9 Bab 9 : Wanita Jalang.

Pria tampan ini bangun lebih awal dan langsung pergi ke kantornya, karena hari ini dia harus mengurus dokumen-dokumen yang diselesaikan hari ini juga.

Kantor, pukul 09:00 WIB

Jun fokus menatap layar laptop-nya, tiba-tiba sekretaris nya masuk dan langsung duduk di pangkuan Jun. Ia meraba-raba tubuh pria tampan itu, namun tidak ada respon dari Jun.

"Pak, ayolah bermain sekali saja," ucap Sekretaris nya.

"Menjauh dariku," balas Jun datar.

Sekretaris itu turun ke bawah kursi Jun dan membuka celana atasannya. Ia memainkan aset Jun dengan menggunakan tangan.

"Ah.. sudah ku bilang menjauh dariku Clara," desah Jun yang tidak tertahan.

"Ayo, teruslah mendesah Pak. Ini benar-benar nikmat," balas Clara yang menjadi Sekretaris Jun sudah 1 tahun lamanya.

Jun akhirnya menjauhkan laptop-nya dan menikmati permainan sekretarisnya pada aset miliknya. Clara semakin menjadi-jadi dan mulai menjalankan aksinya untuk mencoba merangsang Jun.

"Lebih cepat, ini sangat nikmat," gumam Jun kenikmatan saat asetnya di mainkan oleh Clara.

Clara mengikuti perintah atasannya dan semakin agresif dengan permainannya. Tiba-tiba Syifa membuka pintu ruang kerjanya, rantang yang berisi makan siang untuk suaminya pun jatuh saat melihat Clara sedang mainkan milik suaminya. Jun langsung menjauh dari Clara dan menatap Syifa yang sekarang dalam keadaan mematung. Ia memasang celananya dan menghampiri istrinya. Sedangkan Clara hanya tersenyum dan menghapus sisa cairan putih yang ada di bibirnya.

"Syifa aku bisa jelaskan," ujar Jun memegang tangan istrinya.

Namun, Syifa menepis tangan Jun dan menatap suaminya dengan tatapan kecewa. Ia langsung lari keluar ruangan dan Jun mengejar istrinya.

"Sudah aku bilang, kau akan menderita Syifa," gumam Clara.

Syifa masuk ke dalam taksi dan pulang ke apartemen suaminya. Jun mengejar Syifa dan saat mereka tiba di basement apartemen. Tangan Syifa di tarik Jun dan akhirnya ia berada di depan suami.

"Lepas!" teriak Syifa.

"Tidak! Aku bisa jelaskan kejadian tadi, bukan aku yang menginginkannya. Tapi--"

Plak!

Ucapan Jun terpotong saat satu tamparan mendarat di wajah pria tampan itu. Ia mengepal tangannya dan meremas tangan istrinya dengan kuat. Tatapannya mulai berubah menjadi tatapan yang mengerikan.

"Berani kau menampar ku ha!" bentak Jun yang menarik tangan istrinya masuk ke dalam apartement.

"Lepas Jun! Aku membencimu! Ceraikan aku!" bentak Syifa.

Mendengar ucapan istrinya Jun semakin murka. Mereka sudah masuk ke dalam apartement dan Jun mengambil pisau, lalu mengarahkan pada tangan istrinya.

"Apa kau bilang?! Kau mau cerai!" bentak Jun menggores pisau tersebut ke tangan Syifa.

"Akh! Sakit Jun," tangis Syifa saat merasakan sakit akibat tangannya terkena goresan pisau .

Jun semakin menjadi-jadi menggores tangan istrinya sambil tersenyum puas. Syifa mencengkeram rok yang ia pakai dan terus menangis atas perbuatan suaminya.

"Jun jangan lakukan ini. Tangan ku sakit," tangis Syifa dengan wajah yang sudah begitu pucat.

Jun mengabaikan istrinya, ia malah menancapkan pisau tersebut di tangan Syifa. Sehingga gadis itu meremas tangan Jun karena kesakitan.

"Ampun," ucap Syifa yang lemas sambil menatap pria yang mulai ia cintai.

Pria itu langsung sadar dan memegang tubuh istrinya yang sudah melemah. Jun melihat tangan Syifa yang di penuhi darah, bahkan lantai kamarnya pun terkena darah.

"Syifa, maafkan aku," ucap Jun dengan panik dan mencari ponsel-nya untuk memanggil Dokter.

Syifa semakin lemas dan akhirnya ia pingsan. Jun semakin panik dan menggendong istrinya untuk tidur di atas kasur setelah ia menelepon Dokter.

"Syifa maafkan aku," tangis Jun memegang tangan istrinya.

Syifa tak sadarkan diri dengan wajah yang sangat pucat. Dokter akhirnya tiba dan langsung mengobati Syifa. Jun berdiri di luar kamar dengan keadaan panik. Ia menggigit jarinya dan mulai mengeluarkan keringat di keningnya.

"Gara-gara wanita jalang itu, istriku jadi seperti ini. Aku akan membalasmu jalang," gumam Jun bolak balik karena panik saat melihat wajah Syifa benar-benar sangat pucat.

Dokter keluar kamar dan berdiri di depan Jun. "Istri anda baik-baik saja, tapi saya mohon terus obati luka di tangannya karena saya takut lukanya akan membusuk," jelas Dokter.

"Terimakasih Dok," balas Jun langsung membayar Dokter tersebut, setelah itu ia masuk ke dalam kamar melihat Syifa yang tengah terbaring di atas kasur. Jun menggengam tangan Syifa dan menangis sambil mencium tangan istrinya.

"Maaf Syifa. Aku minta maaf telah menyakitimu, aku bukan suami yang baik untukmu," tangis Jun pecah. Pria itu langsung bangkit dan keluar dari apartemen-nya menuju rumah Clara.

.

Di kediaman Clara,

Bel rumah berbunyi, Clara langsung membukakan pintu rumahnya dan tersenyum saat Jun berada di depan rumah.

"Masuk Pak," ucap Clara dengan nada menggoda.

Jun masuk dan menutup pintu rumah sekretarisnya. Clara membawa Jun masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar. Ia mendorong Jun hingga terjatuh ke atas kasur miliknya, Clara mulai membuka satu persatu baju atasannya. Setelah tubuh Jun polos tanpa sehelai pun kain menutupi tubuh kekarnya. Clara membuka bajunya karena sudah tidak tahan melihat Junior Jun.

Saat Clara akan memulai aksi panasnya. Tiba-tiba Jun memegang bola dunia Clara sangat keras, sehingga wanita itu merintih kesakitan.

"Akh! pelan-pelan Pak," rintih Clara.

Jun malah semakin keras memegang bola dunia tersebut dan menggigit ujung bola dunia Clara hingga berdarah.

"Pak, apa-apaan ini!" bentak Clara yang kaget melihat ujung benda kenyalnya sudah berdarah.

"Ayo katanya kau mau bermain denganku jalang, sini kita bermain sesuai keinginanmu," balas Jun tersenyum jahat.

Clara mencoba menjauh dari atasannya dan saat akan membuka pintu kamar, Jun menarik rambut Clara sangat kuat.

"Akh, sakit Pak!" bentak Clara.

"Sakit? Kau tau karena kau, aku bertengkar dengan istriku! Ini tidak ada apa-apanya, ini baru pemanasan!" bentak Jun yang tak menakutkan.

"Lepas!" ucap Clara yang memberontak.

Jun semakin menarik rambut gadis itu dan menariknya ke atas kasur. Pria itu tersenyum jahat dan menindih tubuh Clara.

Plak!

Satu tamparan mendarat di wajah Clara hingga ujung bibir wanita itu robek. Jun tersenyum puas dan langsung berdiri mengambil bajunya.

"Itu untuk jalang sialan sepertimu!" ucap Jun memakai bajunya.

Setelah baju pria itu terpasang, Jun menghampiri Clara dan meremas tangan gadis itu sehingga kukunya menancap di kulit sekretarisnya.

"Akh,"

"Ini untuk jalang yang melihat tubuh indahku!" sambung Jun dan langsung pergi dari rumah sekretarisnya.

Clara hanya menangis saat melihat sifat asli Jun yang seperti psikopat saat marah. Ia menutup pintu kamarnya dan memeluk kedua lututnya.

"Sialan kau Jun! Tunggu pembalasanku. Kau akan menyesal karena sudah menyiksaku!" gumam Clara yang kesal.

"Pria sialan! Kau sialan, Jun!" pekik Clara.

avataravatar
Next chapter