8 Heboh

Ketika Hayati sedang sibuk mengunyah sarapannya, tiba-tiba ada suara ketuk pintu.

'Tok'Tok'Tok....

"Assalamu'alaikum..." Suara yang sudah tidak asing lagi di telinga Hayati.

Hayati membuka pintu dan menjawab salam tersebut.

"Waalaikumsalam.."

"Sudah siap, Hayati?" tanya Akbar.

"Sudah, kamu yakin berangkat denganku?" tanya Hayati memastikan.

"Iya, mau tidak mau harus gitu," jawab Akbar santai.

"Kenapa kamu gak menolak saja sih, permintaan Mama. Aku bisa naik taksi,"

Belum sempat Hayati melanjutkan pembicaraannya dengan Akbar, mama Hana berkata.

"Akbar sudah datang, ayo masuk dulu."

"Terimakasih Ma," ucap Akbar dan tanpa ragu dia masuk ke rumah Hayati.

"Kamu sarapan dulu ya," ucap mama Hana.

"Iya," jawab Akbar.

Mama Hana kemudian menyiapkan roti di olesi selai coklat dan segelas susu untuk Akbar.

"Tidak usah repot-repot, Ma." Akbar berkata sembari duduk di kursi.

"Tidak repot kok," jawab mama Hana.

"Iya deh, menantu kesayangan selalu di manja." Hayati berdiri dengan wajah meledek.

"Kamu duduk juga dong, Hayati," ucap Akbar mempersilahkan.

"Aku tunggu di depan saja, aku sudah sarapan tadi." Hayati berlalu pergi.

Meski Hayati menunggu di depan teras, namun Akbar masih tetap saja melanjutkan makannya. Dia begitu menikmati roti selai coklatnya, coklat kesukaannya.

"Akbar, cepetan. Nanti kita terlambat.!" Seru Hayati dari teras depan.

"Iya," jawab Akbar dengan teriakan.

"Akbar berangkat dulu, Ma." Akbar menjabat tangan Mama Hana.

"Iya, Hati-hati." Mama Hana mengantarkan Akbar sampai di teras.

Akbar masih tetap mengunyah rotinya dan dia juga masih memegang sehelai roti.

"Habiskan dulu rotinya.!" Perintah Hayati.

"Iya." Dengan cepat Akbar memakan rotinya.

Setelah semua roti telah habis di kunyah, Akbar kembali pamit.

"Assalamu'alaikum, Ma."

"Waalaikumsalam, bye.." Mama Hana melambaikan tangan saat mereka sudah berlalu pergi.

Suasana di atas sepeda motor semakin sunyi dan sepi, kemudian Akbar bertanya.

"Kamu mau turun di mana?"

"Aku turun di samping sekolah saja, kira-kira seratus meter gitu. Nanti kalau fans-fansmu tahu, aku di bully lagi." Hayati menjawab sembari membenarkan posisi duduknya.

"Kamu tenang saja, aku juga tidak mau hal itu terjadi. Nanti citra namaku tercemar," jawab Akbar yang masih tetap saja fokus menyetir.

"Baiklah, kalau kamu juga setuju akan keputusanku."

Setelah obrolan itu terjadi, mereka diam kembali. Hingga mereka sampai di seratus meter dari sekolah.

"Terimakasih," ucap Hayati. Hayati turun dari sepeda motor Akbar dengan pelan, Hayati menoleh ke arah kiri dan kanan. Hayati berharap tidak ada satupun yang melihat mereka berdua.

"You, Sama-sama." Akbar berlalu pergi.

Hayati melangkahkan kakinya pelan, dia bahagia sebab tidak ada yang mengetahui akan hal itu.

"Tumben jalan kaki." Suara Marwah mengagetkan Hayati.

"Iyaa..... Biar sehat." Hayati menjawab gugup.

'Kira-kira, Marwah tahu gak ya? Kalau aku tadi boncengan sama Akbar.' Hayati berpikir panjang, sehingga dia tidak sadar bahwa Marwah sudah bercerita panjang lebar.

"Apa?" tanya Hayati saat dia tersadar.

"Itu tuh, Sofia. Tumben tadi pagi jam 06.30 sudah WA aku, katanya berangkat ke sekolah duluan. Padahal dia sendiri biasanya berangkat jam 06.50, kadang telat." Marwah sedikit kesal.

"Mungkin dia mau belajar jadi murid teladan, kalau dia rajin Alhamdulillah dong."

"Iya juga sih."

Marwah dan Hayati berjalan menuju kelas, Hayati sedikit lega. Hayati bahagia karena tidak satupun temannya yang tahu akan kejadian tadi.

"Itu Hayati," ucap salah satu teman Hayati.

Hayati dan Marwah tertegun, dia tidak tahu apa yang sedang teman-temannya bicarakan.

"Ada apa?" tanya Hayati kepada Sinta, teman sekelasnya.

"Kamu belum lihat yang lagi trending di youtube?" Belum sempat Hayati menjawab, tiba-tiba semua teman-temannya mendekat dan bertanya.

"Ada hubungan apa antara kamu dan Akbar?" tanya salah satu teman, sedangkan teman yang lain juga sibuk bertanya.

"Kalian sering bertengkar kenapa bisa hari ini berangkat bersama?"

Begitu banyak suara yang di dengar oleh Hayati, Hayati pusing dan berlalu dari mereka semua. Hayati masih terus saja kepikiran yang di bahas teman-temannya, Hayati yang masih bingung? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Lihat, Hayati." Sofia memberikan handphonenya yang sudah terhubung dengan youtube.

Hayati kaget melihat cuplikan vidio itu, ternyata isi dari vidio tersebut adalah Hayati dan Akbar yang ketahuan salah satu temannya berboncengan. Salah satu teman yang dikenal bernama Rara, Rara sengaja membuat vidio agar viral.

Hayati berjalan mencari Rara, agar Rara bersedia menghapus vidionya itu. Akan tetapi, Reva datang menghampiri.

"Kenapa kamu bisa boncengan sama Akbar, Hah.!" Seru Reva. Hayati hanya terdiam, fikirannya masih tetap fokus mencari Rara.

Reva yang diperlakukan tidak enak oleh Hayati, langsung saja berkata.

"Aku ini sedang bicara sama kamu, kamu dengar apa tuli?"

Hayati tetap saja mengabaikan, baru setelah Reva mendorong badannya. Hayati tersadar.

"Aku tidak ada apa-apa sama Akbar, tenang saja. Aku tidak akan mengambilnya dari mu." Hayati berlalu pergi.

"Jangan kabur kamu, aku belum selesai bicara," ucap Reva dan mengikuti Hayati dari belakang.

Hayati masih sibuk mencari Rara, matanya fokus melihat kanan dan kiri. Hayati bertanya sama teman-temannya, dibantu oleh Marwah dan Sofia.

"Lihat Rara, gak?" tanya Hayati.

"Tidak ada," jawab Lidia.

Semuanya sudah di tanyakan, hingga Sofia berkata.

"Percuma mencari Rara, aku tadi tanya sama sahabatnya. Rara sudah bolos dari Sekolah, mungkin dia mengerti kalau dia akan dicari."

"Bagaimana sudah?" tanya Marwah.

"Mau bagaimana lagi, terpaksa dibiarkan saja." Hayati sudah lelah, Hayati harus kuat. Walaupun satu sekolah sekarang yang menjadi trending topik itu Hayati dan Akbar.

"Kamu sudah lihat di youtube?" tanya Akbar ketika dia bertemu di kelas.

"Aku sudah tahu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Rara sudah bolos, jadi vidionya tidak bisa di hapus." Hayati tidak begitu semangat.

Tidak hanya itu, Rara semakin ngelunjak. Vidio itu juga di unggah di grup sekolah.

"Kamu gak mau usaha lagi, agar Rara menghapus vidionya?" tanya Sofia.

"Percuma juga, aku sudah lelah." Hayati mulain tertunduk di atas meja.

"Kamu yang sabar," ucap Marwah sembari mengelus-elus Hayati.

"Makasih, ya. Kalian selalu ada untuk ku." Hayati memeluk kedua sahabatnya.

"Iya, sama-sama. Kita sebagai sahabat harus saling menguatkan, ayo semangat.!!!" Sofia memberikan semangat.

Bel pun berbunyi, semua siswa dan siswi masuk ke kelasnya masing-masing. Sebentar lagi mata pejalaran akan dimulai, akan tetapi Hayati masih tetap dalam lamunan.

'Kapan vidio itu akan terhapus? Seluruh sekolah sudah banyak nonton. Aku harus bagaimana?' gumam Hayati.

Sekarang, tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia terdiam dan mencoba untuk fokus ke pelajaran yang di berikan oleh guru.

'Akbar sangat santai, apakah dia tidak tahu? Kalau vidio kita berdua lagi viral?' Gumam Hayati untuk terakhir kalinya, setelah itu dia lanjut mendengarkan keterangan demi keterangan yang di sampaikan oleh guru biologi bernama Nadia.

avataravatar
Next chapter