Setelah selesai mengirimkan e-mail kepada X, perasaan menjadi tidak enak. Tiba-tiba teringat mama: Cynthia Irena Luwina. Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Sudah berapa lama mama pergi dan kapan ia kembali? Jangan-jangan, dia sedang berada dalam perjalanan ke sini, sehingga berbahaya untuk ngai dan Jia Zhen!
"Nah, Jia Zhen, cece kembalikan ponsel ini ke nyi. Kamsia toto ya, Didi," kata ngai padanya.
Jia Zhen tampak heran, akan tetapi diambilnya juga. "Comai, Ce? Tidak mengecek surat elektronik yang lain? Siapa tahu, X sudah mengirimkan balasan?" tanya adik ngai itu.
Ngai menggeleng. Rupanya Jia Zhen tetap menuntut penjelasana. Baiklah, kalau begini ngai harus mengatakan apa yang menjadi keberatan, sehingga tak salah kaprah.
"Feeling cece, sebentar lagi mama datang. Kita harus berpura-pura tidak melakukan sesuatu dan bersikap normal, kalau tidak habislah. Ngai tidak mau kita berdua kena celaka," jawab ngai.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com