Selamat membaca📖
Aletta terbangun dari tidur nya, masih mengenakan seragam nya saat ospek tadi. Kasihan papi harus gendong Letta, padahal Letta kan gendut_Aletta bergumam sendiri menatap pintu kamar nya.
Aletta baru Sana terbangun dari tidur nya sepulang dari ospek tadi.
Aletta segera bangkit dari posisi tidur nya berjalan gontai kearah pintu. dalam keadaan setengah sadar Aletta membuka pintu dengan malas, berjalan pun dengan malas menuju lantai 1.
"Sudah bangun? " Sapaan itu terdengar oleh Aletta saat menuruni anak tangga. Aletta yang masih setengah sadar hanya menjawab dengan deheman sambil mengucek mata nya malas.
Aletta menoleh pada meja yang sudah di penuhi makan malam, ayah nya memang yang terbaik dalam segala hal.
Aletta memegang perut nya yang sudah lapar, dengan langkah ogah ogahan Aletta berjalan kearah wastafel, mencuci muka nya. Karena tidak mungkin ia tidak cuci muka saat makan, bisa bisa ia di goda ayah nya dan berakhir dengan ia merajuk, jika ia merajuk itu arti nya tidak makan. Tidak lucu, perut nya benar-benar lapar sekarang ini.
"Ayo makan! " Aksa, duduk di hadapan Aletta, di meja berbentuk bundar dengan hidangan makan malam yang cukup berat. Itu tak masalah bagi Aletta.
Tak memakan waktu lama kedua nya selesai, dan berakhir dengan sesi cuci piring berdua.
Cup...
"Good night pi!" ucap Aletta setelah mengecup pipi kiri Aksa.
"good night baby!" balas Aksa mengecup kening Aletta penuh kelembutan yang nyata. Kasih sayang tak di tutup tutupi barang sedikit pun.
tatapan lembut penuh cinta dan kasih sayang, terlihat begitu menyenangkan dan sangat indah di mata Aletta, terlebih saat Aksa menatap Aletta dengan penuh puja.
"mimpi indah!" Lanjut Aksa mengusap puncak kepala Aletta.
Aletta kembali ke kamar milik nya, Aletta meraih handuk nya, memasuki kamar mandi.
20 menit kemudian, Aletta sudah berada di kamar nya ia berniat tidur setelah mandi, agar tidak lengket dan lebih nyaman saat tidur. namun bukan nya nyaman ia malah terjaga, dengan mata nyalang. ia merasa udara semakin dingin dan mulai menusuk kulit nya. Aletta merebahkan tubuh nya berniat tidur.
5 menit berlalu, Aletta semakin tak bisa tidur, mungkin efek dari ia tidur terlalu lama tadi.
"Ihhh... Letta capek tau... Tapi kanapa ngga bisa bobok sih! " Aletta kesal sendiri sambil mengacak acak rambutnya kesal.
di tengah rasa frustasi nya, tiba tiba sebuah ide terlintas di kepala cantik nya, sebuah nama muncul di kepala nya. Papi.
Langsung saja dengan gerakan cepat Aletta bangkit, dengan semangat ia meraih handle pintu kamar ayah nya, namun begitu pintu terbuka, semua nya tidak sesuai harapan nya, Aletta tidak mendapati Aksa tidak di tempat tidur. Aletta kembali lesu.
"Papi lagi mandi ya?" Ia bergumam pada diri nya sendiri.
Aletta memilih duduk sejenak, mungkin sebentar lagi ayah nya akan selesai, namun setelah beberapa saat menunggu namun sang ayah, Aksa tak kunjung keluar.
Aletta melangkah malas menuju pintu kamar mandi milik aksa.
"Papi! " Panggil nya malas sambil menggedor, suara nya mulai serak karena sudah lelah dan ingin tidur tapi malah tidak bisa.
Tak ada sahutan dari dalam kamar mandi.
Papi tidur ya di kamar mandi? _ gumam nya kesal.
"Pi... " Suara Aletta sedikit lebih keras memanggil sambil sedikit merengek.
Masih belum.
"Papi.... " Kali ini Aletta benar-benar kesal dan merengek seperti anak kecil sambil teriakan kesal.
"Ya sayang! " Akhir nya ada sahutan dari balik pintu berwarna coklat tua itu.
Tapi Aletta masih belum puas dengan jawaban Aksa.
"Papi.... "Aletta kembali merengek sambil memukul mukul pintu kamar mandi semakin keras.
" Iya iya... Sebentar sayang" Akhir nya jawaban yang paling di ingin kan nya terdengar. Aletta tersenyum lalu bersandar pada dinding yang bersisian dengan pintu kamar mandi.
"Papi!... " Rengek Aletta lagi setelah menunggu beberpa saat namun tidak ada tanda tanda Aksa akan keluar.
dengan kesal, ia berjalan menghentak hentak kan kaki nya menuju tempat tidur milik sang ayah, dengan wajah masam dan tangan terlipat di dada tanda ia kesal.
" Kenapa sayang? " Pertanyaan Aksa menyita perhatian Aletta yang semula nya mentap lantai dengan kesal.
"Papi kenapa ngga pake baju? " Teriak Aletta nyaring, kaget akan tubuh bagian atas yang begitu indah, terlebih lagi hanya ada handuk di sana sebagai pelindung utama.
"Papi kan habis mandi! " Ujar Aksa mengingat kan Aletta.
Aletta melihat Aksa berjalan kearah lemari, terlihat memilih pakaian nya.
"Menghadap sana! " Suruh Aksa menunjuk dinding yang ada di belakang Aletta.
Aletta membalik kan tubuh nya memunggungi Aksa sambil terus bersungut-sungut.
Begitu memunggungi sang ayah, Aletta menutupi wajah nya yang terasa panas dan seperti terbakar sangking malu nya. Bagimana tidak malu, ia mengagumi bentuk tubuh Aksa, betapa indah nya perut kotak kota dan dada bidang sang ayah. Begitu keras dan liat.
"Aku ingin mengigit nya! " Guamam Aletta dalam hati tentunya.
Sedetik kemudian Aletta tersadar langsung menampar pipi nya pelan agar tersadar dari lamunan nya.
Aletta benar benar malu, padahal ini bukan kali pertama melihat Aksa telanjang dada, bahkan, dulu ia sering mandi bersama Aksa. Tapi, dulu itu kapan ya? Aletta hampir lupa, mungkin saat usia Aletta 10 atau 11 tahun.
Omg... Itu sudah sangat lawas...
Aletta kembali merona, namun tiba tiba ia di kaget kan dengan tangan dingin yang menyentuh pipi nya.
"Papi! " Aletta terkejut bukan main.
"Kenapa sayang? Wajah mu merah sekali! " Tanya Aksa menangkupkan telapak tangan dingin nya ke dua sisi pipi nya. Itu salah, Aletta semakin merona.
"Letta... " Aletta bingung harus menjawab apa, tidak mungkin ia bilang bahwa ia telah mengagumi tubuh ayah nya.
"Letta... "
"Kamu kenapa sayang? Apa kamu sakit? " Tanya Aksa cemas menatap wajah Aletta dengan seksama.
"Hem.. Badan Aletta sakit semua, Aletta ngga bisa tidur pi, maka nya kesini. Eh papi mandi nya lama! " Akhir nya Aletta teringat tujuan utama dia datang ke kamar sang ayah dan berhasil menyelamatkan nya dari rasa malu.
"Sayang papi... Mau papi pijitin? " Tanya Aksa membaringkan sosok Aletta ke sisi tempat tidur yang biasa nya kosong.
Aletta menggeleng, kemudian berkata.
" Ngga perlu pi, Letta cuma mau tidur di peluk papi, biar Letta bisa tidur dengan nyenyak, itu sudah cukup! " Jawab Aletta menyembunyikan wajahnya di dada Aksa. Tangan mungil nya memeluk tubuh sang ayah kuat.
" Baiklah, sesuai keinginan tuan putri!" Balas Aksa membalas pelukan Aletta.
Senyum Aletta kian mengembang saat ia merasakan tangan kiri ayah nya mengelus kepala Aletta dengan sayang, Menina bobok kan Aletta. Benar saja Aletta langsung terlelap dalam tidur nya hanya dalam hitungan menit, bahkan tidak sampai 3 menit.
Dan tak lama kemudian, Aksa menyusul Aletta ke alam mimpi.
TBC
Note: di bab 8 itu fokus ke aksa, bab 9 fokus ke Aletta jadi bab 8 dan 9 tidak sama ya...
Revisi 9 Januari 2021...
jika masih ada kesalahan jangan lupa comen ya gaess
(^з^)-Chu!!