18 Bab 18

Sementara itu , Sekar menyadari keberadaan Andrew di luar gerbang kraton dari kejauhan . Sekar memasang raut heran dan hendak mengampiri Andrew . Sekar mulai melangkahkan kakinya namun , langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat Aditya berada dihadapannya . "Tunggu sebentar nona muda , apa kau rasa dapat lolos setelah membuat keributan seperti semalam ?!"

"Tapi mas ?" . Aditya menarik tangan adiknya lalu membawanya pergi . "Mas , mau bicara sama kamu !" . Sekar mencoba mencoba melepaskan genggaman tangan Aditya . Tetapi , semakin dirinya mencoba , semakin kencang tangan itu . "Mas , lepasin ... tunggu sebentar saja" . Pandangan sekar masih menatap Andrew yang kini melangkah pergi bersama Diana .

Sekar terus merenggek pada kakaknya . Aditya yang kini mulai naik pitam , melepaskan tangan sekar dan berbalik mengahadap sekar . "SEKAR!" . Suara Aditya membuat beberapa orang disekitar mereka menoleh padanya . Baru kali pertama , Aditya mengeluarkan suara lantang didepan Sekar , sontak hal tersebut membuat Sekar terdiam.

Seperti seekor singa yang siap menerkam , Aditya menatap Sekar . Matanya tajam , seolah akan mengoyak mangsanya dalam satu kali gigitan . Saat itu juga Sekar menyadari bahwa kakaknya sangat marah . Terlihat Sekar menelan air liurnya beberapa kali , ketika mata mereka saling beradu pandang. Pemandangan yang cukup menghebohkan , karena kini semua orang yang melintas disekitar mereka mulai berbisik .

Aditya masih menatap kesal Sekar . Namun Sekar menyadari bahwa kondisi semakin tidak kondusif . "Mas, ayo ikut aku" . Sekar menggandeng tangan kakaknya dan segera pergi menuju kamarnya.

"Mas , duduk dulu disitu" . Sekar membuka lemarinya , mengeluaran beberapa foto dari amplop berwarna coklat . "Mas , coba lihat ini" . Sekar memberikan beberapa foto Diana bersama seorang laki-laki.

Aditya melihat foto tersebut dengan seksama . "Ini Diana ?" . Sembari menunjuk gambar perempuan didalam foto tersebut . Sekar hanya menganggukan kepala tanda mengiyakan apa yang dikatakan. "Siapa laki-laki yang bersama Diana ?" . Sekar hanya menggelengan kepalanya tanda dirinya tak mengetahui identitas laki-laki tersebut.

"Tunggu sebentar , kamu mau ngalihin topik ya ?!". Aditya melempar foto tersebut . Sekar menggeleng cepat lalu mengambil foto yang berserakan dilantai . "Ini alasanku membuat keributan semalam ,mas!" .

Aditya mengerutkan keningnya . "Apa maksudmu ?" . Sekar menelan air liurnya . "Wanita ini yang buat aku jadi kayak gini , mas" . Tangan Sekar menunjuk kearah foto . "mas tau kalau aku mencintai Andrew sejak dulu , mas tau kalau Andrew merupakan teman masa kecilku , mas juga tau kalau aku ingin menjadi pasangan hidup Andrew " . Sekar meremas foto yang ada ditangannya . "Tapi kenapa ... kenapa perempuan yang gak jelas asal usulnya masuk ke kraton dan merebut Andrew , mas !" . Air mata Sekar mulai perlahan mengalir keluar . "Kenapa mas ? sudah tiga bulan lamanya aku menyelidiki Diana , bahkan aku mengetahui jika Diana memiliki kekasih ! tapi kenapa ... kenapa wanita itu masih datang ke kraton , mas !" . Sekar semakin tak dapat mengontrol emosinya . Kini air mata Sekar semakin deras berjatuhan dari pelupuk matanya.

Aditya merasa iba akan keadaan adiknya . Ia melangkah mendekati Sekar dan memeluknya . "Biar mas yang urus ya" . Perlahan jari jemari Aditya mengusap lembut kepala Sekar.

***

Andrew sangat bersemangat mengajak Diana berkeliling kota . Andrew mengajak Diana berkeliling kota menggunakan delman . "Aku baru pertama kali naik delman" . kata gadis cantik yang duduk disebelah Andrew . "Wah berarti aku harus ajak kamu sering keluar kalau gitu biar bisa naik delman hehe" .

Diana hanya tersenyum malu . "Aku harus manggil kamu gimana ? mas, om , pakde atau gimana ?" . Andrew terkekeh . "Cukup panggil namaku saja , Andrew" .

"Oke, Andrew ... kita mau kemana dulu ini ?" . Andrew terlihat berpikir . "Aku baru pertama kali ke Jawa..". Belum selesai Andrew berkata, Diana sudah memotongnya . "APA?" . Andrew tersenyum . "Tunggu dulu nona manis , maksudku walaupun ak baru pertama kali ke Jawa tapi aku sudah lebih dahulu tiba ke Jogja dari pada kau, Diana" . Diana nampak tak percaya pada ucapan Andrew . "Mana mungkin ? aku tak pernah melihatmu dari awal aku tiba di kraton , Andrew !" . Andrew kembali tersenyum lebar . "Aku dan ibuku sudah lebih dahulu tiba di Jogja sekitar satu atau mungkin dua bulan lalu ,tetapi kami memutuskan menunggu ayahku untuk pergi ke kraton " .

"Tapi apakah itu waktu yang cukup bagimu untuk menghafal jalanan di Jogja ?" . Diana menatap Andrew penuh harap . "Tentu saja , otakku ini mampu menghafal dengan cepat". Diana mengelus dadanya . "Syukurlah" .

"Sepertinya kau ketakutan sekali , Diana?" . Andrew menatap Diana . "Iya , karena aku memiliki gangguan directional dyslexia" . Andrew mencodongkan tubuhnya kearah Diana . "Jadi maksudmu kau bisa tersesat kapan saja ?" . Diana mengangguk pelan .

Andrew kembali menegakkan posisi duduknya . "Baiklah , aku akan menjadi tour guide hari ini bagimu , Diana" . Sembari melemparkan senyum kearah Diana . Perempuan itu hanya mengangguk cepat dan tersenyum.

***

*Kraton , Kamar Sekar

Aditya melihat foto tersebut dengan seksama . "Ini Diana ?" . Sembari menunjuk gambar perempuan didalam foto tersebut . Sekar hanya menganggukan kepala tanda mengiyakan apa yang dikatakan. "Siapa laki-laki yang bersama Diana ?" . Sekar hanya menggelengan kepalanya tanda dirinya tak mengetahui identitas laki-laki tersebut.

"Tunggu sebentar , kamu mau ngalihin topik ya ?!". Aditya melempar foto tersebut . Sekar menggeleng cepat lalu mengambil foto yang berserakan dilantai . "Ini alasanku membuat keributan semalam ,mas!" .

Aditya mengerutkan keningnya . "Apa maksudmu ?" . Sekar menelan air liurnya . "Wanita ini yang buat aku jadi kayak gini , mas" . Tangan Sekar menunjuk kearah foto . "mas tau kalau aku mencintai Andrew sejak dulu , mas tau kalau Andrew merupakan teman masa kecilku , mas juga tau kalau aku ingin menjadi pasangan hidup Andrew " . Sekar meremas foto yang ada ditangannya . "Tapi kenapa ... kenapa perempuan yang gak jelas asal usulnya masuk ke kraton dan merebut Andrew , mas !" . Air mata Sekar mulai perlahan mengalir keluar . "Kenapa mas ? sudah tiga bulan lamanya aku menyelidiki Diana , bahkan aku mengetahui jika Diana memiliki kekasih ! tapi kenapa ... kenapa wanita itu masih datang ke kraton , mas !" . Sekar semakin tak dapat mengontrol emosinya . Kini air mata Sekar semakin deras berjatuhan dari pelupuk matanya.

Aditya merasa iba akan keadaan adiknya . Ia melangkah mendekati Sekar dan memeluknya . "Biar mas yang urus ya" . Perlahan jari jemari Aditya mengusap lembut kepala Sekar. Kini mata gadis itu sudah basah akan air mata . Bibirnya ditekuk kedalam seakan menahan rasa sakit . Sesekali diusapnya air mata agar tak jatuh diatas kain jariknya. "Mas , boleh aku peluk mas Adit ?" . Suaranya bergetar sangat jelas tergambar rasa cemburu yang ia rasakan .

Aditya menatap Sekar dalam . Tangannya berhenti mengusap . Menuruni lekuk leher lalu berhenti dikedua lengan Sekar . Aditya mencoba membawa Sekar bangkit sembari membangkitkan dirinya sendiri . Tangan kekar itu mulai mejelajahi punggung Sekar dan menekan erat ke arah dada bidangnya . "Sudah tenang kau hanya cemburu, tak perlu terlalu dibesarkan!" .

Gadis itu sedikit melonggarkan pelukan kakaknya . Menengadah dan menatap tajam . "Ini bukan masalah kecil tapi sangat besar !" . Tak lupa dilemparkan senyum kecut diakhir kalimatnya . Aditya hanya terkekeh melihat sikap adiknya . Dirinya justru kembali mempererat pelukannya . "Tahan sebentar lagi ! aku rindu memelukmu seperti ini , Sekar" .

"Manisnya kalian berdua" . Terdengar suara wanita dari ambang pintu kamar . Dia wanita tinggi ,kira-kira tingginya hampir menyamai putra mahkota . Tubuhnya juga ideal , bahkan apapun pakaian yang ia kenakan akan terlihat cantik . Hari ini ia mengenakan kebaya berwarna hijau tua dengan aksesoris berupa kalung yang sederhana . Kain jarik yang ia kenakan berwana coklat kehitaman dengan sedikit sulaman belang berwarna emas disana . Benar ! sangat mewah .

"Maafkan aku putri Sekar , namun aku harus membicarakan hal penting pada suamiku" . Katanya sembari memisahkan pelukan Aditya dan Sekar . Sekar menyunggingkan senyum sinisnya . "Ambil saja , aku tak memerlukan pria pemarah seperti dia , mba Widia ! " . Disusul dengan tawa renyah dari Sekar .

avataravatar
Next chapter