3 Bertemu teman baru

Qi tingyi,, berjalan memasuki pusat kota, namun kini langkanya semakin lambat,

rasa sakit di tubuhnya sudah mulai di rasakannya mungkin pengaru Alkohol kini perlahan hilang darinya,,

Namun ada yang lebih sakit di bandingan semua memar di tubuhnya,, hatinya yang

bagaikan hancur berkeping-keping.

tingyi duduk di halte bus, duduk membisu termenung, mengingat takdir begitu kejam padanya,

di hianati oleh pria yang sangat di cintainya,,

dia sudah menorbankan segalahnya , mengubah penampilan, cara bersikap, yang sangat feminim, meniggalkan kebiasaannya yang terbilang sangat tomboy..

menyayangi kekasihnya sepenu jiwa,.

tingyi selalu menuruti apa yang di katakan, yang di minta sang kekasih,.

hanya satu permintaan yang tidak di penuhi olehnya, karna baginya itu akan di lakukan di malam pengantin mereka, yang pasti akan menjadi satu kehormatan baginya memberikan pada suami Sah nya,.

Tapi Apa yang terjadi ternyata selama ini kekasinya mendapatkan itu dari wanita lain,, yang tak lain adalah sahabat yang sangat di sayanginya, menganggapx sebagai kk kandungya sendri.

karna tingyi hanya memiliki adik lelaki yang saat ini sedang kulia Amerika.

sedangkan sang ibu telah meniggal di saat dia duduk di bangku kulia. karna penyakit leokimia...

sejak kematian ibunya setiap hari sang ayah menyibukan diri di kantor, pulang sudah sangat larut malam.

membuat dia kesepian ,dan sering membawa linlin ke rumahnya...

Bahkan setelah semua kebenaran terungkap, orang satu-satux harapan tingyi, tidak percaya terhadapx dan lebih memetingkan bisnis dan martabat di banding perasaan putrix sendri.

bukankan itu gila..

orang tua lebih memili kehilangan anak daripada harta martabatnya,..

Sakit yang di rasakannya membuat dia tak sanggup menahan air matanya, ini yang kedua kalix dia menagis,

pertama di kematian sang ibu.

tingyi merupakan wanita yang memiki jiwa yang tanggu,

namun sekuat- kuatx batu jika terkikis air hujan terus menerus pasti akan retak..

di halte bus tingyi menangis dalam diam,, setiap orang laulalang di sana yang melihatx

merasa heran dan kasihan, namun tak ada satupun dari mereka yang berani mendekatix.

"Tuhan,, Apa Aku begitu tak berharga di mata mereka, Apa salahku "

kata tingyi liriih.

tiba-tiba pandangan gelap..

Dan bugggkk,,,,

"heiii lihat ada wanita pinsan cepat tolong dia,,"

teriak seorang wanita.

Rumah Sakit

seorang wanita terbaring tak sadarkan diri, di lenganx terpasang sebuah infus, wajahx pucat pasi seprti tak memili darah yang mengalir.

di samping duduk seorang wanita berambut coklat dan pendek, memakai pakaian kantoran..sedang menatap ke arahx.

tingyi sudah mulai sadar dan perlahan- lahan membuka matax,

yang di lihatnya ruangan serba putih, tingyi memalingkan mukax ke samping.

"kamu suda bangun"

kata wanita di sampingx terseyum..

"Aku di mana"

kata tingyi lemah

"kamu di rumah sakit,, tadi aku menemukanmu pinsan di halte bus."

"Apa, kamu yang membawaku ke sini,,?"

"iyah,,kebetulan aku melewati halte, dan melihat mu sedang di kerumuni banyak orang.. jadi aku membawamu ke sini"

"terima kasih maaf merepotkanmu"

"tidak masalah,, ehh namamu siapa,,?"

"Qi tingyi,"

"oh, aku mo Lian,, Eh kamu berikan padaku nomor keluarga mu, Aku akan membantumu menelpon mereka"

"keluarga,,,?, Aku tidak lagi memilikix"

kata tingyi lirih,..

"Oh begitu yah,, kalau begitu di mana kamu tinggal,,? aku akan antar kamu"

"saya juga tak tau harus kemana''

"Apa,,,?, Ha jadi kamu mau ke mana,?"

tingyi hanya menggelengkan kepalahx karna saat ini dia sendiri tak tau mau kemana,.

"kalau begitu kamu ikut ajah denganku,, kebetulan aku hanya tinggal sendri di apartement, dan itu membosankan"

kata Mo Lian girang

"Tapi Aku tidak ingin merepotkan mu"

"tenang-tenang justru aku senang jika punya teman untuk tinggal dengan ku,,"

"terima kasih yahh"

"sama-sama, oke kalau baegitu aku ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku jemput kamu yah"

"iya,,,"

"Oh yah umur kamj berapa,,?,. seperti kamu masi sangat mudah"

"haa,, 20"

"Ha,waw , kalau begitu kamu bisa panggil aku kakak, bye aku pergi dulu"

Mo Lian keluar dari rungan tingyi, dan terburu-buru menuju kantor tempat dia bekerja.

'''''Perusahaan An Grup'''''

"wanlan,,di mana maneger Mo kenapa sudah jam begini dia belum ada,?"

kata seorang wanita dari ruang direktur hubungan intertaiment..

"Nona Mo tadi menelpon saya, Dia memberitahu akan datang sedikit terlambat, karna membawa kerabatx ke rumah sakit Bu,"

sekertarisx menjelaskan..

"haa,,Apa dia tidak tahu sebentar lagi orang-orang dari pihak hiburan dunia bintang akan datang,?"

"saya sudah memberitahu Bu, tapi kata nona Mo dia akan datang secepatnya"

"kalau sampai dia belum ada, Tuan pasti akan menyalahkan ku"

kata sang direktur marah

"saya akan segera mnghubungi lagi Bu"

Untung kali ini jalan tidak terlalau macet, jadi Mo Lian bisa cepat sampai ke kantor,, jadi sebelum sekertris direktur intertaiment menghubungix dia sudah berada di depan pintuh sang direktur..

"maaf Bu direktur, membuatmu menuggu lama"

"Ahirx kamu datang,, cepat kamu menuju ruangan ganti, Dan lihat apa semua Artis itu sudah siap,, karna sedikit lagi orang dari dunia bintang akan tibah"

"Baik bu, saya permisi"

Mo Lian berjalan menuju ke ruangan ganti. di jalan dia bertemu dengan presdir perusahan.

yanh keluar dari lift menuju ruanganx.

"Selamat pagi Tuan"

sapa Mo Lian ramah sambil membungkuk

"hmmm"

mo Lian ",,,,,"

sang preadir hax menjwab tampa mengekurkan kata dan berjalan melewatix.

"huuuuuft, Tuan tak perna bersikap lembut ke wanita,,astaga kenapa aku bisa lupa"

Mo Lian melanjutkan langkax lagi sambil tanganx ada di dadanya karena gugup.

'''Ruangan presdir""

An Yhan masuk, Duduk di kursix. jarinya mulai menekan nomor di telpon kantor yang berada di mejahx ,.

"Suruh Pak Tian ke rungan saya"

katanya ketika sambungn telpon itu terhubung...

5 menit kemudia seorang pria tinggi memakai kacamata memasuki ruanganx..

"permisi tuan, ada yang bisa saya bantu"?

"Kamu cari tahu latar belakang wanita yang menolong tuan muda kemarin, saya mau laporan malam ini"

kata An yhan cepat

"Baik tuan, secepatnya saya akan berikan laporanx"

"Baik, pergilah,,,,"

"permisi tuan"

Rumah Sakit

Tingyi yang bosan berbaring di ranjang,. mencoba berjalan- jalan di taman dekat rumah sakit,.

"tuhan, terima kasih engkau pertemukan aku dengan orang yang begitu baik, walapun kami tak saling mengenal,,"

*tidak terasa waktu sudah menujukan pukul 04 sore, waktux semua pekerja pulang,

Mo Lian segera berangkat menuju ke rumah sakit untuk menjemput tingyi .

di sini lah tingyi mulai menyusun rencana untuk hidupx kedepan..

avataravatar