terkejut dan tidak keheranan dengan apa yang baru saja mereka lihat. Mereka berdua langsung terdiam melihat kebawah.

Yang mereka lihat adalah tubuh Si Pencuri yang tergeletak tidak sadarkan diri di atas aspal.

Orang-orang yang berada di sekitar merasa keheranan dan bingung..Tapi tidak untuk Red dan Gold.

Dari arah belakang mereka, Alisia dengan perempuan yang tasnya di curi datang menghampiri mereka.

"Bagaimana?" Tanya si perempuan.

Setelah Alisia dan si perempuan datang, Red mengambil tas si perempuan dari si pencuri yang tergeletak tidak sadarkan diri di atas aspal lalu mengembalikannya kembali kepada si perempuan.

"Ah, Tas ku. Terima kasih banyak" Si perempuan berterima kasih dengan menundukan kepalanya.

"Aku kira kalian akan bermain-main dengannya dan tidak menghabisinya langsung" Ucap Alisai.

"Bukan kami yang melakukannya" Balas Gold.

"Hm? Apa maksud mu?"

"Dia sudah seperti ini saat kita datang"

"....? Berarti orang lain yang melakukan hal ini kepadanya"

"Kelihatannya begitu"

"Lalu siapa?"

"Entahlah"

Di landa sedikit kebingungan, Alisia mulai bertanya kepada seseorang di sekitar yang sekiranya merupakan seorang saksi.

"Apa kau tahu siapa yang menghajar orang ini?"

"A-Aku tidak tahu pasti. Tapi aku tahu sedikit mengenai kejadiannya"

"Katakan pada ku!"

"Kalau tidak salah. Di saat pria itu ingin melewati Toko roti, Ada seorang laki-laki dengan Jaket Hoodie hitam keluar dari dalam toko"

"Lalu"

"Pria itu berlari dengan sangat cepat dan berteriak 'AWAS!' Kepada si laki-laki yang baru saja keluar dari dalam toko...Lalu..."

"....."

"Entah bagaimana..Dalam sekejap pria itu...Sudah tergeletak begitu saja. Aku tidak dapat melihatnya dengan jelas. Itu terjadi dengan sangat cepat"

".....Begitu ya..."

Red mendekati tubuh si pencuri dan memeriksa setiap bagian tubuhnya.

"Bagaimana?" Tanya Alisia.

Setelah Red memeriksa keadaan si pencuri, Red dapat menemukan kondisi si pencuri dalam beberapa kondisi berikut-

Matanya terbuka lebar dan bergiling ke atas, Dari mulutnya dia mengeluarkan air liur yang cukup banyak dan di leher bagian depannya dapat terlihat bekas garis besar berwarna merah.

Setelah memeriksa, Red menjawab-

"Kelihatannya dia di serang di bagian leher"

"Lebih rincinya?"

"Dengan 'Lariat'"

"Begitu ya"

Lariat adalah gerakan dimana seseorang berlari ke arah lawan mereka dan menyerang mereka dengan mengulurkan tangan mereka lurus ke depan dan menggerakkannya ke depan ke arah Leher atau area Dada.

"Apa ada lagi ciri-ciri orang itu?" Alisia kembali bertanya kepada seorang saksi.

"Kalau tidak salah...Di saat dia keluar dari toko roti..Dia menyiulkan sebuah lagu"

"(Lagu?) Lagu seperti apa?"

"Hmmmmm...Aku tidak tahu lagu apa itu...Tapi terdengarnya sedikit klasik"

"....Apa seperti ini-"

Alisia memperagakan siulan itu dengan menyiulkan lagu "Eine Kleine Nachtmusik" sebagai asumsinya.

"YA! Seperti itu. Aku heran kenapa kau bisa tahu, Hehe"

Setelah mendapat jawaban, Alisia, Red dan Gold langsung terkejut. Mata mereka terbuka lebar mengetahui sedikit hal tentang orang yang menyerang si pencuri.

Namun, Setelah mereka terkejut untuk beberapa saat..Alisia mulai tertawa.

"He? A-Ada apa?" Tanya heran dan bingung si saksi mata melihat Alisia tertawa begitu saja.

"Tidak~ Tidak ada apa-apa~..Ayo~"

Mereka bertiga pun meninggalkan lokasi tersebut dan kembali jalan menuju Cafe Keluarga Hana.

"E-? M-Maaf...Harus di apakan dia ini?"

"Jika ingin di tinggalkan, Tinggalkan saja. Jika tidak, Ya bawa ke kantor polisi"

"B-Baiklah"

Mereka bertiga pun meninggalkan tempat itu. Setelah berjalan cukup lama akibat kejadian sebelumnya, Mereka pun sampai di Cafe Keluarga Hana.

"A~ Senpai, Selamat datang~ Kalian datang bersamaan hari ini ya~"

Hana menyambut kedatangan mereka bertiga.

"Aa. Hari ini cukup membosankan jadinya kami ingin mampir"

"Begitu ya. Mungkin Senpai harus menemukan kegiatan atau pekerjaan secepatnya, Ehehe~"

"Hmph~ Itu sedang kita urus, Hana~"

"Begitu ya~ Kalau begitu..Di tempat biasa?"

"Tentu. Tempat milik ku, Ok~"

"Dimengerti~"

Hana pun menuntun mereka ke tempat pesanan Alisai, Red dan Gold dimana tempat pesanannya adalah tempat Favorit milik Alisia.

Di luar Cafe di kejauhan. Terlihat ada orang sebelumnya yang sampai sekarang masih mengawasi Alisia, Red dan Gold.

Dari kantung celananya, Handphone miliknya bergetar dan mengeluarkan nada dering yang artinya ada telpon masuk. Dia segera mengangkat panggilan itu-

"Halo, Boss. Ada apa?"

"Apa kau masih mengawasi mereka?"

"Ya. Tentu"

"Dimana mereka sekarang?"

"Di sebuah Cafe di area belakang Distrik perbelanjaan"

"Begitu ya"

"Apa yang harus ku lakukan sekarang, Boss?"

"Tetap awasi mereka! Aku akan segera datang membawa beberapa 'Mainan', Mwehehe~"

"B-Boss...? J-Jangan bilang kalau Boss ingin....-"

"APA?! Jika yang kau maksud 'Balas dendam' Tentu saja aku sangat ingin"

"T-Tapi mereka masih remaja biasa...-"

"Apa seorang remaja perempuan biasa dapat menjatuhkan ku hanya dengan sekali pukul!?"

"T-Tidak..."

"Dan apa seorang remaja biasa dapat menghajar 3 orang sekaligus dalam sekejap begitu saja!?"

"T-Tidak juga...."

"Maka dari itu! Kita jangan meremehkan mereka. Siapa tahu mereka lebih dari itu"

"B-Baik Boss..Oh, Dan omong-omong...Boss...."

"Ada apa?"

"T-Tadi ada pencuri"

"Hmph. Lalu? Apa masalahnya untuk ku?"

"Pencuri itu...Di kalahkan dalam sekali serang"

"APA?! Apa mereka yang melakukannya?"

"B-Bukan, Boss"

"Lalu siapa?"

"A-Aku tidak tahu pasti. Dia memakai Jaket Hoodie hitam dan wajahnya tertutup"

"Aaaarrrrgggghhh!!! Sekarang apa lagi!? Pertama si perempuan bermata satu lalu pemuda serba merah dan sekarang orang berhoodie! Darimana mereka datang sebenarnya!"

"M-Maaf, Boss..."

"Kenapa kau minta maaf!?"

"B-Bukan apa-apa..."

"Haaaaahhh! Kalau begitu terus awasi mereka. Aku akan datang dalam waktu kurang dari 2 jam"

"B-Baik, Boss"

Bossnya pun langsung menutup panggilan. Setelah Bossnya menutup panggilan, Dia kembali dari kejauhan mengamati Alisia, Red dan Gold yang sekarang berada di dalam Cafe Keluarga Hana. Dia memang tidak dapat melihat keberadaan dan apa yang mereka sedang lakukan sekarang di dalam Cafe dari jarak sejauh itu dan yang hanya dia bisa lihat sekarang adalah Bangunan Cafe tersebut tapi dia tahu dan yakin kalau mereka tidak akan kemana-mana.

Di dalam Cafe...

Red kepalanya sedikit melihat kesamping namun matanya seperti berusaha untuk melihat ke belakang dengan hati-hati.

Alisia yang setelah meminum minuman pesanannya bertanya kepada Red-

"Masih disana?"

Red mengangguk untuk menjawab.

"Hmph~" Alisia hanya menyeringai.

Gold kini sedang menutup matanya. Kelihatannya dia berusaha untuk membayangkan sesuatu.

"Kau dapat gambarannya, Gold?" Tanya Alisia.

"Kurang lebih. Aku dapat mengetahui segala struktur Distrik Perbelanjaan dan sepertinya aku tahu tempat 'Dia' berada sekarang ini. Hanya butuh sedikit petunjuk"

"Begitu ya. Kak, Bagaimana?" Tanya Alisia kepada Red.

"10 meter dari sini itu dimana?" Tanya Red kepada Gold.

"Di Toko yang sedang tutup di sana itu" Jawab dan tunjuk Gold kepada Red.

"Kalau begitu, Dia disana" Lanjut dan balas Red pada pertanyaan Alisia sebelumnya.

"Begitu ya~ Hmph~ Kalian memang hebat~ Padahal kita keluarga tapi aku heran kalian memiliki kelebihan unik seperti itu~"

"Ini Cuma pengalaman saja" Ujar Gold.

"Akibat hal yang kita lakukan dari dulu pas SMA, Kita jadi bisa seperti sekarang ini" Lanjut Red.

"Begitu ya~ Coba saja dari dulu aku sering terjun ke lapangan dan tidak di belakang meja terus~"

"Walaupun kau terjun ke lapangan seperti kami, Itu belum tentu juga kau dapat kelebihan unik seperti kami sekarang ini"

"Benar juga sih. Omong-omong, Itu lebih kepada Imajinasi, 'Kan?"

"Nn. Begitulah" Jawab Gold.

"Berarti aku hanya harus meningkatkan imajinasi ku"

"Jangan asal berimajinasi tapi"

"Aku tahu aku tahu~"

Akibat Red dan Gold sering berhadapan dengan orang banyak dan mengalami kejadian yang hampir sama dan serupa sebanyak berkali-kali saat masih SMA dulu, Red dan Gold juga Alisia dapat merasakan keberadaan orang lain yang berada di sekitarnya.

Untuk Red sendiri, Sepertinya hampir seluruh indranya dan kewaspadaannya sangat kuat. Dia dapat merasakan keberadaan seseorang yang sekiranya Membuntuti mereka, Mengawasi mereka, dan Mengincar mereka dari jarak yang sangat jauh. Semua orang (Keluarga dan teman-temannya) sudah mengetahui mengenai kelebihan Red yang seperti ini. Bahkan Indra Pendengar dan Indra Pencium Red juga sangat kuatnya. Terutama matanya dimana Red memiliki pandangan yang sangat luas dan tajam. Red bahkan bisa melihat dengan jelas di saat kedua matanya tertutup berkat indra-indranya yang kuat.

Lalu untuk Gold sendiri, Gold dapat menghafal struktur peta apapun bahkan bangunan dan lainnya hanya dalam sekali lihat dan sekali saja datang atau melewati lokasi dan tempat apa saja. Dalam pikirannya, Dia dapat mensimulasikan atau membayangkan struktur suatu lokasi ataupun tempat apa saja. Ini sangat membantunya untuk mengetahui banyak hal mengenai suatu lokasi atau tempat. Anehnya, Walaupun dia memiliki mata minus Gold dapat melihat dengan tajam setajam Elang. Tapi kelihatannya itu tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama.

"Apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Red.

Alisia meneguk minuman pesanannya lalu menjawab-

"Biarkan saja~ Tapi sepertinya kita tidak bisa lama"

"Aa. Firasat ku mengatakan kalau nanti akan ada banyak orang yang datang"

"Kalau begitu. Kak, Gold..Sepertinya ini adalah 'Olahraga' yang cocok untuk kalian setelah sekian lama~"

Red dan Gold langsung menghela nafas berat dan dalam. Reaksi mereka ini mengatakan kalau ini hal ini cukup "Merepotkan" bagi mereka. Mereka tidak menyangka kalau hari ini akan menjadi seperti ini. Sekejap terlintas di pikiran mereka lebih baik mereka tetap berada di rumah saja.

Alisia kembali meneguk minumannya lalu setelah meminumnya sedikit, Alisia kembali bertanya-

"Menurut kalian akan ada berapa banyak orang?"

"Berapa saja terserah. Mereka juga tidak akan menang" Jawab dengan santai Gold.

"Hmph~ Benar sekali~"

Mereka bertiga pun kembali bersantai dengan memakan dan meminum segala makanan ringan dan minuman yang mereka pesan.

2 Jam pun berlalu. Mengetahui masalah yang ada di luar sekarang..Walaupun belum akan terjadi..Alisia, Red dan Gold kini bersiap-siap untuk kembali pulang.

Hana yang merasa penasaran kenapa mereka bertiga ingin langsung keluar Cafe tidak seperti biasanya langsung menghampiri mereka dan bertanya-

"Tidak biasanya. Tumben senpai ingin langsung pulang"

"Ada 'Pekerjaan' yang harus segera kita selesaikan"

"Hm? Bukannya senpai-senpai tidak punya pekerjaan"

"Sekarang punya"

"Ee???"

"Hana, Jangan keluar Cafe jika tidak ingin terkena bahaya atau tidak suka dengan kekerasan! Tapi~ Jika kau ingin melihat sebuah pertunjukan 'Seni Beladiri Jalanan' kau boleh datang melihat keluar Cafe"

".....Haaah?" Hana sedikit kebingungan.

"Haaaaaaahhh~ Aku harap 'Dia' masih ada disini~ Setelah menghajar pencuri sepertinya dia langsung pulang"

"Eeee...??? Siapa?"

"Mmm~ Tidak. Bukan siapa-siapa~ Lebih tepatnya dengan adanya 'Dia' nanti, Pekerjaan kita bisa menjadi lebih mudah"

"A-....A....Mm...-" Hana masih kebingungan.

"Kalau begitu, Hana...Do'a kan ini hanya berjalan selama kurang dari 5 menit. OK~"

"E..? Mmm? O-Ok...(?)" Hana menjawab dengan bingung.

Setelah itu, Alisia memberikan uang bayaran pesanan mereka kepada Hana lalu mereka bertiga langsung bergegas keluar Cafe.

Setelah keluar dari Cafe, Hana yang masih kebingungan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.

"Apa maksud dari senpai, Ya? Mungkin aku akan memeriksanya dan keluar dari Cafe setelah ini"

Karena rasa penasaran, Hana akan pergi keluar Cafe nanti untuk memastikan maksud dari Alisia.

Alisia, Red dan Gold berjalan dengan tenang dan santai seolah-olah mereka tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Mereka terus berjalan dan berjalan lalu di tengah jalan mereka, Alisia melihat keseliling.

Alisia melihat kondisi terkini di sekitar mereka, Cukup ramai dengan orang dan jalanan di sini cukup luas menyisakan ruang yang sangat luas di sekitar. Alisia kemudian menyeringai dan menghembuskan nafas pelan. Dia kemudian menengok ke arah Red yang berada di samping kanannya dan mengangguk, Di ikuti oleh Red yang juga ikut mengangguk. Alisia kemudian mengengok ke kiri mengangguk ke arah Gold dan Gold juga ikut mengangguk.

Alisia kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu berteriak ke suatu arah-

"BAIKLAH! BERHENTI MENGIKUTI KAMI DAN MARI KITA MULAI ACARANYA!"

Teriakannya yang sangat kencang mengejutkan dan membuat heran orang-orang yang berada di sekitarnya, Begitu juga dengan Hana yang melihat dari kejauhan tidak jauh dari Cafe keluarganya.

Alisia kemudian menunjuk ke suatu arah dan tempat-

"Kau! Yang di sana! Keluarlah!"

Orang yang berhasil di tunjuk oleh Alisia yang bersembunyi di suatu tempat keluar dengan raut wajah yang panik terkejut akan Alisia yang dapat mengetahui kalau selama ini dia mengikuti mereka.

"B-Bagaimana kau bisa tahu?-"

"Tentu saja kami tahu~ Kau sangat tidak berpengalaman~"

"A-Apa?!"

Lalu, Dari arah belakang mereka. Terdengar suara tawa yang cukup besar mengejutkan orang-orang di sekitar namun membuat Alisia menyeringai sombong.

Alisia, Red dan Gold berbalik melihat kebelakang dan mereka dapat menemui seorang pria bertubuh besar yang datang dengan 10 orang yang kelihatan sangat tidak ramah dan kuat.

"Ara~ Akhirnya datang juga" Ucap Alisia dengan sombong dan santainya.

Jarak mereka sekitar beberapa meter jauh dan cukup untuk ancang-acanng berlari nantinya.

"Heh! Apa kau masih mengingat ku?! Mata Satu~"

"Maksud mu orang bodoh yang mencoba memalak ku namun gagal itu..Tentu~"

Perkataan Alisia membuat orang-orang di sekitar kaget keheranan.

Pria bertubuh besar itu raut wajahnya langsung di campur kesal dan malu merasa harga dirinya di injak hanya dari perkataan Alisia. Bagaimana tidak, Dia adalah orang yang di utus oleh Isamu untuk mengurus keamanan Distrik perbelanjaan namun dia justru memalak seorang perempuan dan gagal dalam menjalani aksinya.

Dia pun langsung berteriak membantah dan mengembalikan arus pembicaraan mereka.

"EY! CUKUP! Kalau begitu...Hmhmhmhmhmh~ Oy, Mata satu!"

"Hmmm~ Apa?~"

"Apa kau sudah menyiapkan apa yang Ibu mu ajarkan padamu?~"

"Hoooo~ Aku terkesan kau masih dapat mengingat apa yang di ajarkan Ibu ku kepada ku~ Tapiiiiii~ Sepertinya bukan aku yang akan memperagakannya kali ini~"

"Apa maksud mu?"

"Kau lihat disini. Ada kakak ku di sebelah kiri ku sekarang yang memakai Jaket dan Topi merah dan ada adik ku di sebelah kanan ku yang bertubuh besar ini, Bukan~"

"Jadi mereka adalah kakak dan adik mu ya...Lantas kenapa?!"

"Asal kau tahu saja. Mereka lebih hebat dan lebih kuat daripada aku~"

"Hmph! Hahahahahahahah! Terserahlah! Mau kau atau mau si Merah dan monster besar di samping mu itu, Mereka tidak akan dapat menyayingi kesepuluh petarung andalan yang berhasil ku kumpulkan di 'Markas'"

"Hooooo~"

"Asal kau tahu saja~ Mereka sudah menghabisi banyak sekali orang-orang baik seorang petarung maupun bukan petarung dan mereka tidak pernah kalah di setiap pertarungannya"

"Hooooo~"

"Bagaimana?~ Apa kau ketakutan sekarang?~ Hehehehehe, Mata Satu~"

"Mmmmmmm~ Bagaimana yaaa...Bagaimana menurut kalian?" Tanya Alisia kepada Red dan Gold.

Red dan Gold dengan sombongnya hanya membalas dengan "Hmph" saja merasa tidak peduli.

"Begitu kata mereka~" Lanjut provokasi oleh Alisia.

"K-KALIAN INI!!! APA KALIAN TIDAK TAHU DENGAN SIAPA KALIAN BERHADAPAN SEKARANG INI!?"

Kesal dengan kesantaian Alisia, Red dan Gold..Pria itu langsung melepaskan emosinya dan berteriak.

Dari arah belakang Alisia, Red dan Gold..Orang yang sebelumnya di perintahkan untuk mengawasi mereka langsung berlari ke arah Pria yang bertubuh besar itu mendekatinya lalu memanggilnya "Boss".

"Hooo, Kerja bagus. Apa kau juga ingin ikut bertarung?"

"T-Tidak...Aku belum ada persiapan"

"Hmph! Dasar lemah. Yaa, Terserahlah. Aku sudah memiliki cukup banyak orang di sini. Kau boleh menonton dari belakang bersama ku"

"B-Baik"

"Hmph? Kau tidak ikut juga, 'Boss'?~" Ledek Alisia dengan provokasinya.

"Hmph! Aku akan menikmati menghajar kalian setelah mereka mengurus kalian. Lebih baik kalian bersiap saja karena aku ini cukup kuat juga"

"Tapi bukannya kau kalah dengan ku hanya dengan satu serangan~"

Alisia kembali meledek dan memprovokasi si pria besar itu membuatnya sangat marah dan kehilangan kesabarannya. Dia kemudian langsung memerintahkan kesepuluh orang yang ikut dengannya itu untuk menyerang mereka bertiga.

"SUDAH CUKUP! KALIAN SEMUA, HABISI MEREKA BERTIGA!"

Setelah memberikan perintah kepada kesepuluh orang tersebut, Kesepuluh orang itu langsung maju dengan perlahan mendekati dari jarak yang jauh ke arah Alisia, Red dan Gold.

"Sepertinya sudah di mulai" Ucap Gold.

Alisia mengeluarkan sekotak rokok dari dalam kantung celananya lalu mengambil satu rokok dan menyalakannya dengan Pemantik Api kemudian menghisapnya.

"Apa kalian sudah siap?" Tanya Alisia dengan santainya.

"Dari tadi" Jawab Gold dengan enteng.

"Kalau begitu..Selamat bersenang-senang~"

Red dan Gold pun juga ikut mendekati ke arah sepuluh orang itu dengan perlahan dari jarak yang jauh.

Mereka saling menatap dari jarak yang cukup jauh dan wajah mereka sangat serius.

Orang-orang di sekitar tidak berani menghentikan mereka dan lebih memilih untuk tetap diam sambil menyaksikan mereka. Ini bukan karena mereka menganggap ini sebagai hiburan kekerasan tapi karena mereka takut dan tidak ingin ikut campur.

Di saat Red dan Gold berjalan dengan pelan, Mereka berdua sedikit berbicara-

"Lepas kacamata mu!" Ucap Red.

Gold langsung melepas kacamatanya dan menaruhnya di kotak tempat kacamata miliknya lalu memasukkannya ke dalam kantung jaket miliknya.

"Bagaimana dengan topi mu?" Tanya Gold.

"Pakai atau tidak pakai tidak masalah untuk ku"

"Apa tidak sedikit mengganggu?"

"Tidak"

"Ok"

Sementara itu, Kesepuluh orang itu sedikit mempercepat pergerakan mereka.

Red dan Gold kembali berbicara dan berunding sedikit sebelum mereka terjun dan memulai pertarungan.

"Kau 5 aku 5" Ucap Gold.

"Ok"

Gold memetikan masing-masing jarinya dan menggerakkan kepalanya untuk membunyikan tulang lehernya. Sementara itu Red hanya terdiam seperti biasa bersiap untuk memasuki zona pertempuran dari dalam dirinya.

Lalu, Setelah mereka kira mereka semua dari masing-masing sisi siap, Mereka langsung berlari menghampiri bersiap untuk menyerang.

Alisia dari jauh berteriak kepada Red dan Gold-

"Kalian lupa sesuatu?~"

Red dan Gold membalas dengan teriakan semangat-

"DEMI MASA DEPAN! (Mirai No Tameni, 未来のために)"

Red dan Gold juga langsung berlari menerjang mereka bersepuluh bersiap untuk memasuki area pertempuran.

Kesepuluh orang itu membagi rata menjadi lima-lima masing-masing untuk menyerang dan melawan Red dan Gold.

Mereka berlari dan mendekat semakin dekat..Hingga pada akhirnya..Pertempuran pun terjadi.

Di pertempuran milik Red-

Lima orang medekatinya namun tidak secara bersamaan mereka menyerang Red, Mereka mengirimkan orang pertama untuk melawan Red terlebih dahulu.

Orang pertama berteriak menyerang Red dengan mengangkat tinjunya tinggi di atas udara lalu dengan momentum yang kuat, Dia melemparkan pukulannya ke arah wajah Red. Namun Red dapat menghindari pukulannya yang kuat itu dengan menunduk.

Sekali lagi, Sekarang dengan tangan kirinya, Orang itu berusaha untuk memukul Red dengan sangat kuat namun dapat di hindari oleh Red dengan mudahnya dengan cara mengelak kebelakang sedikit.

Tidak berhenti dari itu, Orang itu langsung melanjutkannya dengan melemparkan tinju kanan lagi dengan cukup kuat namun kali ini dapat di tangkis oleh Red menggunakan tangan kirinya. Tangan kanannya masih di tahan oleh Red dan dengan tangan kirinya dia berusaha untuk menyerang Red namun sekali lagi dapat di tangkis oleh Red.

Berhasil menangkis 2 serangan, Red membalas dengan cara menyerang ke bagian perut orang itu dengan menggunakan lutut kirinya. Serangan itu sangat kuat dan bertenaga membuat orang itu menekukkan badannya ke bawah merasa sakit.

Red tidak berhenti, Red langsung memegang kepala orang itu dengan kedua tangannya dengan sangat erat. Lalu untuk melanjutkan, Red menyerang wajah dan kepala orang itu dengan kedua lututnya secara bergantian.

POW! POW! POW!

Tiga serangan ke wajah dengan lutut mulai dari lutut kiri lalu kanan dan terakhir kiri membuat wajah orang itu mengeluarkan darah dari hidung dan dahinya. Lalu serangan terakhir lutut Red kepada wajah dan kepala pria itu adalah serangan lutut kiri yang sangat kuat.

POW!

Serangan itu membuat tubuh orang itu terangkat dan kembali tegak. Red tidak tinggal diam dan kembali melanjutkan, Red langsung memukul wajahnya dengan Hook kiri dengan sangat kuat membuat orang itu berbelok ke arah kiri dengan sangat cepat, Lalu Red kembali melanjutkan dengan menyerang ke bagian perut orang itu dengan lutut kanannya. Serangan lutut kanannya itu membuat orang itu terjatuh ke atas aspal dengan kedua tangannya menyentuh aspal. Dia berusaha untuk bangkit namun Red melanjutkan dengan serangan penyelesaian-

Red dengan sangat kuat dan penuh dengan tenaga Menendang kepala dan wajah orang itu dengan kaki kirinya seolah-olah dia sedang menyepak sebuah bola. Tendangan itu sangat kuat mengakibatkan beberapa gigi orang itu terpental keluar dan mengeluarkan banyak sekali darah dari hidung dan dahinya. Akibat tendangan itu, Orang itu terpental dan berguling ke arah tendangan Red dan akibat tendangan itu juga, Orang itu langsung tidak sadarkan diri.

Dengan begitu orang pertama selesai.

Lanjut ke orang kedua. Red berencana untuk langsung saja menghabisinya karena Red tahu kalau dengan momentumnya sekarang ini dia dapat mengalahkan orang kedua dalam sekejap.

Orang kedua langsung berlari menghampiri Red dengan sangat cepat. Dia juga berteriak meneriakan "KURANG AJAR!" Kepada Red.

Orang itu menarik tangan kanannya kebelakang untuk mengumpulkan tekanan dan tenaga yang kuat untuk memukul Red. Namun, Dalam sekejap Red langsung menyerang orang itu dengan menggunakan bahu kanannya. Serangan itu adalah "Shoulder Block" dan akibat serangan itu, Orang itu langsung kehilangan momentum pukulannya dan kehilangan semua tenaga di kepalan tangannya.

Red langsung melanjutkan dengan mengangkat lalu menarik tangan kanan orang itu kemudian membantingnya dari atas pundak membuat orang itu terjatuh ke atas aspal dengan sangat keras.

Red langsung memutuskan untuk mengakhirinya.

Red mengangkat kaki kanannya tinggi hingga lututnya sejajar dengan dadanya, Red kemudian dengan segala kekuatan di kaki kanannya menginjak kepala dan wajah orang itu dengan sangat keras dan kuat menyebabkan gigi bagian depan orang itu terlepas dan wajahnya hancur juga mengeluarkan darah. Akibat itu juga, Orang itu langsung tidak sadarkan diri.

Dengan begini, Orang kedua langsung selesai dalam sekejap.

Lanjut ke orang ketiga.

Orang ketiga itu berlari dan mengayunkan berbagai serangan dan pukulan ke arah Red. Hook Kanan dan Hook kiri, Namun sertiap serangannya itu dapat di hindari dengan mudah oleh Red. Red terus mengelak serangan orang itu dengan mundur kebelakang.

Hingga Red kira sudah pada jarak yang dia perkirakan, Serangan orang itu yang selanjutnya langsung di tangkis oleh Red. Red langsung menyerang perut orang itu menggunakan lutut kanannya, Setelah itu Red memegang kepala orang itu kemudian menariknya dan mengayunkannya ke arah belakang Red.

Orang itu di lempar oleh Red dengan sangat kuat membuatnya terbang terlempar ke arah sebuah kotak besar yang terbuat dari kayu.

Orang itu menghantam kotak besar yang terbuat dari kayu itu dan sekaligus mengancurkannya menjadi berkeping-keping. Red mendekati orang itu, Red kemudian mengambil satu papan kayu yang panjang dari kotak kayu yang baru saja hancur tersebut.

Orang itu berusaha untuk bangkit secara perlahan dan penuh kesakitan. Setelah orang itu berhasil bangkit dan sekarang berdiri dengan lututnya yang menyentuh aspal, Hal yang terjadi padanya cukup mengejutkannya.

Di saat orang itu melihat ke atas mencoba untuk melihat kepada seseorang yang datang menghampirinya, Yang dia temui adalah papan kayu yang dengan kuat menghantam wajahnya.

Red mengayunkan dengan kuat papan kayu itu ke wajah orang itu sampai kayu itu patah. Hebatnya, Hanya dalam satu serangan papan kayu itu, Orang itu langsung tidak sadarkan diri. Ini di karenakan Red memiliki kelebihan dengan menggunakan senjata. Red sudah terbiasa menggunakan senjata apa saja jadi senjata atau benda apa saja yang dia pegang lalu dia ayunkan akan sangat mematikan.

Dengan begini orang ketiga juga langsung selesai dalam sekejap.

Lanjut orang keempat.

Orang keempat merasa sangat kesal melihat ketiga temannya kalah begitu saja. Dia langsung berlari ke arah Red bersiap untuk loncat dan menendangnya.

Red masih memegang bekas patahan dari papan kayu sebelumnya. Di saat orang itu berlari sambil berteriak dan bersiap untuk melompat, Red langsung mengayunkan papan kayu yang ada di tangannya tepat di saat orang itu melompat dan tepat juga mengenai wajah orang itu.

Sekejap, Orang itu langsung terjatuh akibat di pukul dengan kayu dan tidak dapat mendarat dengan sempurna. Red langsung melanjutkan sekaligus menyelesaikannya dengan cepat dengan Cara yang sama dengan orang kedua, Yaitu menginjak kepala orang itu dengan sangat kuat hingga tidak sadarkan diri.

Dengan begini, Orang keempat dalam hitungan detik langsung dapat di kalahkan.

Dan sekarang orang kelima. Yang terakhir untuk Red.

Red berencana untuk memperlihatkan kombinasi serangannya kepada orang kelima itu.

Orang itu terdiam dengan wajah dan raut wajah yang sangat kesal. Dia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan penuh kekesalan. Setelah itu, Dia langsung mendekati Red dan bersiap untuk melemparkan pukulan tangan kanan yang kuat ke arah Red.

Namun...

Red lebih cepat.

Red langsung berada di hadapannya dan langsung menyerangnya dengan Hook kiri ke arah wajah orang itu.

Tanpa ada kata berthenti, Red langsung melanjutkan dengan menyerangnya menggunakan Backhand tangan kirinya setelah memukul orang itu dengan Hook kiri barusan. Lanjut lagi, Red langsung mendendang dengan kaki kiri ke arah perut orang itu membuat dia langsung menekukkan tubuhnya kesakitan.

Red langsung melanjutkan dengan cara menyerang wajah dan kepalanya dengan lutut kirinya dengan sangat keras membuat orang itu kembali tegak kembali dan mengeluarkan darah dari hidungnya .

Red masih tidak berhenti dan melanjutkan dengan cara menendangnya dengan "Right Back Spinning Kick" atau dimana Red berputar kebelakang ke arah kanan dan menendang orang itu menggunakan kaki kanannya saat Red berputar.

Orang itu kembali menekukkan tubuhnya akibat di tendang kembali ke bagian perut. Red masih tidak berhenti dan melanjutkan dengan cara memegang kepala bagian belakang orang itu dengan tangan kirinya. Dengan momentum dan tenaga yang sangat kuat, Red membenturkan wajah orang itu ke aspal dengan sangat kuat.

Wajah dan kepala orang itu membentur aspal dengan sangat keras membuatnya mengeluarkan darah dari dahinya dan akibat benturan itu, Kepala orang itu memantul kembali ke atas sekaligus dengan tubuhnya.

Dia kini berdiri menggunakan kedua lututnya. Pandangannya buyar dan matanya tertutup oleh darahnya..Lagi..Red tidak tinggal diam dan tidak berhenti, Red mengambil ancang-ancang menyiapkan untuk serangan berikut sekaligus terakhirnya.

Red menarik tangan kirinya menyamping ke arah kanan. Dia mengepalkan tangan kirinya sejajar dan bersebelahan dengan lehernya. Serangan kali ini terfokus pada siku kirinya. Di saat Red sudah mendapatkan momentum dan tenaga yang cukup, Red berlari ke arah orang itu dari belakang dimana orang itu tidak sadar akan kedatangan Red.

Dengan sekuat dan penuh tenaga, Red menyerang kepala orang itu di bagian kanan menggunakan Siku kirinya. Serangan itu adalah "Back Elbow" atau "Left Back Elbow" dimana Red menyerang kepala seseorang menggunakan siku kiri bagian belakangnya.

Red menyerang kepala bagian kanan orang itu dari belakang dengan Siku kiri bagian belakangnya mengakibatkan orang itu terpental ke arah kiri berkat serangan barusan dan dalam sekejap juga..Orang itu tidak sadarkan diri.

Dengan begini, Kelima orang yang menyerang Red berhasil di kalahkan oleh Red dalam sekejap dan dalam waktu kurang dari 3 menit.

Red masih dalam posisinya setelah mengayunkan siku kirinya ke kepala orang itu. Red berdiri dengan tegak dengan tangan kiri yang terbuka lebar dengan tangannya yang di kepal dengan sangat erat dan kuat.

Red dengan wajahnya yang datar dari tadi saat melawan lima orang barusan, Kini menghembuskan nafasnya banyak melewati mulutnya. Udara hembusan nafasnya itu seolah-olah dapat di lihat oleh orang-orang dan sangat banyak.

Red dengan wajah datarnya, Dia mengangkat kepalanya dengan sombong menandakan kalau dia sudah selesai.

Di pertempuran milik Gold. Di waktu yang bersamaan dengan pertempuran milik Red.

Beda dengan Red, Gold ingin menunjukkan kekuatannya langsung dengan cara menghabisi musuhnya dalam sekejap. Gold terkenal akan kekuatannya yang sangat luar biasa kuatnya, Satu serangannya saja dapat meretakkan dan mematahkan tulang seseorang. Bahkan hanya dengan satu pukulan dan satu tendangan ke dada atau ke perut saja sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya dan membuatnya tidak sadarkan diri tidak perlu mengincar ke kepala.

Pertempuran pertama Gold, Orang pertama langsung berlari menghampiri Gold dengan sangat cepat. Namun, Gold langsung mengehentikannya dengan cara mendendangnya tidak terlalu kuat ke bagian perut. Orang itu langsung menekukkan tubuhnya memegang perutnya kesakitan.

Gold memegang pundak orang itu dan melemparnya pelan ke arah kanan agar orang itu tidak terpental dan terbang akibat lemparannya. Orang itu terlempar ke arah kanan dan masih dapat berdiri tegak. Di belakangnya ada jendela kaca toko yang besar.

Lalu, Tidak tinggal diam Gold langsung menyerangnya dengan sekuat tenaga dengan cara menendangnya menggunakan kaki kanan. Gold mendendang lurus orang itu dengan kaki kanannya menendang langsung kebagian dada dengan sekuat tenaga.

Tendangan kaki kanan yang luar biasa kuatnya ke bagian dada membuat orang itu terpental kebelakang dengan sangat kuat. Orang itu terpental membentur dan menabrak jendela kaca toko yang lebar dan besar. Tubuhnya yang terpental memecahkan jendela kaca itu dan orang itu kini berada di dalam toko tidak sadarkan diri akibat serangan barusan.

Dia langsung tidak sadarkan diri akibat di tendang ke bagian dada. Namun, Tubuhnya yang terpental ke arah jendela kaca dan memecahkan jendela kaca tersebut menambahkan kerusakan kepada tubuhnya.

Orang pertama selesai.

Lanjut kepada orang kedua.

Orang kedua tidak dapat mempercayai apa yang baru saja dia lihat dan dia menjadi sangat kesal.

Dia langsung berlari ke arah Gold penuh dengan amarah dan rasa kesal. Namun naas, Kejadian yang dia alami sangat cepat dan cukup menyakitkannya.

Di saat dia ingin melemparkan serangan kepada Gold, Gold langsung menghajar kepalanya dengan sangat kuat menggunakan tangan kanannya ke bagian kepala sebelah kiri orang itu. Pukulan itu sangat kuat sampai dapat terdengar bunyi tengkorak yang retak.

Akibat pukulan yang sangat kuat dan keras itu, Orang itu langsung terjatuh ke aspal dengan sangat cepat dan sangat keras. Saat kepalanya membentur aspal, Dari bagian kanan kepalanya mengeluarkan darah yang banyak akibat membentur aspal dengan sangat kuat. Bahkan aspalnya juga retak akibat benturan itu..Lebih tepatnya akibat tekanan pukulan milik Gold.

Dengan begini..Dalam sekejap..Orang kedua berhasil di kalahkan.

Gold kembali kepada posisi tegak melihat kedepan ke arah tiga orang yang tersisa dengan sombongnya.

Ketiga orang itu tidak ketakutan. Mereka justru menjadi semakin kesal dan ingin langsung berlari kesana menyerang Gold. Mereka pun memutuskan untuk langsung menyerang Gold bersamaan.

Mengetahui kalau ketiga orang itu ingin menyerangnya secara bersamaan, Gold memutuskan untuk langsung menghabisi mereka dalam sekali serang.

Walaupun kelihatannya mereka ingin langsung menyerang Gold secara bersamaan, Mereka memang lari bersamaan namun kelihatannya mereka berurut untuk giliran menyerang.

Gold bersiap mengambil ancang-ancang. Dia membayangkan gambaran untuk menyerang dan memutuskan serangan dan gerakan seperti apa yang tepat untuk mengabisi mereka dalam sekali serang.

Orang ketiga datang menyerang Gold dengan sangat cepat. Dia mengayunkan pukulannya ke arah Gold dimana Gold dalam sekejap langsung menghindarinya dengan mundur sedikit. Akibat ayunannya yang kuat, Orang itu tidak dapat langsung kembali tegak. Gold mengambil keputusan untuk langsung menyerangnya dalam kondisinya sekarang ini.

Gold menarik tangan kanannya kuat kebelakang lalu dengan sekuat tenaga Gold memukul lurus ke arah dada orang itu dengan sangat kuat.

BAM!

Pukulan ke dada itu dapat terdengar sangat keras dan sangat nyaring. Akibat pukulan ke dada itu, Orang itu mengeluarkan darah yang sangat banyak dari dalam mulutnya dan dalam sekejap dia jatuh ke atas aspal dan tidak sadarkan diri.

Tidak ada kata berhenti, Orang keempat datang berlari ke arah Gold. Namun sekali lagi, Gold lebih cepat. Sebelum orang itu datang menghampiri Gold, Gold berlari ke arah orang itu dengan sangat cepat.

Di tengah larinya, Gold melompat ke arah orang itu dan memberikannya serangan lutut kanan ke arah wajah. Serangan itu adalah "Flying Right Knee" dimana Gold berlari lalu melompat kemudian menyerang orang itu dengan lutut kanan.

Orang itu terpental kebelakang dan jatuh ke atas aspal menyamping. Dia langsung tidak sadarkan diri dalam sekejap begitu saja.

Lalu, Orang kelima sekaligus yang terakhir datang.

Dia berlari sambil berteriak "AWAS KAU!" kepada Gold.

Dia mengayunkan pukulan tangan kanannya ke arah Gold. Namun, Gold dengan mudahnya menunduk menghindari serangan tersebut. Gold kemudian memegang kedua kaki orang itu lalu dengan sekuat tenaga mengangkatnya kebelakang.

Gold melempar orang itu berputar di atas udara ke arah belakangnya. Orang itu terjatuh ke atas tubuh orang keempat yang menyamping. Saat ini orang itu terbaring lurus di atas tubuh orang keempat.

Orang itu melihat ke atas dan yang dia lihat adalah sebuah Kaki yang dengan sangat kuat penuh tenaga menginjaknya langsung.

Dapat terdengar bunyi leher yang patah akibat posisinya yang tidak lurus dan bengkok seperti sebuah panah dan akibat injakan Gold yang sangat kuat dan memaksa sehingga lehernya patah dan kepala bagian belakangnya membentur aspal.

Dia langsung tidak sadarkan diri. Untungnya dia tidak mati akibat leher patah.

Dengan begini..Hanya dalam hitungan kurang dari 1 menit..Gold dapat menghabisi lima orang yang menyerangnya secara bersamaan.

Gold mengambil kembali kotak kacamatanya kemudian mengambil kembali kacamatnya lalu memakainya. Gold membalikkan tubuhnya menghadap lurus ke arah pria bertubuh besar dengan sombongnya.

Gold kemudian mengatakan-

"Easy One!" Gold langsung menghembuskan nafasnya sedikit keluar dari hidungnya.

Selesai..

Pertempuran 2 vs 10 selesai dalam waktu kurang dari 3 menit.

Rekor Red adalah 2 menit dan Rekor Gold adalah kurang dari semenit atau mendekati semenit.

Orang-orang di buat tidak percaya dengan apa yang mereka lihat..Begitu juga si pria bertubuh besar.

Pria bertubuh besar itu membuka matanya lebar-lebar dan mulutnya ternganga mengucapkan-

"MUS...TAHIL...Mus...Tahil...Apa...Apa...Apa-apaan...Ini.....??? Tidak...Mungkin???"

Dia sangat terkejut dan tubuhnya terkaku diam, Namun kakinya bergemetar.

"B-Boss....."

Anak buah di sebelahnya merinding ketakutan. Dia tidak dapat mempercayai apa yang baru saja dia saksikan di hadapannya.

Kesepuluh orang yang di kenal sebagai kesepuluh anggota petarung yang sangat kuat di kelompok Isamu..Di kalahkan dalam sekejap dalam kurun waktu kurang dari 3 menit. Bagaimana Si pria besar dan anak buahnya tidak kaget.

Untuk orang-orang di sekitar, Mereka lebih terkejut karna 2 orang dapat menang melawan 10 orang dalam sekejap mata.

Orang-orang terdiam.

Mereka tidak dapat bereaksi apa-apa.

Banyak yang menganga.

Banyak yang membuka mata mereka lebar-lebar.

Mereka tidak tahu harus bereaksi apa.

Jauh di belakang Red dan Gold, Alisia baru saja selesai menghabisi rokoknya yang pertama dia nyalakan sebelum pertempuran di mulai. Alisia mendekati Red dan Gold dimana Red dan Gold langsung mendekati Alisia dan berdiri di sampingnya.

Alisia menyeringai sombong menatap ke arah si pria besar.

Senyuman sombong Alisia itu membuat pria besar itu terprovokasi.

"Jadi...Ini kah kesepuluh orang yang kuat itu...Mereka 'Lemah'. Hmph~"

"K-KURANG AJAR!!!"

"Hoooooo~"

"AKU AKAN MENGHABISI KALIAN SENDIRI!!!"

Pria bertubuh besar itu langsung berlari ke arah Alisia. Dia berteriak sangat keras dan berlari dengan sangat cepat untuk orang seukuran tubuhnya.

"Gold" Panggil Alisia.

"Hm?" Jawab dan tanya Gold.

"Ambil alih untuk ku!"

"Mudah"

Gold maju kedepan bersiap menghadang sekaligus menghajar pria itu.

Dari dalam kantung celananya, Alisia melemparkan Brass Knuckle/Knuckle Duster ke arah Gold dimana Gold menangkapnya dengan satu tangan lalu memakainya di tangan kanannya.

"RWAAAAAAAAARRRRRRGGGGHHHH!!!"

Teriak si pria penuh dengan amarah.

"Ini dia datang bantengnya~" Ledek Alisia di saat pria itu sudah hampir dekat.

Gold mengambil ancang-ancang untuk pukulannya.

"RWAAAAAAAAARRRRRRGGGGHHHH!!!"

Pria itu berteriak dan jarak antar mereka semakin dekat.

"3..." Gold menghitung mundur.

"AAAAAAAAARRRRRRGGGGHHHH!!!"

"2..."

"AWAS KAUUUUUU!!!!"

Pria itu berteriak sambil mengangkat tinjunya.

Gold menajamkan matanya sangat tajam.

Lalu mereka berdua melemparkan tinju kanan mereka bersamaan.

Semua orang melihat duel itu dengan sangat teliti dan seksama.

Semua menganga...

Semua mata terbuka lebar tertuju pada mereka...

Lalu...Datanglah penentunya...

"Boom!" Ucap Red pelan.

BAAAAAMMMM!

Bunyi dari pukulan yang sangat kuat dan sangat keras dapat di dengar dan menggema ke seluruh area sekitar. Suaranya sangat keras seolah-olah langsung meretakkan langit dan menghembuskan udara di sekitar.

Siapa yang terpukul?

Dan siapa yang memukul?

Dapat terlihat ada wajah yang langsung rusak menyentuh aspal yang retak akibat tekanan dari pukulan barusan.

Dia terbaring lemas tidak berdaya dan tidak sadarkan diri.

Yang jatuh tidak lain dan tidak bukan adalah Si Pria bertubuh besar yang menjadi Boss yang mengurus Distrik perbelanjaan Kota J.

Semua orang terkejut dengan hasilnya. Mereka semua tahu kalau dia sangat kuat namun langsung di kalahkan dalam sekejap dan hanya dengan satu pukulan oleh Gold.

Gold berdiri dan menegakkan badannya melihat kebawah merendahkan si pria dengan tatapannya yang sinis dan merendahkan.

"1!"

Ucap Gold pelan sekaligus mengakhiri hitung mundurnya.

"T-Tidak...Mungkin...!?"

Anak buah si pria yang tersisa yang sebelumnya bertugas untuk mengawasi mereka bertiga jatuh ke atas aspal berdiri dengan kedua lututnya merinding ketakuan tidak dapat percaya dengan apa yang dia lihat.

Boss yang selama ini dia kenal sangat kuat kalah di hadapannya hanya dengan satu serangan.

Alisia menyeringai dan berkata-

"Bagaimana kalau kau tidur saja dan bermimpi. Mungkin mimpi mu tetap saja sama..Kalah melawan kami"

Gold melemparkan kembali Brass Knuckle/Knuckle Duster milik Alisia kepada Alisia dimana Alisia langsung mengangkapnya dengan satu tangan dan menaruhnya kembali kedalam kantung celananya.

Gold kembali ke samping kanan Alisia, Berdiri tegak di sana mengintimidasi.

Alisia melihat ke arah anak buah pria bertubuh besar ini lalu berkata dengan berteriak ke arahnya-

"Sampaikan pesan ku kepada 'Boss Besar' mu!"

"A-Apa...?"

"Katakan padanya, 'Masa Depan akan datang menghampiri mu'"

"B-Baik..."

Orang itu langsung lari terbirit-birit berusaha meninggalkan tempat ini (Distrik Perbelanjaan) menuju ke suatu tempat.

Alisia, Red dan Gold berdiri tegak bertiga. Mereka melihat ke seliling dimana mereka dapat melihat orang-orang yang melihat dan memandang ke arah mereka langsung dengan wajah dan tatapan kagum juga tidak percaya.

Hana dari jauh juga menyaksikan pertarungan tersebut. Dia bergemetar dan matanya bersniar cerah mengatakan "Luar biasa" merasa kagum dan kaget atas kekuatan Red dan Gold sekaligus kekerenan Alisia.

Alisia kemudian membelokkan badannya di ikuti oleh Red dan Gold. Mereka kemudian berjalan dengan langkah yang pasti meninggalkan tempat ini.

Alisia mengangkat tangan kanannya rendah di udara lalu mengucapkan-

"Arrivederci! Ciao!"

avataravatar
Next chapter