webnovel

SEBUAH KESALAHAN

"Tuan sendiri bagaimana? apa Tuan tidak lapar? kita bisa makan bersama Tuan." ucap Ezra dengan tatapan mata polosnya.

Untuk sesaat Mizran terpaku dengan ucapan Ezra yang terdengar polos tanpa ada maksud tertentu.

"Tidak, kamu makan sendiri saja. Sebentar lagi waktunya istirahat, aku bisa makan di rumah." ucap Mizran seraya bangun dari duduknya untuk bersiap-siap pulang.

"Tuan Mizran, setelah aku selesai makan aku harus melakukan apa? apa aku harus istirahat juga?" tanya Ezra saat melihat Mizran sedang memakai jas hitamnya.

Mizran menoleh ke arah Ezra kemudian berpikir menyuruh Ezra untuk membersihkan ruang kerjanya.

"Selesai makan, kamu bisa istirahat di sini. Setelah itu kamu bersihkan ruang kerjaku. Peralatannya ada di pojok sana. Dan kamu jangan kemana-mana sebelum aku kembali." ucap Mizran sambil menunjuk kamar mandi yang ada di dalam ruang kerjanya.

"Baik Tuan Mizran." ucap Ezra sambil menganggukkan kepalanya mengiyakan perintah Mizran.

Mizran mengangguk diam kemudian berjalan ke arah pintu untuk segera pulang.

"Tuan Mizran." Panggil Ezra dengan tiba-tiba.

Mizran menghentikan langkahnya sambil memegang gagang pintu.

"Ada apa?" sahut Mizran menatap wajah polos Ezra.

"Terima kasih atas kebaikan Tuan." ucap Ezra memberikan sebuah senyuman yang manis untuk Mizran yang sudah baik padanya.

Mizran menganggukkan kepalanya kemudian keluar dari ruang kerjanya.

Setelah Mizran pergi Ezra masih tersenyum di tempatnya kemudian melanjutkan makannya dengan cepat.

"Aku harus membersihkan ruangan ini sampai bersih dan tidak berdebu. Aku tidak mau membuat Tuan Mizran kecewa padaku. Dia sudah sangat baik padaku dengan memberiku makan." ucap Ezra dalam hati seraya menghabiskan makanannya.

Selesai menghabiskan makanannya, segera Ezra mengambil peralatannya untuk membersihkan ruang kerja Mizran.

"Sebaiknya aku membersihkan ruang kerja Tuan Mizran dulu baru aku istirahat." ucap Ezra tidak ingin mengecewakan Mizran dengan tugas yang di berikan padanya.

Dengan perasaan senang Ezra membersihkan seluruh ruangan dan mengepel lantai dengan sungguh-sungguh. Apa pun yang ada di dalam ruangan di bersihkan Ezra dengan sangat cekatan.

Dengan keringat yang bercucuran akhirnya Ezra menyelesaikan tugas Mizran dengan baik dan cepat.

"Akhirnya selesai juga tugasku. Sekarang aku bisa istirahat dengan tenang. Tapi aku istirahat di mana? apa aku harus tidur di luar? bagaimana kalau Tuan Mizran mencariku?" Tanya Ezra dalam hati sambil mengusap keringatnya.

"Sebaiknya aku istirahat di sini saja." ucap Ezra sambil menyimpan peralatannya di tempat semula.

Karena tidak ingin mengotori sofa milik Mizran, Ezra istirahat dengan berbaring di lantai untuk melepas rasa lelahnya.

Belum beberapa menit Ezra tidur tiba-tiba Ezra merasakan sebuah pukulan di pantatnya yang menyebabkannya mengaduh dan terbangun dari tidurnya.

"Kurang ajar sekali kamu!! siapa yang menyuruh kamu tidur di sini?!! apa kamu mencari mati?!!" ucap seorang wanita gendut berteriak padanya sambil membawa sebuah tongkat.

"Siapa kalian?? kenapa kalian tiba-tiba memukulku tanpa membangunkan aku??!!" ucap Ezra dengan tatapan marah mengusap pantatnya yang sakit.

"Alma, lihat dia sudah berani pada kita. Apa aku harus memberikan hukuman padanya?" tanya wanita gendut pada Alma atasannya yang terkenal dengan sifat tegasnya tanpa memberi ampun siapa pun yang sudah benar-benar melanggar peraturan penjara.

"Beri dia pelajaran karena sudah berani tidur dengan sengaja di ruang kepala penjara." ucap Alma dengan tegas kemudian berjalan keluar.

Dengan cepat wanita gendut itu menarik kuat tangan Ezra dan menyeretnya keluar dari ruang kerja Mizran mengikuti langkah kaki Alma.

Di tempat hukuman para napi, Alma duduk dengan tegak kemudian memanggil Ezra dengan isyarat jari telunjuknya.

Wanita gendut itu mendorong kasar Ezra agar segera mendekati Alma.

"Siapa namamu?" tanya Alma dengan tatapan dingin.

"Ezra." sahut Ezra berusaha berdiri tegak setelah wanita gendut menyeretnya dengan kasar.

"Kenapa kamu ada di ruangan Tuan Mizran? dan berani sekali kamu tidur di sana?" tanya Alma dengan tatapan mengintimidasi.

"Aku di suruh Tuan Mizran membersihkan ruangannya. Aku juga di suruh istirahat di sana." ucap Ezra dengan jujur tanpa ada rasa takut sama sekali.

"BUGG!"

"Tidak mungkin!!! kamu pasti berbohong!!" ucap wanita gendut sambil memukul kedua betis Ezra dengan keras.

"Auuhhh!! sakit Ndut!! kenapa kamu memukulku?!! aku bicara yang sebenarnya!" ucap Ezra dengan keras merasa di aniaya wanita gendut.

"BUGGG... BUGGG!!"

Dua pukulan keras di kedua betis Ezra membuat Ezra jatuh berlutut.

"Kamu berani sekali padaku!! apa kamu tidak tahu siapa aku?!! jangan mentang-mentang kamu cantik jadi merasa seperti Tuan Putri ya! kamu napi di sini!!" ucap wanita gendut itu dengan penuh kemarahan memukul punggung Ezra berulang kali.

Ezra terjerembab tanpa bisa membalas perlakuan wanita gendut padanya. Ezra hanya bisa meringkuk mengerang kesakitan.

"Cukup Hilda. Kita belum tahu kebenarannya tentang kesalahan yang dia perbuat." ucap Alma pada wanita gendut yang ternyata bernama Hilda.

Hilda adalah kaki tangan Alma yang bertugas menghukum para napi yang melanggar peraturan. Dan Alma adalah sebuah hukum di lingkungan para napi.

"Tapi Alma, dia sudah berani membantah ucapan kita?!!" ucap Hilda dengan wajah mengeras.

"Dia gadis pemberani." ucap Alma kemudian bangun dari duduknya dan mendekati Ezra yang masih mengerang kesakitan.

"Gadis muda, katakan dengan jujur kenapa kamu ada di ruangan Tuan Mizran?? apa kamu belum tahu siapa Tuan Mizran? dia sudah punya seorang istri dan seorang putra. Jadi untuk apa kamu di sana?" tanya Alma dengan suara pelan tapi penuh tekanan.

"Sudah aku katakan, Tuan Mizran yang menyuruhku membersihkan ruangannya dan beristirahat di sana." ucap Ezra sambil mengangkat wajahnya menatap Alma dengan berani.

"BUGGG... BUGGG!!"

"Kamu benar-benar kurang ajar, sudah berani menatap Alma!" ucap Hilda kembali memukul punggung Ezra dengan keras.

"Aauuhhh!! ada apa dengan temanmu ini?! kenapa dia suka memukulku. Apa dia tidak punya kerjaan lain selain memukul orang?" tanya Ezra berusaha menahan sakit di punggung dan di betisnya.

"Apa kamu tidak tahu dia?? dia Hilda. Tugas Hilda di sini memberi hukuman pada napi yang melanggar peraturan dan juga pembangkang seperti kamu." ucap Alma seraya berdiri dan kembali duduk di tempatnya.

"Aku tidak melanggar peraturan juga bukan pembangkang! aku hanya bicara sebenarnya! kalau kalian tidak percaya bisa tanya sendiri pada Tuan Mizran!" ucap Ezra sambil memejamkan matanya merasa perih di bagian punggungnya.

"Dia memang pantas di hukum Alma, dia sudah berani membantah ucapan kamu." ucap Hilda dengan kesal mengayunkan tongkatnya memukul Ezra dengan sangat keras.

"Aauuhhh!!" teriak Ezra mengerang kesakitan hingga terdengar di lorong penjara.

"Tunggu!! ada apa lagi ini?!" tiba-tiba terdengar suara Mizran yang berjalan mendekat ke tempat di mana Alma dan Hilda menghukum Ezra.

Next chapter