16 Bab 16

Diana Soeratmaja , gadis cantik dengan darah bangsawan mengalir dalam dirinya. Diana berdiri didepan cermin besar . Kain kebaya berwarna hitam dengan corak emas membalut kulit putih Diana . Mata almond putri almarhum Soeratmaja itu berbinar , Ia tertegun melihat bayangan dirinya didalam cermin itu. Rambut Diana digelung keatas dengan beberapa pernak-pernik terpasang . "Cantik sekali non !" . ucap bi Inah.

"Itu beneran aku ,bi ?" . Tanya Diana

"Bener ,non ... non Diana memang cocok jadi putri non , harusnya non tinggal dikeraton sejak dulu non!" . Jawab bi Inah

Diana memutar badannya . Ia mengahadap ke arah bi Inah yang berada dibelakangnya "Hish ... apaan sih ,bi ! inget ya , bi ... Aku mau ke kraton bukan buat bener-bener tinggal disini ! bibi tau kan aku cuma ambil keputusan sesuai saran mas Rio !"

"Iya , non tapi bibi harap non bisa tinggal disini non biar hidup non terjamin !" .

"Apaan sih ,bi ! udah yuk langsung aja ke meja makan katanya mau ada tamu penting makanya kakek ngadain perjamuan !" .

"Iya ,non" . Jawab bi Inah

***

Sudah tiga hari Diana berada dikraton Ngayogyakarta hadiningrat . Diana ditemani oleh bi Inah . Kedatangan Diana disambut baik oleh kakeknya yang tak lain merupakan sang Raja jogja itu. Sementara berbanding terbalik dengan sambutan saudara Diana yang berada disana . Saudara Diana merasa bahwa kedatangan dirinya akan merusak tatanan keluarga serta menambah beban biaya bagi kraton sendiri .

Salah satu saudara yang terang-terangan membeci Diana adalah Sekar . Sekar merupakan anak dari permaisuri dan adik kandung putra mahkota. "Aduhh ... kasihan anak kota gak bisa pake jarik ya , hahaha... balik aja sana kerumah !!" . Ucap Sekar pada Diana yang tengah kesulitan berjalan dilorong menuju tempat perjamuan .

Tatapan tajam serta senyum getir dilontarkan Sekar berkali-kali terhadap Diana . Diana berusaha untuk tetap tenang dan tidak membalas Sekar . Sekar dan Diana memiliki umur yang sama . Sekar juga merupakan gadis yang cantik . Sekar memiliki kulit kuning langsat , mata bulat , hidung yang tidak terlalu tinggi yang mencerminkan kecantikan perempuan jawa pada umumnya .

Sekar memiliki seorang kakak yang merupakan putra mahkota . Putra mahkota tersebut memiliki perawakan yang bisa dibilang sangat mengagumkan , badannya tinggi , tegap , dada bidang , alis tebal serta tatapan mata tajam . Ia memiliki senyum manis serta ramah , sungguh berbanding terbalik dengan adik kandungnya .

Putra mahkota tengah memasuki ruang perjamuan . Ia mengenakan baju adat jawa yaitu beskap . Ia tersenyum ramah pada semua orang yang ada diruang perjamuan itu. Sesaat ,Diana nampak terpesona dengan putra mahkota itu ,hingga seorang perempuan dibelakang putra mahkota menggandeng tangan laki-laki didepannya. Perempuan itu tak lain merupakan istri dari putra mahkota yaitu Widya .

Semua orang telah berada diruangan termasuk sang Raja . "Aditya , tolong persilahkan tamunya masuk !" . Ucap kakek pada putra mahkota .

"Inggih " . Jawabnya.

Aditya mempersilahkan tamu tersebut memasuki ruang perjamuan makan malam . Ada seorang pria bule mengenakan beskap, seorang wanita dengan wajah orang jawa dan seorang laki-laki seusia Diana mengenakan beskap.

"Silahkan duduk !" . Ucap Aditnya

"Tarima kasih" . Jawab pria bule tersebut .

Diana melihat Sekar yang tak melepaskan tatapan pada para tamu itu . Sekar nampak terpaku pada laki-laki berwajah blasteran itu. Sekar sesekali tersenyum dalam tatapannya . Diana tersenyum dan menggelengkan kepalanya cepat, seakan Ia tau apa yang tengah terjadi pada Sekar.

Makan malam berjalan dengan khidmat . Semua orang memakan semua hidangan yang ada. Pada pengujung perjamuan itu kakek meminta perhatian semua orang yang hadir.

"Permisi mohon perhatiannya semua , saya akan menyampaikan hal penting ! Kali ini saya ingin memberitahukan bahwa perjamuan ini diadakan dalam rangka memperkenalkan Andrew dengan Diana yang akan segera dijodohkan !" . Ucap kakek

Semua mata tertuju pada Diana . Diana nampak kaget . Ia melihat kesekitarnya tanpa mengatakan sepatah kata. Sedangkan, Andrew tersenyum menatap Diana . "Saya harap Diana dapat menerima perjodohan ini mengingat Andrew juga merupakan keturanan bangsawan Jawa dari pihak ibunya dan Ayahnya merupakan keturunan kerajaan Belgia, bagaimana Diana ? "

Diana mencoba menenangkan dirinya dengan meneguk segelas air . Ia menghela nafas dalam . "Mohon maaf kanjeng gusti, saya belum bisa menjawabnya". Diana menunduk , Ia berpikir dirinya sedang dijebak. Diana merasa perjodohan ini tidak disebutkan didalam surat yang diberikan sebelumnya .

Kakek terkekeh sembari memandangi Diana . "Tak perlu berpikir lama Diana jelas bebet, bobot Andrew terbukti dan biar kalian lebih akrab lagi mulai malam ini Andrew bisa tinggal di kraton !"

"Inggih , Gusti " . Jawab Andrew

Semua orang diperjamuan terlihat bahagia mendengar berita tersebut tetapi tidak dengan Sekar. Sekar mengarahkan tatapan tajam kearah Diana , dahinya berkerut , alisnya nampak akan segera menyatu . Diana tak ingin merusak suasana dengan menjawab tatapan kesal dari Sekar . Diana kembali meminum seteguk air dari gelas ditangan kanannya .

Berbeda dengan Diana , Andrew terlihat lebih tenang. Laki-laki itu sepertinya sudah mengetahui bahwa dirinya akan segera dijodohkan , terlihat dari senyumnya yang lebar menatap Diana Soeratmaja.

"Brakk .." . Sekar mengebrak meja perjamuan . Semua mata tertuju pada gadis itu. Sekar segera berdiri meninggalkan ruangan .

"SEKAR !! mau kemana kamu ?!" . Teriak Aditya

"Sudah mas , biarkan saja malu mas dilihat banyak orang!" . Ucap Widya

***

Diana melemparkan tubuhnya keatas kasur . Ia masih mengenakan kebaya komplit dengan jariknya. Gadis itu menatap sekeliling kamar . Kamar dengan nuasanya modern berpadu pernak-pernik jawa itu menjadi kamar Diana selama tinggal dikraton . Warna coklat dari kayu yang diukir menambah kesan klasik serta mewah dari kamar Diana.

Diana menghela nafas kuat . Diana mulai menggapai ponselnya yang terletak dimeja sebelah tempat tidurnya. Jari jemari Diana membuka aplikasi whatsapp . Diana merasa apa yang dirinya alami selama dikraton sudah tidak dapat Ia tangani . Diana berencana untuk menelefon kakaknya , Gibran Soeratmaja .

Jari telunjuk Diana hendak menekan gambar telepon diaplikasi tersebut. Diana kembali menghela nafas kuat . Diana mengurungkan niatnya untuk bercerita pada Gibran dan justru melakukan panggilan video dengan Rio Prasetyo .

"Halo , mas Rio " . Ucap Diana

"Halo , Di .. gimana kabarmu ?" . Jawab Rio

"Baik kok , mas Rio ... aku mau cerita"

"Iya , ada apa kok kayaknya banyak masalah gitu ? "

"Gini mas , aku masih diJogja sampai sekarang "

"Terus.. "

"Mas , ini bener-bener diluar dugaan aku !"

"Kenapa ? Ada apa , Di ?"

"Mas , disini banyak yang gak suka sama aku "

"Wajar namanya juga manusia , Di "

"Tapi mas , aku belum bilang sama mas Gibran sampai sekarang "

"Nanti aku bantu ngomong ya sama , mas Gibran gimana ?"

"Iya mas" . Diana masih memasang muka masam . Gadis itu masih memikirkan perjodohannya dengan Andrew

Rio memperhatikan wajah Diana yang muram . "Kenapa , Di ? masih ada yang mau diceritain ?" .

"Iya mas , tapi mau cerita langsung aja biar lega"

" Yaudah nanti kalo aku libur , aku ke Jogja ya"

"Iya mas , makasih banget loh mas " .

Diana menutup panggilan itu. Gadis itu memutar tubuhnya , membenamkan seluruh wajahnya didalam bantal. Diana masih mengenakan kebaya dan aksesorisnya . Batin Diana mengalami guncangan yang cukup menguras seluruh pikirannya . Alih-alih berganti pakaian , Diana memilih menenangkan pikirannya dan tidur .

avataravatar
Next chapter