webnovel

Kisah Olivia Benson

"Ini, Pak," ucap Olivia kepada Manajernya sembari menyerahkan kunci pintu gerai Jago Chicken, tempatnya bekerja ini, kepada sang Manajer.

"Kau satu-satunya yang selalu membantu semuanya bersih-bersih sampai kau sendiri selalu jadi yang terakhir pulang. Aku salut padamu," ujar Donny, Manajer di gerai tempat Olivia bekerja, seraya menerima kunci dari Olivia.

"Ahahaha, saya memang senang melakukannya, karena itu bisa jadi hiburan sendiri bagi saya, walaupun saya sendiri sebenarnya juga sudah lelah, tapi entah kenapa rasanya menyenangkan saja memiliki waktu yang lebih banyak untuk bercengkrama dengan teman-teman di sini," kata Olivia.

"Begitu, ya. Baguslah, aku juga senang karena ada karyawan ringan tangan sepertimu."

"Ehehe, terima kasih, Pak."

"Oh iya, kau mau kuantar pulang, tidak? Biasanya kau pulang bersama Nindy, kan? Kenapa dia pulang duluan hari ini?" tanya Donny.

"Iya, Nindy sudah pulang duluan tadi, Pak. Dia sedang datang bulan, dia ingin cepat-cepat sampai di rumah, jadi dia meminta pacarnya untuk menjemputnya tadi," papar Olivia.

"Oooh, begitu. Jadi kau akan pulang sendirian?"

"Iya, Pak."

"Yasudah, aku antar saja, ayo," tawar Donny.

"Eh, tidak usah, Pak, saya jalan kaki saja," Olivia menolak tawaran sang Manajer.

"Yakin? Ini sudah malam, loh. Kau tidak pernah pulang sendirian sebelumnya, kan? Bahaya loh kalau malam-malam begini jalan sendirian. Aku antar saja, ayo."

"Tidak usah, Pak, tidak apa-apa. Ini masih belum terlalu malam kok, masih jam setengah sepuluh. Lagi pula rumah saya kan tidak begitu jauh, kan? Jadi tidak apa-apa, khusus untuk malam ini saya jalan kaki saja pulangnya."

"Rumahmu satu setengah kilometer dari sini, kan? Itu cukup jauh, apa lagi kau menempuhnya dengan berjalan kaki malam-malam begini, takutnya nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."

"Ahahaha, tidak kok, jam segini jalanan masih ramai, tidak akan terjadi apa-apa, Bapak tenang saja, lagi pula kan saya selalu datang dan pulang dengan berjalan kaki setiap hari, walaupun biasanya pulang dengan ditemani Nindy sih, tapi tidak apa-apa kok, Pak, saya berjalan kaki saja, terima kasih atas tawaran Bapak."

"Yakin?"

Olivia lantas mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yasudah lah kalau kau menolak. Aku ... pergi dulu, ya," Donny berpamitan pada Olivia.

"Iya, Pak. Hati-hati di jalan, ya," kata Olivia.

"Kau juga," balas Donny seraya membuka pintu mobilnya.

"Ahahaha, sip," sahut Olivia. Sesaat kemudian, Donny pun masuk ke dalam mobilnya, kemudian pergi dari sana.

Usai Donny pergi, Olivia juga pergi, pulang ke rumahnya.

Olivia dan Donny memang selalu jadi yang terakhir pulang. Donny adalah seorang Manajer, jadi wajar saja jika ia pulang paling akhir untuk memeriksa apakah ada yang kurang-kurang di gerai tempatnya bekerja ini, sementara Olivia selalu jadi karyawan terakhir yang pulang karena ia selalu membantu karyawan lainnya mencuci piring, mengepel, menyapu, mengelap meja, dan sebagainya, padahal masing-masing dari mereka sudah mendapatkan tugas masing-masing sebelum pulang.

Tugas Olivia sebelum pulang adalah mengepel, namun setelah ia selesai mengerjakan tugasnya, ia selalu membantu teman-temannya, sampai ia sendiri selalu jadi yang paling akhir pulang.

Tapi bagi gadis bernama lengkap Olivia Benson ini, lebih lama waktunya berada di tempatnya bekerja lebih baik, ia tidak terlalu suka untuk berada di rumahnya.

Olivia adalah karyawan baru, ia baru bekerja selama 2 minggu dan selalu baru berada di rumah pada pukul 10 lebih beberapa menit, padahal jam kerjanya usai di pukul 9, dan rata-rata teman-temannya sudah pulang pada pukul 9 lebih 15 menit, namun Olivia selalu baru pulang pada pukul setengah sepuluh. Selain itu, Olivia juga selalu jadi karyawan pertama yang datang, ia biasanya sudah tiba di restoran di jam 9 kurang 15, 15 menit lebih awal sebelum jam kerjanya dimulai.

Bagi Olivia, semakin cepat berangkat lebih bagus, dan semakin lama pulang juga semakin bagus. Hal ini dikarenakan sang ibu yang bisa dibilang memperlakukannya dengan cukup buruk.

Olivia tinggal berdua bersama ibunya yang bernama Zaskia. Olivia sebenarnya merupakan anak adopsi, ia di adopsi dari sebuah panti asuhan di Bandung pada usia 6 tahun, namun bukannya memperlakukan Olivia dengan baik, Zaskia justru menjadikannya sebagai seorang pembantu.

Sejak kecil, Olivia lah yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, bahkan ia juga yang memasak semua makanan di rumahnya.

Zaskia sendiri bukannya tidak melakukan apa-apa, Zaskia adalah seorang pelacur yang pergi dari rumah pada sore hari dan pulang pada dinihari hampir setiap hari.

Kalau sudah pulang, Zaskia langsung tidur, dan baru terbangun pada saat hari sudah menjelang sore, jadi ia tidak punya waktu lagi untuk mengerjakan pekerjaan rumah, untuk itulah ia mengadopsi Olivia, sebab ia tidak mau mengeluarkan uang untuk memakai jasa ART di rumahnya.

Zaskia juga kurang memperlakukan Olivia dengan layak, tak jarang Zaskia bermain tangan pada Olivia, selain juta ia sangat sering membentak-bentak Olivia.

Semua hal itu membuat rumah bukanlah tempat yang dirindukan oleh Olivia jika ia sudah bepergian ke luar, malahan Olivia lebih memilih untuk semakin lama-lama berada di luar. Meskipun begitu, Olivia sama sekali tidak pernah kepikiran untuk kabur, walaupun Zaskia memperlakukannya dengan buruk sejak ia kecil, tapi entah bagaimana lama-lama ada rasa sayang yang tumbuh di hati Olivia.

Ya, Olivia sebenarnya menyayangi Zaskia dan menganggapnya seperti ibu kandungnya, oleh karena itu ia tidak pernah kepikiran untuk kabur dari rumah, sekalipun ia tidak pernah merasa nyaman untuk berada di rumah dan memilih pulang lama saja.

Olivia sendiri sebenarnya sejak kecil tidak diperbolehkan untuk kemana-mana oleh Zaskia, hal itu untuk mencegah kemungkinan Olivia akan kabur, bahkan dulu Zaskia selalu mengunci pintu rumahnya saat ia pergi.

Semuanya berubah saat Zaskia yang sudah menua dan sulit untuk mendapatkan pelanggan, menyuruh Olivia untuk bekerja agar mereka tetap bisa mendapatkan pendapatan jika seandainya tidak ada lagi yang mau memakai jasa Zaskia nanti. Zaskia membebaskan Olivia mau bekerja dimana, asalkan Olivia tetap bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Olivia memilih untuk bekerja di salah satu gerai Jago Chicken, dan sejak saat itu kehidupannya yang tadinya cukup sepi, mulai berwarna karena ia akhirnya mengenal orang-orang baru selain Zaskia.

Olivia sebenarnya sangat beruntung karena Jago Chicken tidak mengharuskan karyawannya untuk memiliki ijazah, sebab Olivia memang sama sekali tidak sekolah, namun untungnya ia bisa membaca, menulis, dan berhitung, karena Zaskia mengajarinya tiga hal dasar itu.

"Hoaaahm." Olivia menguap, ia masih dalam perjalanan menuju rumahnya dan mulai merasa sedikit mengantuk.