webnovel

Keberuntungan Besar

Tubuh Sera bergetar hebat ketika merasakan sentuhan panas di tubuhnya. Meski dalam keadaan setengah sadar, Sera bisa merasakan sentuhan bibir itu bermain di lehernya. Dan bagian dadanya terasa di permainkan penuh dengan gairah memabukkan.

Sera membuka mata. Samar-samar ia melihat seseorang bermain di atas tubuhnya. Namun, sepertinya minuman telah di komsumsi membuat tubuhnya tidak bisa bergerak, mabuk.

Dasar sialan!

Bukanya menolak setiap sentuhan menggila di tubuhnya, justru Sera terjerat dengan sensai memabukkan di buat oleh pemuda masih setia bermain di atas tubuhnya.

"Aku suka aroma tubuh kamu." Kata itu masih terdengar jelas di telinga Sera, untuk sesaat ia kembali membuka mata.

"Kamu siapa?" suara srak nan menggoda membuat pemuda itu semakin bergairah, ingin menyentuh setiap inci pada bagian tubuh wanita di bawah naungan tubuhnya.

Rafa Mahenra. Dia adalah seorang CEO terkenal dengan sikap kurang waras alias CEO Gila. Selain kurang kurang waras Rafa juga memiliki Obsesi kepada teman sewaktu masih kuliah, dan kini ia telah mengincar gadis itu.

Rafa memiliki ketampanan sempurna. Pesona ia miliki mampu membuat gadis mana pun meleleh, hanya melihat kedipan matanya. Berbeda dengan gadis ia incar, sejak kembali dari luar negri gadis pertama ia cari hanya Sera Almira seorang.

Tingkat obsesi, dan rasa ingin memiliki membuat Rafa terus berusaha mengincar Sera, meski pun tau, jika gadis incarnya memiliki seorang kekasih.

"Bukan Rafa Mahenra namaku, jika tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, sejak dulu hingga saat ini, semunya bisa aku dapatkan dengan mudah."

Rafa tidak memperdulikan jika nantinya Sera akan mengangapnya laki-laki berensek Di dalam benaknya hanya satu, ingin memiliki Sera seutuhnya, setelah ini terserah! Sera ingin melakukan apa! Karena memang selama ini ia hanya menginginkan tubuh Sera.

Terlalu berbangga diri dengan semua pencapain, membuat Rafa semakin terobsesi dan mendominasi.

Pemuda tampan, memiliki sejuta pesona, cerdas dengan postur tubuh tegap, atletis, memperlihatkan dahi dengan bentuk sempurna, alis tebal, hidung mangcung, garis rahang yang tegas, kulit putih dengan charisma yang benar-benar menawan, rambut sengaja di cat berwarna gold, bercampur silver.

 Hem… benar-benar sempurna untuk penampilan seorang CEO gila sepertinya.

Bibir itu terus bermain, lumatan demi lumatan panas  ia berikan di tubuh Sera, membuat wanita itu, semakin tidak berdaya.

"Hah…" desahan pertama terdengar keluar dari dalam mulut Sera.

Gadis itu mengankat wajah, hingga menampakkan leher jenjang, putih mulus ia miliki. Kemeja warna putih, semua kancing telah terbuka, bahkan pembungkus benda kenyal itu ikut terbuka karena semua bisa di lepas dari depan.

Hem… sebuah keberuntungan besar bagi Rafa malam ini. Bisa melakukan apa pun  kepada gadis telah menjadi Obsesinya selama ini. Rafa tidak pernah tau, apa yang membuat Sera nekat ke diskotik? Selama mengenal gadis itu, Sera bukanlah tife gadis yang suka ke tempat seperti itu.

Lantas kenapa malam ini Sera ada di sana?

Rafa tersenyum, kembali mencium bibir Sera. Dengan mata tertutup, hingga  mata Rafa terbuka sempurna ketika ciuman ia berikan mendapat sambutan hangat dari Sera. Lumatan panas ia berikan membuat wanitanya kewalahan.

"Huf…" suara hembusan napas Sera ketika ciuman keduanya terlepas.

Rafa mengankat tubuhnya, memilih untuk melepas kemeja melekat di tubuhnya, beralih menatap bagian, dimana celananya semakin nampak mengetat.

"Bersabarlah, penantianmu selama ini akan segera terwujudkan," kata Rafa, pada miliknya, kebanggaanya sebagai seorang laki-laki sempurna, bisa memiliki keperkasaan luar biasa, selain itu miliknya juga sangat besar, keras  dan panjang.

Sudah terlalu sangat lama Rafa menantikan saat dan moment seperti ini.  Dimana dirinya dan Sera berada di dalam satu ruangan yang sama. Tidak ingin membuang kesempatan emas, membuat Rafa semakin tidak terkontrol, tidak bisa mengendalikan diri ingin melakukan apa selama ini menjadi incarannya.

Sera bukanlah gadis pertama, bahkan dia adalah gadis kesekian kalinya Rafa sentuh dan tiduri selama ini.

Setelah melucuti semua pakaian melekat di tubuh Sera. Rafa tersenyum menatap bagian segitiga masih terbungkus sempurna dengan pakaian dalam berwarna hitam, di pinggir celana dalam Sera gunakan terdapat tali pengikat, keduanya telah Rafa lepaskan. Untuk memudahkan tindakannya terlebih dahulu ia melakukan hal itu.

"Aku tidak tau, apakah aku pemuda pertama melakukan ini kepadamu! Atau aku pemuda kesekian kalinya melakukan ini! Masa bodoh, aku tidak perduli, yang jelasnya malam ini milik kita berdua, kita berdua akan melewati mala mini dengan indah penuh dengan gairah."

Tidak ingin mengangur terlalu lama, membuat Rafa kembali mencium bibir Sera, menuntung wanitanya, memberikan sensasi. Berharap semua di lakukan mendapat balasan dari Sera.

Sera mulai terbuai, setengah sadar, mungkin pengaruh minuman hingga membuatnya bergerak aktip di bawah naungan tubuh Rafa. Sensasi hebat tidak pernah di rasakan di sebelumnya membuat Sera semakin menggila, membalas sengatan-sengatan terasa membuai di tubuhnya.

"Hah…" desahan demi desahan kian terdengar indah, menggema di telinga, membuat gelora dalam diri Rafa semakin terpancing, ingin melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Rafa memiringkan tubuh di samping tubuh setengah polos Sera, memainkan jari-jari tangan di perut rata, putih nan seksi milik Sera, hingga jari-jari tangan itu menekan pusat membuat pemiliknya kembali mengeluarkan suara desahannya.

"Hah…"

Larut dalam gairah. Rafa semakin mendominsi sangat sulit untuk mengendalikan apa yang terjadi pada tubuhnya. Begitu pun dengan Sera, semakin mendamba sentuhan pemuda yang telah membuat hasrat dalam dirinya semakin tidak terkontrol.

Rafa tidak berhenti memainkan jari-jari tangan di perut rata Sera, ciuman panas di berikan membuat Sera semakin terbakar. Sementara jari-jari tangan itu kian agresif menyelinap masuk, menyentuh sesuatu nampak basah di bagian sana.

Mencoba untuk menyelinap masuk, jari-jari tangan itu bisa merasakan tempat itu semakin licin dan hangat. Meski terasa sempit, salah satu jari-jari tangan Rafa mulai bermain bergerak dengan lihai, masuk hingga keluar.

"Ugh…" suara legukan terdengar keluar dari dalam mulut Sera, ia merasa risih bercampur nikmat ketika jari-jari tangan itu semakin bergerak aktip. Napasnya tidak beraturan seolah tengah melakukan lari marathon agar segera sampai pada titik tujuannya.

Mulai tidak nyaman, pergerakan terhalang  dengan pakaian dalam, membungkus bagian segitiga itu membuat Rafa langsung menariknya hingga robek tidak beraturan.

Srett…

Rafa mengukir senyuman di ujung bibir, nampak sangat senang, seperti menemukan sebuah harta karung tersembunyi…

TO BE CONTINUED

Hai.. Hai… Jumpa ke cerita terbaru Diana Ana, hehehe.

Jangan lupa follow Instagram.

@dianaana265_Buat Pantau seputar update dan informasi lainnya.

Semoga suka dengan ceritanya.

Salam berdebar.

Next chapter