1 PROLOG

"Tolonggg . . . . tolonggggg  . . . . . tolonggggg hiks hiks.....!"

Di tengah malam cuacanya sedang hujan, sepi, tidak ada seorang pun.

Stella Anggraini gadis remaja yang berusia 19 tahun sedang duduk di halte bus. Di liat gadis itu duduk sambil melamun, tapi tiba-tiba ada tiga pria asing dalam keadaan mabuk menghampiri gadis itu yang sedang melamun.

Sepertinya ketiga pria itu mau berbuat jahat, gadis itu ketakutan, tubuhnya gemetar sembari memeluk tubuhnya sendiri. Ia meminta pertolongan pada siapa pun yang ada orang lewat di halte  yang sepi itu.

"Hahahahaha! Berteriak lah hai ladies hahahaha! Nggak ada orang yang akan menolong mu. Sebaiknya berikan tas mu pada kami." Ujar pria yang beratato, lalu kedua pria lainnya mencekal lengan gadis itu.

"Tolong jangan sentuh aku . . . Jangan sakiti aku. Aku mohon lepasin tanganku, hiks hiks." Gadis itu merengek sembari menangis terisak meminta di lepasin tangannya, tapi cekalan kedua pria itu makin erat, erat semakin erat, dan pria satunya merobek baju gadis itu.

Kreeeekkkk

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik

Bugh bugh

Tiba-tiba ada pria remaja berusia 20 tahun datang menolongnya. Lalu memukuli tiga pria itu satu persatu dengan di bantu oleh sahabat-sahabatnya.

Gadis yang bernama 'Stella' tadi masih ketakutan, duduk memeluk lututnya ke palanya menunduk ke bawah sembari terisak.

Pria yang menolongnya tadi menghampiri gadis itu. Menyentuh pundaknya, Stella terkejut, ia masih ketakutan.

"Tenang! Tenang Nona, jangan takut, gue nggak akan menyakiti lo. Rumah lo dimana? Biar gue antar lo pulang!" Ujar Rey.

Tapi Stella menggelengkan kepalanya, sembari terisak karena dia bingung mau pergi kemana?

"Nama lo siapa? dan lo tinggal dimana?" Kembali Reyneis bertanya. Namun, Stella masih tetap bungkam.

Kemudian Reynies mengajak gadis itu berdiri untuk masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu Reynies menghampiri ke empat sahabatnya tadi. Bahwa, dia mau cabut duluan. Akhirnya Reynies melajukan mobilnya menuju kearah apartment.

Di perjalanan hening tidak ada pembicaraan, sibuk dengan pemikiran masing-masing. Stella diam, menatap pemandangan di luar jendela. Rey pun hening fokus menyetir. Setelah sampai di lobby apartment, Rey turun membukakan pintu untuk Stella. Mereka masuk kedalam lift.

Pintu lift terbuka, Rey mengajak Stella keluar menuju pintu apartement. Rey menekan password pintu apartmentnya. Rey menyuruh Stella masuk kedalam apartment dan duduk di sofa. Reyneis mengambil air putih buat Stella. Di sodorkannya segelas air putih dingin yang di ambil dari kulkas, "Minumlah," kata Rey.

Stella menerimanya, "terima kasih," ujar Stella. kemudian dia meminumnya sampai tandas.

"Siapa nama lo?" Kembali Reyneis bertanya.

"Aku Stella Anggraini," jawab Stella sembari mengulurkan tangan.

Rey memyambutnya. "Oh! Stella nama yg bagus. Gue Reyneis Bastian Digantara biasa dipanggil Rey."

"Oh ya, kenapa lo malam-malam ada di halte? Lo tinggal dimana?"

"Aku tinggal di Kapuk Mutiara, aku lagi ada problem, dan aku di pecat dari pekerjaan karena bolos tanpa keterangan," ujar Stella.

Rey cuma berdehem sembari menatap wajah Stella terus. Namun, beberapa detik kemudian Rey mendekati Stella.  Tiba-tiba Rey mencium Stella. Stella terkejut, matanya terbelalak, lantas ia mendorong dada Rey. Lalu.

Plak

Stella menamparnya. Rey tersenyum sinis dan mengabaikan rasa panas di pipinya. "Stella lo sangat cantik, dan gue tertarik sama lo. Malam ini lo harus menjadi milik gue," bisik Rey.

Kemudian Rey kembali menciumnya, ciumannya semakin dalam sampai ke abisan nafas. Stella masih memberontak. Tentu saja Stella kalah dengan tenaganya Rey. Reyneis melepas ciumannya, menatap wajah Stella yang tersenggal-senggal. Dadanya naik turun, Rey kembali menciumnya, sampai lidahnya menari-nari di dalam rongga mulut Stella. Ciumannya turun ke rahang Stella, ke leher, mencecapnya kecil-kecil sampai warna ke unguan.

Stella memejamkan matanya, ia menangis. Kenapa ia begitu lemah nggak bisa melawan Rey? Stella sudah pasrah, jika melawan ia akan tetap kalah.

Di dalam ruang tamu apartement hening hanya ada suara desahan Stella. Entah apa yang akan di lakukan oleh kedua anak cucu adam itu?

                       

                 

                       

                               

BERSAMBUNG

avataravatar
Next chapter