1 Tokoh Utama?

Bumi, 20xx;

Aku tidak akan memberitahumu siapa diriku;

Pernah Kamu berpikir dirimu secara tiba-tiba oleh suatu tragedi tertarik menuju dunia lain?

Pernahkah Kamu berpikir bahwa game yang selalu Kau mainkan akan menjadi dunia lain tersebut?

Rula sering memikirkannya.

Rula Akcayadinata hanyalah seorang manusia biasa setidaknya, itu yang diyakininya saat ini.

Bukan seorang raja, bukan pula seorang pemimpin organisasi gelap atau pun seorang prajurit haus darah.

Meski lahir dengan kondisi yang cukup menegangkan, Rula telah lepas dari jeratan takdir dan sekarang hanyalah seorang manusia biasa yang sering memainkan sebuah game.

Begitulah sayangnya, saat ini hanya gamelah yang bisa membuatnya hidup, melupakan siapa dirinya sebenarnya dan banyak kegagalan yang telah Dia lakukan.

Masyarakat mungkin berpikir, Rula adalah sosok kegagalan tertinggi dari manusia. Karena sosok Rula sendiri sering sekali menjauhi interaksi sesamanya.

Namun, Rula tidak pernah repot-repot mencoba untuk memasukkan kotoran kerbau ke dalam pikirannya. Sejak awal, bagaimana itu mungkin?

Tentu saja, itu hanya candaan yang sering Rula lontarkan kepada orang yang menanyakan hal tersebut. Pertama-tama, tidak ada manusia yang bisa menghindari pendapat orang lain. Sosok Rula ini percaya bahwa stigma yang tercipta akan sedikit demi sedikit mempengaruhi manusia, sekeras apapun mereka.

Seperti air yang menetesi batu dan akhirnya mengikisnya.

Oleh karena itu, dunia game baginya adalah dunia sempurna di mana diri sejatinya dapat terbentuk di sana. Semua yang diinginkan dan diidamkan Rula sejati termanifestasi dalam dunia game tersebut.

Dunia di mana Rula memiliki sumber dan keterampilan untuk menjadi kuat untuk menghempas segala opini yang tertuju padanya.

Dunia di mana Dia dapat menerima diriku lagi sebagai sosok sejatinya.

Selama Rula berfokus pada game, kehendaknya adalah kehendak dariku juga.

.

.

.

---

.

.

.

Bumi, 20xx;

Manusia, 27 tahun. Rula Akcayadinata;

Kekuatan adalah segalanya, seharusnya seperti itu... Sangat penting untuk menunjukkan kekuatan itu dengan prestasi.

Memiliki prinsip seperti itu, saat ini Aku sangat kesal.

Takk... Tak... Tak...

Suara ketukan keyboard mengisi ruangan yang gelap dan berantakan.

Ketukan itu sangat keras, bahkan itu membuat tetangga selalu berkunjung untuk protes.

Tentu saja, bertindak masa bodoh dengan hal tersebut adalah poin utamanya.

Protesan para tetangga akan hilang dengan sendirinya, bagai hembusan angin.

Terlebih lagi saat ini ada urusan yang lebih penting dan lebih mengganggu dari protesan tetangga.

Saat ini, kondisi guildku sedang terancam.

[ Naxi: Apa, Dia akan absen dalam perang guild nanti hanya untuk berkencan?]

[oncom_reaper: Ya, Aku dengar sih begitu.]

Aku dengan cepat menyeret pointer ke arah anggota guild yang dimaksud.

Click!! Click!! Click!!

Dengan penuh keyakinan, Aku berpose untuk ketukan terakhir pada mouse untuk menekan tombol "Kick" di layar.

[System: Easteante telah dikeluarkan dari guild.]

[oncom_reaper: Eh, apa Kau yakin? Dia sudah lama menjadi anggota inti tim kita.]

Ketukan keyboard kembali berkumandang di dalam ruangan.

Tak...Tak...Tak

[Naxi: Tidak apa, Guild yang akan kita hadapi minggu depan hanyalah peringkat 52 dunia. Bagi guild kita yang berada di peringkat sepuluh, itu bukanlah hal yang sulit]

[oncom_reaper: Lebih baik, Kau punya strategi yang bagus seperti biasanya. Jika tidak, guild 52 pun mungkin akan mengalahkan kita.]

[Naxi: Tenang saja, Ahli strategi terbaik ada di sini]

Tak...

Aku menekan enter dan mengirimkan pesan tersebut.

Seketika, dalam keheningan layer obrolan grup dan keheningan ruangannya. Sebuah sentakan terdengar dari luar.

"Nolep sialan..." "...Bayar uang sewanya."

IIIIHHHHH....

Aku menggeliat ketika mengetahui siapa yang tengah berteriak di luar kamarku.

Aku lupa bahwa hari ini adalah tenggat waktu untuk membayar sewa.

//--Sialan, Aku sudah memakai sebagian gaji-ku untuk membeli keyboard baru.

Ketukan pintu semakin kencang di luar sana. Aku mencoba mengabaikannya tapi, ketukan itu terus di sana bahkan setelah belasan menit.

//--Sialan, otak otot itu hanya mengganggu konsentrasiku.

Aku pun memutuskan untuk menghadapinya. Dan ketika Dia hendak melepas kuncinya, dari luar ruangan, ucapan tak terduga dari mulut wanita itu datang.

"Aku akan mendobraknya!!"

"Tung--"

Sudah terlambat untuk menghentikannya.

Lagi pula, itu adalah kesalahan Rula untuk tidak menjawabnya.

Dari lubang kecil Aku melihat seorang wanita bertubuh kekar mengambil ancang-ancang dalam ruang yang sempit.

Namun itu pasti cukup baginya.

Tubuh wanita yang sangat kekar mendobrak pintu kamar yang tak tertahan apapun, menyebabkan pintu terbuka dengan keras dan menghantam wajahku.

Aku terpental cukup jauh akibat dorongan itu dan menabrak meja komputer yang tak berjarak cukup jauh.

"Ah..." melongo wanita itu ketika salah satu engsel pintu putus.

"Kau tidak apa-apa, Rula?" lanjutnya khawatir meski sangat terlambat.

Itu cukup berat, hantaman yang begitu keras pasti sangat menyakitkan terlebih dari seseorang yang memiliki otot sebesar wanita itu. Namun, Aku sendiri sering olahraga di dalam ruangan akibat pekerjaanku sebelumnya yang mengharuskan Aku untuk sering melatih tubuhku agar mampu bertahan dalam beragam kondisi.

Meski kini Aku hanyalah nolep yang bahkan tak pernah memikirkan untuk pergi ke luar pada saat liburan. Namun Aku cukup kompeten dalam pekerjaan. Itu untuk mempersiapkan kedatangan hari ini, untuk menjamin waktu bersangaiku tidak terganggu karena biaya atau kesehatan.

Terlebih lagi, entah mengapa Aku merasa telah terbiasa dengan latihan seakan itu telah mengakar pada diriku.

Aku dapat bangun meski dengan terhuyung-huyung. Kesadaranku mulai kembali perlahan.

"Apa yang--- Komputerku?!"

Aku berbalik kebelakang dan lega ketika monitor dan CPU tidak terkena dampak tabrakan tersebut. Namun, perasaan di belakang kepala sebelumnya... Itu pasti kabar yang buruk.

Aku melihat kebawah, disana keyboard yang baru kubeli tidak lama ini telah rusak dalam sekejap terbelah menjadi dua.

"KEYBOARD BARUKU!!!"

Aku menangis dengan kesedihan yang amat mendalam bagai seorang ibu yang mengetahui bahwa anaknya menderita sakit parah dan tak bisa lagi terselamatkan.

Aku sangat sedih ketika menyadari itu rusak hanya dua hari setelah Ia datang.

"Hey, seharusnya bukan hal itu yang harus Kau khawatirkan. Lihatlah, kepalamu berdarah."

Setelah dengan sekuat tenaga menahan isak tangis, Aku memegang bagian kepala yang di tunjuk pemilik apartemen.

"Ah, tidak apa-apa. Sepertinya, Aku hanya sedikit pusing."

"Apanya yang tidak apa-apa! Aku akan membawamu ke rumah sakit." Ucap wanita kekar pemilik apartement yang mendatangi Rula dengan cepat.

"Apa yang Kau lakuk-- hey turunkan Aku!"

Dia merangkulkan tangannya di antara pinggang-ku dan mengangkatku layaknya seorang tuan putri.

"Apa yang kau katakan! Lihatlah, semakin lama Kau tidak diobati Kau semakin pucat."

Rasa malu mengalir dari ujung rambut hingga ujung kaki. Untungnya, itu dapat terhenti oleh rasa marah yang ingin Aku lontarkan saat mendengar perkataan pemilik apartement.

"Ini gara-gara Kau tahu."

Ucapanku yang cukup keras. Tidak dihiraukan oleh sang pemilik apartement.

Sepanjang jalan, orang-orang melihat seorang pria yang digendong layaknya tuan putri oleh seorang wanita kekar.

Perasaan sangat malu itu lebih buruk dari pada perasaan lain yang pernah ku rasakan di kehidupaku saat ini.

Itu rasanya, seolah-olah mati lebih baik.

"Aku ingin mati saja!!" Gumaman itu terlontar pelan tanpa sadar.

Setelahnya, hal yang sangat mengejutkan muncul dari ruang kosong di depan pandanganku.

<<Apakah Anda Ingin Menyerah terhadap segalanya?>>

<<Ya/tidak>>

.

.

.

.

.

.

10 jam berlalu setelah peristiwa itu.

Aku memasuki rumah sakit setelah digendong secara memalukan oleh seorang monster kekar. Monster itu sepertinya memiliki urat malu yang terjepit kencang oleh otot-otot yang dimilikinya.

Tidak banyak yang telah kulakukan di sana. Itu hanya mengecek lalu mengobati dan setelahnya Aku istirahat di sana sebentar karena kebetulan, Aku belum tidur sejak kemarin.

Dan proses pembayaran diwarnai keributan ketika Aku berdebat dengan pemilik apartement tentang siapa yang betanggung jawab untuk membayar biaya pengobatan.

Aku tidak tau mengapa kami bisa berujung pada perdebatan tapi, Pada akhirnya Kami memutuskan untuk membayarnya setengah-setengah. Sementara itu, tenggat waktu untuk bayar apartement diundur hingga dua minggu.

Wanita itu mungkin kesal dan pergi terlebih dahulu meninggalkan Aku sendirian di sini.

Sekarang pukul 20.00.

Setelah berbicara dengan dokter yang telah merawat diriku sebelumnya. Aku memutuskan untuk keluar dan kembali ke rumah, Aku berjalan pulang sendirian di malam gelap.

Dingin, suasana mulai membuat tubuhku sedikit gemetar.

Bukan karena takut, tapi instingku yang terasah sejak lama mengatakan ada sesuatu yang janggal terhadap keheningan sekitar. Serta suasana angin malam yang sepertinya sengaja ditiadakan dan anehnya, hawa dingin tetap menyelimutiku.

Perasaanku berkata bahwa Aku sedang diawasi, namun hingga ujung manapun mataku membelalak --berusaha untuk memperhatikan-- ke sekitar. Tidak ada gerak-gerik mencurigakan sedikitpun.

Aku mungkin meragukan perasaanku, tapi tidak dengan kemampuanku.

Pada akhirnya, paranoid ini mungkin disebabkan oleh hal itu.

Pada saat Aku di gendong ke rumah sakit di ragkulan sang wanita kekar. Suatu kejanggalan terjadi, itu adalah saat di mana sebuah layar terbentuk di udara. Layar Itu bertuliskan 'Apakah kau menyerah dengan segalanya?' dan option yang sepertinya ditunjukkan bagiku untuk memilih.

//--Sebenarnya, apa itu?

Saat perasaan tidak enak-ku memuncak, Aku berjalan lebih cepat.

Aku sampai dirumah dengan selamat, tapi perasaan itu tetap ada meski menipis.

Berbaring di ranjangku, Aku memandang langit-langit dinding.

"Wah, Aku lupa dengan gamenya." gumamku pada diri sendiri.

//--Yah, karena komputernya mati, Aku pikir Aku offline sekarang. Itu sangat di sayangkan untuk menyudahi seminggu onlineku berturut-turut karena sebuah kecelakaan kecil.

Aku menekan tombol power dan menunggu proses booting.

Ketika layar beranda telah muncul, Aku terlebih dahulu membuka aplikasi browser untuk mencari sesuatu tentang imajinasiku sebelumnya, namun sebuah notifikasi e-mail menyusul lebih dahulu.

"Aku sudah lama tidak mendapat e-mail, dari siapa ini?"

Sudah lama Aku tidak mendapatkan e-mail.

Aku tidak pernah membacanya, oleh karena itu orang-orang merasa jengkel karena tidak mendapatkan jawaban dariku. Dan setelahnya, tidak pernah mengirimiku pesan melalui e-mail lagi. Juga, Aku tidak pernah mendapat email lagi selain dari pesan otomatis.

"Ah, oncom reaper yang memberiku email..."

Sepertinya, Aku samar-samar mengetahui apa yang Dia kirimkan. Itu pasti tentang alasan Aku tidak mengikuti perburuan hari ini, yang menyebabkan seluruh guild tidak berburu sepenuhnya.

Itu tepat ketika Aku membukanya.

Aku mencoba menjawabnya secara langsung, namun terlupa bahwa keyboard baruku hancur. Itu memberikan tekanan kesedihan baru tapi Aku tidak berlama-lama termenung dalam kesedihan itu.

Lebih tepatnya, itu seperti sebelumnya, rasa kesal lebih mendominasi sebagai perasaaan dibanding dengan perasaan yang lain.

"Sialan, nenek tua kekar itu, Aku lupa untuk menagih uang perihal ini."

Meski Aku berkata seperti itu, sebenarnya dia bukanlah seorang wanita tua.

Umurnya mungkin berjarak antara 2-3 tahun lebih tua dariku. Wajahnya juga terbilang cukup kencang untuk wanita seusianya. Hanya saja, bentukan tubuhnya yang sangat kekar itu terasa aneh.

Kami cukup sering mengobrol, entah kenapa Aku merasa harus membicarakan tentang proporsi tubuhnya itu, namun selalu berakhir dengan pertengkaran.

Dia berkata bahwa kami pernah bertemu sebelumnya. Jujur saja Aku tidak mengingatnya. Aku pikir itu disebabkan otot-ototnya, karena jika dia memiliki proporsi tubuh seperti itu sejak awal maka Aku pasti akan mengingatnya.

Aku tidak membencinya, Aku lebih menghormati seseorang yang mau berusaha.

Kembali pada masalahku saat ini. Untuk sementara, Aku membawa keyboard lamaku.

Itu usang dengan debu menutupi seluruhnya sehingga, Aku harus membersihkan keyboard itu terlebih dahulu dengan kain basah.

Setelah cukup mengeringkannya dengan pencahayaan lampu kamar apartement, Aku menyambungkannya ke CPU dan mengetik dengan benda itu.

"... Kupikir itu cukup untuk menjelaskan situasinya. Ki~rim."

Tak.

Sesaat kemudian, pesan lain muncul dari pihak lain.

"ASW mengirimiku pesan? kenapa?"

Aku menyebutnya seperti itu adalah seekor anjing atau bahasa kasar. tapi itu hanya singkatan untuk game yang kumainkan, itu adalah candaan player untuk mengucapkannya 'Asu' dari pada 'A-es-we'atau 'i-es-double u'. Terlebih lagi, itu lebih mudah diucapkan.

Another Star World (ASW) adalah game mmorpg yang sedang kumainkan saat ini. Itu sudah ada sejak 7 tahun yang lalu, tapi masih tetap populer dikalangan gamer. Konsep kekuatan dan cerita dibalik game ini sangat realistis meski terdengar fantasi.

Selain itu, event-eventnya selalu menarik untuk diikuti.

Dengan begitu, Aku berpikir.

//--mungkinkah itu untuk sebuah kontrak agar Aku berpatisipasi dalam suatu event?

//--Yah begini-begini, Aku telah berusaha hingga masuk 20 besar dunia tahun ini serta pemeran penting bagi guildku yang telah mencapai peringkat 10 besar. Sangat mungkin bagi ASW untuk tertarik padaku dan merekrutku untuk event turnamen atau semacamnya.

//--Jika begitu, Aku sangat tidak sabar untuk bisa bermain dengan para 10 besar.

//--Ah, itu mengingatkanku bahwa oncom reaper adalah peringkat ke-10 dan Aku adalah ke-13.

Tiba-tiba secara kebetulan, sebuah pesan datang darinya.

Sebelum Aku membuka surat dari ASW. Aku mencoba bertanya pada oncom reaper mengenai hal tersebut.

Tapi jawaban yang Dia berikan ternyata tidak memuaskan bagiku.

Dia tidak menerima pesan dari ASW. Bahkan dia berpikir, kecil kemungkinan ada event besar untuk tahun ini.

Sepertinya, ini akhir percakapan antara Aku dan oncom reaper di e-mail sekarang.

Ada waktu luang untuk membuka surat dari pihak pengembang game.

"Yah, Aku coba periksa dulu deh."

Ketika Aku membuka daftar kotak masuk, Aku terkejut melihat ASW telah mengirimiku pesan sejak lama.

Ada total lima pesan.

Pesan terbawah dikirim 6 tahun yang lalu, pesan kedua dan ketiga di atasnya dikirim 4 tahun yang lalu dan pesan ke-empat di atasnya 1 tahun lalu.

Dan yang paling atas adalah yang sekarang.

Aku mengklik pesan terbawah.

Subjeknya tertulis seperti ini.

"Selamat, Anda telah memenuhi syarat untuk mengikuti Secret Server(Easy)"

Setelah Aku mencoba membuka yang lainnya, subjeknya tetap sama hanya saja bagian yang ditandai oleh kurung berubah berurutan menjadi normal, Hard, Expert dan Hardcore.

"Apa-apaan Secret server itu... Tidak berguna! Aku pikir itu undangan event."

Setelah mengungkapkan kekecewaanku yang hampa, Aku berpikir untuk menghapus pesan tersebut.

Tapi...

Ketika Aku mencoba menghapus pesan, layar yang sama seperti ketika Aku digendong, tercipta kembali di udara kosong yang membuatku takut dan meloncat terjatuh ke belakang.

//--Apa-apaan itu?

Layar mengikuti-ku bergerak ke area depan pandanganku.

Sebelumnya, saat Aku dalam gendongan. Aku pikir itu sebuah halusinasi yang disebabkan akibat kepalaku terbentur meja.

Saat itu, Aku berkata.

"Tidak, Aku tidak sungguh-sungguh ingin mati."

Dan panel itu menghilang.

Kali ini, Aku melihat layar yang bertuliskan 'Apakah anda yakin untuk menyerah dengan Secret Server(Hardcore)?' dengan option yang sama.

Dengan spontan Aku menjawab tidak. Seperti sebelumnya layar menghilang dengan sendirinya seakan itu tidak pernah ada di sana.

"Menghilang? Apa-apaan itu?"

Ketika Aku memikirkannya kembali. Layar itu kemungkinan muncul ketika Aku hendak menghapus surat dari ASW.

Apakah itu berkaitan?

Mungkin saja.

Bahkan setelah kulihat, surat yang telah kucoba untuk dihapus pun kelihatannya di undo setelah Aku berkata tidak.

Apakah Aku harus mencoba lagi?

Aku ragu. mungkin itu bukanlah hal yang baik seperti yang Aku kira namun melainkan hal yang sangat berbahaya.

Meski begitu, Aku tetap penasaran dan mencobanya. Kali ini Aku menghapus surat yang paling bawah.

Seperti yang telah diduga.

Sebuah layar muncul di ruang hampa.

<<Apakah anda yakin untuk menyerah dengan Secret Server (Easy)>>

<<Ya/Tidak>>

"Ya, Aku yakin."

Layar menghilang setelahnya, surat yang dihapus kali ini pun benar-benar telah terhapus.

Sulit dipercaya.

"...Kejadian misterius semacam ini terjadi padaku. Biasanya..."

Biasanya ini hanya akan terjadi pada tokoh utama, mereka yang ditakdirkan untuk pergi ke dunia lain!!

APAKAH AKU TOKOH UTAMA?

avataravatar
Next chapter