15 Bab 15

Sembari menunggu pesanan kami berdua datang Nisa melemparkan sebuah candaan . "Eh Di ngomong-ngomong lagi pedekate sama siapa nih kamu haha" . Goda Anissa pada sahabatnya tersebut. Diana bereaksi cukup cepat setelah mendengar ucapan Nisa. Wajah Diana mulai memerah , Ia melipat kedua bibirnya kearah dalam . Senyumnya kecil menandakan dirinya bahagia. Nisa yang menyadari hal tersebut langsung menggodanya lagi . "Wah jangan bilang udah ada tapi kamu sembunyiin ya dari aku hayoo lo.. ngaku haha". Diana memainkan jari jemarinya . Kini dirinya menggigit bibir bagian bawahnya. Sambil tersipu malu Ia berkata . "Emm bukan pedekate sih cuma ada yang bikin kebayang terus ".

"Ciee.. ciee... , Siapa nih ? Fk juga? Atau dari fakultas lain ". Tanya Anissa penasaran

"Iya dari fakultas lain tapi beda kampus" . Jawab Diana

"Wah wahh kampus mana? Kok bisa kenal ? terus gimana ketemunya? Cakep enggak? .Atau Lucu gak orangnya? .

"Hehehe sabar dong Nis satu-satu tanyanya.".

"Habis penasaran aku Di , sorry sorry sorry ... ya dah dari kampus mana dan siapa namanya deh dulu " . Ucap Nisa

"Dari AAL , Akademi Angkatan Laut namanya Rio Prasetyo ".

"WAAHHH GILA... TENTARA TERNYATA!!" . Nissa terkejut .

"Iya aku ketemu enggak sengaja sebenernya hehe " . Ucap Diana

"ETSSS ... kok bisa cerita dongs gimana" .

"Pokoknya panjang ceritanya , intinya aku lagi jogging nih sendirian terus nyasar dia yang nolongin aku pulang pokoknya gitu "

"Terus terus kok bisa tau kalo kuliah di AAL ?"

"Ya... karena waktu pada libur main kerumah , tau sendiri mas Gibran kan juga kuliah di AAL . dan ternyata ada dia di rumah ternyata adik tingkatnya mas Gibran " . Diana mencoba menjelaskan

"Sadisss... terus terus ada rencana berkelanjutan enggak nih Di "

"Enggak tau Nis lihat aja nanti , kalo jodo gak kemana pokoknya hehe .. yuk makan udah dateng tuh makanannya ". Ucap Diana .

***

*KRI Bima Suci , Korea

Berbulan-bulan telah berlalu . Seluruh awak kapal dan para taruna kini tiba di Republik Korea selatan . Cuaca saat itu sedang minus dua derajat celcius . Bagas menghampiri Gibran yang sedang berdiri menatap lautan lepas . "Woy ngalamun aja , lagi mikirin apa sih Bran ?" . Tanya Bagas penasaran . "Aku lagi kepikiran Diana , gas ... aku ngerasa bersalah ninggalin dia ditengah keadaan duka" . Jawab Gibran . Mendengar jawaban itu Bagas mencoba untuk menenangkan Gibran . "Uhhh co cuitt banget nih kakaknya ini , tenang aja mas Gibran calon istriku itu pasti baik-baik aja kok ". Seketika konsentrasi Gibran terpecah . Tatapannya beralih ke Bagas . "Gas sejak kapan aku jadi mas mu cuk ! " .

"Ehh Ehh santaii bro , kan kalo aku nikah sama Diana kamu jadi mamasku hahaha" . Goda Bagas

"Aku belum setuju ya Gas kamu sama Diana , apa mau juga Diana sama buaya darat kayak kamu " . Ucap Gibran

"Ohhh ya pasti mau lah mana ada cewek yang nolak seorang Adipati Bagas" . kelakar Bagas .

"Ahh Karepmu, gas gas !".

"Bentar lagi jam makan bro , yuk masuk ,Bran !" . Ajak Bagas

"Oke , Aku mau telfon sebentar ". Jawab Gibran

***

"Permisi non , ada yang mencari non Diana " . Ucap bi Inah dari ambang pintu kamar Diana.

"Siapa bi , tumben sore-sore ada yang nyariin Diana "

"Itu non temennya mas Gibran kyaknya"

"Ohh, bilang aja mas Gibran lagi enggak ada dirumah gitu bi ". Diana masih terfokus pada laptopnya dan tidak melihat ke arah bi Inah yang sedang berbicara itu.

"Tapi katanya mas Rio , dia di suruh mas Gibran , non . Buat ke rumah nanyain kondisi non Diana " .

Mendengar nama Rio , Diana langsung mengalihkan pandangannya ke arah bi Inah dengan tatapan penuh makna . "Kok enggak bilang kalo yang dateng mas Rio, bi ! dari tadi !" . Diana segera bangkit dari kursinya. Ia berlari keluar kamar dan menemui Rio .

"Mas Rio ada didekat kolam renang, non!" . Ucap bi Inah .

Diana segera menuju ke kolam renang dibelakang rumahnya. Ia berlari hingga melihat seorang laki-laki yang duduk menghadap kolam renang . Diana berhenti sejenak , mengatur nafasnya yang tidak beraturan itu. Ia berjalan perlahan mendekat .

Rio menyadari bahwa ada seseorang yang berjalan mendekat. Ia mengalihkan pandangannya menuju orang tersebut . Rio tersenyum tatkala melihat wanita cantik mengenakan jumsuit berwarna peach itu berjalan kearahnya.

Diana menelan ludah berkali-kali saat dirinya melihat senyum manis dari tetangganya itu. Ia mulai tak dapat mengontrol detak jantungnya , berdegup makin keras dan keras ketika langkah kakinya terhenti di kursi yang berada disebelah Rio tengah duduk sekarang .

Rio mulai memandang Diana yang duduk disebelahnya itu. Rio menatapnya dengan dalam . Diana mulai terlihat salah tingkah , dirinya berkali-kali menelan ludah. "Ada apa , mas ?" . Diana mencoba memecah suasana namun Rio masih terdiam dan menatap Diana

Terlihat tatapan Rio sangat dalam dan serius . Rio menghela nafas pelan ."Kemarin mas Gibran telfon aku , minta tolong buat ke rumah dan lihat kondisi kamu , Di"

"Iya mas , makasih mas aku baik-baik aja kok , tapi mas ..." . Jawab Diana

" Iya ada apa , Di ?"

"Gini mas , jadi aku lagi bingung banget mas , sebenernya aku tuh masih keturunan dari bangsawan jogja mas cuma ceritanya panjang mas intinya pihak keraton mau memulihkan gelarku dan mas Gibran tapi dengan syarat aku harus tinggal di keraton sedangkan dari kecil enggak pernah mas hidup di keraton dan disamping itu aku harus nyerahin seluruh bisnis ayah mas kalo aku setuju , disatu sisi aku pengin mas kenal keluargaku dari pihak ayah , bisa ngobrol bahkan aku bisa bersihin nama ayah yang jelek di kalangan para bangsawan itu mas , cuma aku enggak rela mas nyerahin seluruh hasil kerja keras ayah. Para bangsawan itu merasa aku sebagai anak yatim piatu yang belum bisa mengelola bisnis ayah dan masih perlu perlindungan dari keluarga."

Rio terdiam sejenak . "Di, kalo boleh aku kasih saran , lebih baik kamu coba ke jogja dulu! Kamu coba tinggal dikeraton selama beberapa minggu , baru setelah itu kamu putuskan langkah apa yang bakal kamu ambil " . Ucap Rio

"Hmmm ada benernya juga ya , tapi mas aku belum bilang mas Gibran soal semua ini, mas Rio jangan bilang ya ke mas Gibran aku takut mas gibran khawatir ."

"Iya Diana , kira-kira kapan kamu mau ke jogja kalo gitu ?"

"Mungkin besok mas , aku pengin cepet-cepet selesaikan masalah ini mas biar mas Gibran pulang udah selesai semua "

"Oke Diana , aku janji bakalan main ke jogja kalo aku libur ya nanti "

Diana tersenyum . " Makasih mas "

"Iya sama-sama , Diana."

Mungkin rasa cintaku tak dapat kurangkai menjadi sebuah kalimat yang indah . Namun, kau harus tau, bahwa aku telah memilih menjadi malaikat pelindungmu dengan segenap rasa cintaku .

Rio Prasetyo

avataravatar
Next chapter