webnovel

Di Selamatkan

Cella dan Logan masih menunggu Carlos datang, lalu terlihat dari kejauhan sebuah helikopter sedang merapat, wajah gadis itu langsung berbinar. Dia kembali memegang tangan Logan.

"Logan itu pasti papa," ujar Cella sambil melambaikan tangan satunya memberi isyarat kepada orang yang ada di helikopter. Dia melihat Carlos dan Dennis sedang memakai pelampung.

Sedangkan di helikopter terlihat Carlos dan Dennis turun perlahan-lahan dengan tali yang dikaitkan di pelampung. Tiba di air mereka berdua berenang menuju ke tempat Cella dan Logan duduk. Cella berdiri dan turun perlahan-lahan dari batu lalu memegang tangan Dennis kemudian turun ke air. Carlos papa Cella langsung memeluknya dan mencium kening gadis itu.

"Papa senang kamu tidak apa-apa," ujar Carlos kemudian memakaikan pelampung kepada gadis itu.

"Pap, tolong langsung bawah Logan kerumah sakit. Dia tertembak di dadanya hanya karena ingin menyelamatkanku," Cella memohon kepada Carlos dan melihat Logan yang sedang dipakaikan pelampung oleh Dennis.

"Iya, Sayang. Papa akan membawanya ke rumah sakit."

Mereka berenang ke tengah lalu helikopter mengangkat keempatnya, menurunkan dekat gedung tempat Cella di sekap. Gadis itu langsung memegang Logan, membawanya ke dalam mobil. Dia melihat Acel kemudian berlari dan memeluknya. Mereka berdua saling berpelukan dengan erat.

"Aku senang melihatmu," ujar Acel kemudian mencium kedua pipi Cella dan memeluk adiknya kembali. Cella tersenyum kemudian melepaskan pelukan Acel dan mencium kedua pipi kembarnya.

"Oh ya. Aku harus mengantar Logan ke rumah sakit," ujar Cella sambil melepaskan tangan Acel.

"Baiklah, nanti aku menyusul," sahut Acel lalu Cella menganggukan kepala dan berjalan masuk ke dalam mobil. Carlos juga masuk ke dalam mobil bersama Dennis. Cella dan Logan duduk di belakang lalu Dennis langsung menjalankan mobilnya menuju ke rumah sakit.

"Terima kasih, kamu sudah menyelamatkanku," ucap Cella lalu Logan tersenyum dan menganggukkan kepala. Terlihat wajahnya menahan sakit.

Akhirnya mereka tiba di rumah sakit, Cella langsung turun dari mobil dan memegang pria itu. Begitu juga Carlos dan Dennis, mereka berdua turun dari mobil dan mengikuti Cella dan Logan ke dalam rumah sakit. Petugas medis langsung menangani Logan, mereka membawa pria itu ke ruang bedah.

Sedangkan Carlos dan Cella, mereka berdua menunggu di depan ruang bedah, mereka berdua duduk lalu Carlos kembali mencium pipi putrinya itu. Mereka berdua berbincang-bincang, terlihat gadis itu bermanja-manja kepada papanya. Tidak lama kemudian dokter keluar dan menemui Cella juga Carlos, dia memberitahukan kalau mereka sudah berhasil mengeluarkan peluru di dada Logan.

"Terima kasih, Dok," ucap Cella dengan senang seraya memegang tangan papanya.

"Sama-sama, sebentar lagi pasien akan di pindahkan di ruang perawatan," sahut dokter seraya tersenyum kepada Carlos dan Cella.

"Sekali lagi terima kasih, Dok," ucap Carlos sambil tersenyum, kemudian dia memeluk putrinya.

Dokter meninggalkan Cella dan Carlos lalu mereka berdua kembali duduk, Carlos memberitahukan kepada Cella kalau Kairos dan Tania masih hidup, Cella terkejut, dia tidak percaya dengan perkataan papanya.

"Benarkah, Pap?" Carlos tertawa melihat mimik wajah putrinya.

"Iya, Sayang. Nanti kalau sudah di rumah Kairos akan menjelaskannya," ujar Carlos sambil membelai rambut Cella.

Tidak lama kemudian Logan di pindahkan ke ruang perawatan, Cella dan Carlos mengikuti petugas yang sedang mengantar Logan. Mereka masuk lalu petugas memindahkan Logan di tempat tidur. Cella menarik kursi lalu dia duduk di dekat tempat tidur.

"Oh ya, Logan, aku akan pulang untuk mengganti pakaian, nanti aku kembali lagi ke sini," ujar Cella lalu Logan tersenyum dan menganggukan kepala. Sedangkan Carlos, dia berdiri di sisi tempat tidur lalu dia tersenyum kepada pria itu.

"Terima kasih sudah menyelamatkan putriku," ucap Carlos kepada pria itu. Logan tersenyum dan menganggukan kepalanya lagi

"Terima kasih juga sudah membawaku ke rumah sakit." Logan berusaha tersenyum dengan menahan rasa sakit di dadanya.

"Sama-sama," ucap Carlos kemudian dia mengajak Cella untuk pulang. Cella berpamitan kepada Logan lalu dia dan Carlos meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah.

Tiba di rumah Cella langsung turun dari mobil lalu dia berteriak memanggil Kairos kakaknya, terlihat Kairos berdiri di depan pintu sambil tersenyum kepada Cella. Cella berlari kemudian dia memeluk Kairos dengan erat, dia menangis dan mencium ke dua pipi kakanya. Mereka berdua bercanda lalu Carlos mengajak mereka masuk ke dalam.

Mereka bertiga masuk ke rumah lalu Cella melihat Tania, dia berlari memeluk dan mencium kedua pipi Tania, kemudian dia duduk di samping Jessica dan memeluknya. Jessica tersenyum kemudian dia memeluk dan mencium kening Cella. Tidak lama kemudian Cella berdiri dan pamit kepada mereka.

"Sebentar ya, aku akan mandi." Mereka tersenyum kemudian Cella pergi ke kamarnya. Dia mengambil handuk dan mandi.

Selesai mandi Cella memakai pakaiannya kemudian kembali turun dan bergabung lagi dengan mereka, Cella ikut membicarakan pernikahan Acel dan Sheren.

"Jadi Acel dan Sheren akan menikah di mana?" tanya Cella kepada Carlos.

"Em … bagaimana kalau di Spain saja," ujar Carlos dengan menggerakkan kedua alisnya naik turun. Jessica tertawa dan memegang pipi Carlos.

"Aku pikir itu ide yang bagus, akhir bulan ini kita akan pergi ke Spain untuk pernikahan Acel," ucap Jessica diikuti anggukan kepala Carlos.

"Wah, bagus itu. kebetulan sudah lama aku tidak pergi ke Spain." Cella tersenyum kemudian dia berdiri dan berpamitan kepada mereka.

"Aku harus kembali ke rumah sakit, nanti di lanjutkan lagi obrolannya." Melihat Cella akan kembali ke rumah sakit Carlos langsung berdiri lalu dia memanggil Bane dan meminta pengawal itu untuk mengantar Cella ke rumah sakit. Carlos tidak ingin terjadi sesuatu lagi kepada putri kesayangannya.

"Sayang, nanti mama dan papa menyusul ya." Jessica berdiri dan mencium ke dua pipi Cella, dengan lembut dia membelai rambut berwarna coklat itu.

"Iya, Mam. Aku pergi ya." Cella keluar dan masuk ke dalam mobil diikuti oleh Bane lalu dia menjalankan kendaraan itu menuju ke rumah sakit.

"Oh ya, Bane. Kita jangan langsung ke rumah sakit, aku ingin ke toko pakaian. Aku ingin membelikan kaos dan celana untuk Logan." Bane menganggukkan kepala kemudian dia mengantar Cella ke toko pakaian.

Mereka tiba lalu Bane dan Cella turun dari mobil kemudian masuk ke dalam toko. Gadis itu langsung menuju ke pakaian pria. Dia memanggil Bane untuk mengikutinya karena Cella ingin mencocokan pakaian untuk Logan ke badan Bane.

Badan Bane dan Logan sama besar. Cella memilih kaos, kemeja juga celana jeans untuk Logan lalu dia menyuruh Bane untuk mencobanya.

Bane tersenyum melihat Cella kemudian dia mengambil celana jeans dari tangan gadis itu lalu dia masuk ke dalam kamar pas. Tidak lama kemudian Bane keluar dan memberikan celana itu kepada Cella.

"Celana ini cocok untuk Logan." Cella tersenyum kemudian dia memberikan celana itu untuk Bane, lalu dia mengganti dengan yang baru. Cella juga pergi membeli underwear boxer untuk Logan, dia meminta Bane untuk memilihnya. Pri itu tertawa melihat Cella dia merasa lucu dengan putri Carlos itu. Bane membantu Cella memilihkan untuk Logan.

"Bane, kamu jangan menertawaiku. Aku tidak tahu memilih pakaian untuk pria," kata Cella dengan malu-malu.

"Kamu harus belajar dari sekarang, Cella. Supaya disaat menikah kamu sudah kamu sudah tahu." Bane kembali tertawa, dia terus menggoda gadis itu.

Cella tertawa dan mengambil underwear dari tangan Bane kemudian dia pergi ke kasir dan membayar pakain milik Logan dan Bane.

Mereka berdua kembali ke mobil lalu Bane langsung menjalankan kendaraan itu menuju ke rumah sakit. Tidak berselang lama, Cella dan Bane tiba. Gadis itu langsung menuju ke ruang perawatan, dia masuk lalu tersenyum kepada Logan. Sementara Bane menunggu Cella di depan pintu.

"Hi, bagaimana keadaanmu?" tanya Cella sambil duduk di kursi dekat dengan tempat tidur. Logan tersenyum kemudian dia duduk dan bersandar di headboard.

"Masih merasa nyeri di dada." jawab Logan seraya mengatur duduknya

"Apakah kamu sudah makan?" tanya Cella lagi sambil memperbaiki bantal yang ada di belakang Logan.

"Iya, aku sudah makan," jawab Logan kemudian dia memajukan badannya dan membiarkan Cella mengatur bantal agar dia bisa bersandar dengan nyaman.

"Apakah kamu sudah merasa nyaman?" Logan tersenyum dan menganggukan kepala

"Terima kasih, kamu baik sekali," ucap Logan sambil menatap mata Cella. Gadis itu menjadi gugup dengan tatapan Logan.

Ah … shit … matanya itu …." Cella mengalihkan pandangannya kemudian dia bersandar di sandaran kursi.

"Mestinya aku yang berterima kasih kepadamu, kalau tidak ada dirimu mungkin aku sudah di bunuh oleh …."

"Tapi itu karena aku menculikmu, kalau aku tidak menculikmu kamu akan baik-baik saja," sela Logan sambil mengalihkan pandangannya lurus. Dia juga merasa bersalah kepada gadis itu.

"Sudah lupakan saja, lagipula kamu juga yang menyelamatkanku," celetuk Cella sambil tertawa. Logan juga ikut tertawa, mereka berdua saling tatap mata tapi Cella begitu cepat menghindar. Dia tidak tahan dengan tatapan pria itu.

Tidak lama kemudian Jessica dan Carlos masuk, Cella langsung berdiri dan menyuruh Jessica untuk duduk. Dia juga memperkenalkan pria itu kepada Jessica.

"Mam, ini Logan. Dia yang telah menyelamatkanku." Jessica duduk dan tersenyum kepada pria itu.

"Terima kasih sudah menyelamatkan putriku," ucap Jessica kemudian dia menatap Cella dan memegang tangan putrinya itu.

"Sama-sama, Nyonya." Carlos tersenyum melihat Logan kemudian dia berdiri di bawah kaki pria itu. Sedangkan Cella, dia berdiri dan melingkarkan tangannya di pinggang sang ayah

"Pap, bagaimana kalau Logan sudah sembuh dia menjadi bodyguardku," pinta Cella sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Carlos kemudian pria itu tertawa, dan mengalihkan pandangannya kepada Logan.

"Apakah kamu bersedia menjadi bodyguard putriku?" tanya Carlos kepada Logan. Cella menatap Logan dan mengangkat kedua keningnya, dia menunggu jawaban pria itu.

Logan menatap mata Cella dia ingin melihat keseriusan gadis itu mengajaknya menjadi bodyguard lalu Logan tersenyum dan menganggukkan kepala

"Baiklah aku bersedia menjadi bodyguardmu." Logan menjawab dengan yakin, dia juga ingin dekat dengan gadis itu.

Mendengar Logan bersedia menjadi bodyguardnya, Cella langsung duduk di sisi tempat tidur dan memegang tangan pria itu.

"Terima kasih, Logan. Aku sangat senang mendengarnya." Mata Cella berbinar, tampak kebahagiaan di wajahnya. Jessica dan Carlos tertawa melihat putrinya.

Tidak lama kemudian Jessica dan Carlos berpamitan kepada Logan lalu mereka berdua meninggalkan rumah sakit. Sedangkan Cella dia tetap tinggal menemani Logan.

****

Di rumah sakit Cella sedang merapikan barang-barang milik Logan, hari ini pria itu sudah diijinkan pulang oleh dokter. Cella memasukan pakaian juga obat-obatan milik Logan ke dalam tas. Sedangkan Logan, dia hanya diam di tempat tidur dan memperhatikan gadis itu.

"Ayo, Logan. Aku akan mengantarmu." ajak Cella sembari mengambil tas punggung pria itu. Logan menatap Cella, dia merasa tidak enak kemudian dia berdiri dan menghampiri gadis itu.

"Aku pulang pakai taxi saja," ujar Logan tapi Cella tidak mengijinkannya, Cella tetap ingin mengantarnya.

"Logan, aku akan mengantarmu ok! Jangan menolaknya, ayo kita pergi sekarang!" Logan hanya terdiam lalu dia mengikuti Cella dari belakang. Tiba di parkiran, Cella membuka bagasi dan memasukan tas punggung milik Logan, kemudian dia mengajak pria itu masuk ke dalam mobil.

Logan tertegun melihat kendaraan roda empat milik Cella lalu dia menggeleng-gelengkan kepala, pria itu masuk ke dalam mobil kemudian memasang sabuk pengaman. 'Kapan aku bisa memiliki mobil seperti ini,' gumam Logan dalam hati lalu dia tersenyum sendiri.

Cella menjalankan kendaraannya keluar dari parkiran rumah sakit, sedangkan Logan dia hanya diam di samping gadis itu. Dia tidak tahu mau bicara apa. Mereke berdua membisu di dalam mobil hanya terdengar lagu milik John O'banion yang berjudul I don't wanna lose your love.

Sesekali mata gadis itu memandang ke luar jendela, tenggorokannya terasa kering, dia tidak tahu harus memulai dari mana untuk bercakap dengan Logan. Tiba-tiba mereka berdua bersamaan buka suara, Cella tertawa lalu dia melirik kepada pria itu.

"Apa yang ingin kamu katakan," tanya Cella sambil matanya kembali tertuju kedepan. Logan tertawa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Um … lady first," ujar Logan dengan berpura-pura mengatur duduknya.

"Aku hanya ingin bertanya, tempat tinggalmu masih jauh?" Logan tersenyum dan melirik gadis itu.

"Oh … sebentar lagi sampai, nanti di depan sana kamu belok kanan," kata Logan sambil tangannya menunjuk ke depan.

"Baiklah, tadi kamu mau bilang apa?" tanya Cella penasaran, kembali Logan menggaruk kepalanya dan tertawa.

"Aku lupa apa yang mau aku tanyakan." Cella menatap Logan lalu dia tertawa.

"Masa kamu lupa," seloroh Cella kemudian dia membelokkan mobilnya. Logan membungkukan kepalanya dan melihat gedung yang tidak terlalu tinggi tempat dia tinggal.

"Oh ya, Cella. Nanti berhenti saja di depan gedung itu. aku tinggal di situ," ujar Logan kemudian dia bersandar kembali di kursi.

Cella menghentikan mobilnya tepat di gedung yang di tunjuk Logan, mereka berdua turun lalu Cella membuka bagasi mobil dan mengambil tas milik pria itu. Semua mata tertuju kepada Cella dan Logan.

Mereka berdua masuk ke dalam gedung lalu Logan mengajak Cella ke lantai empat lewat tangga. Kedua orang itu tiba di depan kamar Logan, sambil tersenyum pria itu menatap Cella.

"Em … Cella, apakah kamu akan masuk?" tanya Logan dengan ragu karena dia pikir ruangannya berantakan.

"Kalau kamu ijinkan," jawab Cella dengan bercanda lalu pria itu tertawa.

"Tentu saja, tapi …." Logan terhenti.

"Tapi kenapa, Logan?" tanya Cella dengan penasaran.

"Ehm … ruanganku berantakan. Kamu tahu sendiri kalau laki-laki …." Belum selesai bicara Cella sudah tertawa.

"Aku mengerti, laki-laki memang biasa berantakan." Cella bercanda lalu Logan tertawa, dia membuka pintu dan mengajak Cella masuk. Gadis itu memperhatikan ruangan Logan lalu dia mengkerutkan dahinya sambil menatap Logan.

"Logan, ruanganmu sangat rapi. Kamu berbohong padaku." Logan mengangkat kedua keningnya lalu tertawa kembali.

"Oh ya? Jadi menurutmu ruanganku ini rapi?" tanya Logan sambil meletakkan tas punggung miliknya di kursi. "Ayo duduk."

Cella memperhatikan ruangan itu kemudian pergi berdiri di dekat jendela lalu matanya memandang keluar, dia tersenyum melihat anak-anak kecil bermain kejar-kejaran di lapangan.

"Logan, disini banyak anak kecil ya." Logan berjalan menghampiri Cella kemudian ikut melihat keluar.

"Iya, Cella. Di sini banyak anak kecil dan tempat ini setiap sore sangat ramai," ujar Logan sambil memasukan kedua tangannya di saku bagian belakang. Cella tersenyum kemudian dia menarik kursi dan duduk.

"Oh ya, bagaimana kalau nanti malam aku jemput kamu untuk makan malam?" Logan ikut duduk di seberang gadis itu lalu dia kembali tersenyum

"Baiklah, kita bertemu di restoran saja. kamu tidak perlu menjemputku," saran Logan. Dia merasa tidak enak hati sudah merepotkan gadis itu.

"Tidak, Logan. Aku akan menjemputmu," sahut gadis itu kemudian dia berdiri, "Baiklah aku pergi sekarang, ingat nanti malam aku akan menjemputmu!"

Logan hanya bisa menganggukan kepala, dia tidak bisa menolak permintaan Cella. Mereka berdua berjalan ke arah pintu lalu Logan mengantar gadis itu sampai di mobil.

"Hati-hati ya!" pesan Logan lalu Cella menganggukan kepala

"Terima kasih," balas Cella kemudian dia menjalankan mobilnya dan melambaikan tangan kepada pria itu.

Logan kembali ke dalam, dia langsung masuk ke ruangannya kemudian berbaring di sofa. Pikirannya tertuju kepada Cella. 'Dia anak orang kaya tapi tidak sombong dan kedua orang tuanya terlihat sangat baik,' kata Logan dalam hati

Sementara itu Cella tiba di rumah, dia turun dari mobil kemudian berlari masuk ke dalam. Dia berpapasan dengan Kairos.

"Hi kakaku yang tampan," sapa Cella sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kairos, "Kapan kalian berangkat ke Mexico?"

"Em ... mungkin minggu depan, ada yang harus aku selesaikan di sini," jawab Kairos lalu terdengar suara Ezer anak dari Kairos memanggil Cella. Kairos melihat Ezer berlari menuju ke arah dia dan Cella.

"Sayang, hati-hati nanti kamu jatuh!" seru Kairos kepada putranya.

"Cella .…" panggil Ezer. Cella membungkukkan badannya kemudian dia menggendong keponakannya itu.

"Kamu kangen padaku?" tanya Cella lalu Ezer menganggukan kepala.

"Cella, kamar," pinta Ezer sambil tangannya menunjuk kamar Cella.

"Ezer mau bermain di kamarku," tanya Cella lalu Ezer menganggukan kepala. "Baiklah, Sayang." Cella membawa Ezer ke kamarnya kemudian dia meletakkannya di tempat tidur.

Ezer langsung melompat-lompat dan meminta mainan kepada Cella. Gadis itu mengambilkan mainan robot dan mobil-mobilan lalu dia berikan kepada Ezer.

Ezer langsung duduk dan bermain, sedangkan Cella dia mengambil buku dan bebaring di dekat Ezer. Dia membiarkan putra Kairos bermain sendiri.

Pintu kamar Cella terbuka, Ezer langsung berdiri dan melompat-lompat saat dia melihat mamanya di depan pintu. Cella bangun lalu dia duduk di tempat tidur.

"Clau dari mana?" tanya Cella sambil mengambil Clau dari Tania kemudian dia mencium ke dua pipi bayi itu. Sedangkan Ezer, dia langsung melepaskan mainannya kemudian duduk di depan Cella dan memegang pipi Clau adiknya. Tania tersenyum dan membelai rambut putra pertamanya.

"Oh ya, Tania. Apakah kalian juga akan membawa Ezer ke Mexico?" tanya Cella dengan meletakkan Clau di tempat tidur dan memainkan jari bayi itu.

"Aku dan Kairos ingin membawa Ezer tapi pasti mama dan papa tidak akan mengijinkannya," jawab Tania dengan suara memelas, dia tidak ingin jauh dari Ezer tapi dia juga tidak bisa menolak keinginan Jessica dan Carlos

"Bagus itu, aku juga tidak ingin Ezer pergi ke Mexico, kalau dia pergi aku kesepian," ujar Cella kemudian dia mencubit pipi Ezer.

"Cella!" Ezer menatap Cella dengan mengkerutkan dahinya. Melihat mimik wajah Ezer seperti itu, Cella langsung tertawa

"Kenapa, Sayang? Aku cubit pipimu karena aku gemas melihatmu," ucap Cella lalu dia mencium kening Ezer

"Sakit, Cella," ujar Ezer dengan wajah cemberut. Cella kembali tertawa kemudian dia memeluk keponakannya itu.

Tania tertawa melihat Ezer dan Cella. Dia berdiri kemudian menggendong Clau. Dia juga mengajak Ezer untuk pergi ke kamarnya. Cella langsung mengambil handuk lalu pergi mandi. Dia ingin bersiap-siap untuk makan malam bersama Logan.

Next chapter