webnovel

DI TOILET

Mau kemana?

Aira mengerutkan keningnya atas apa yang ia baca di layar handphonenya dan pas sekali lampu merah yang telah menandakan para pengendara untuk berhenti pada saat itu juga. akan tetapi kali ini seakan-akan menandakan akan sesuatu hal yang akan terjadi.

"Maksudnya?" Ucapnya dalam hati

Aira tidak memperdulikan pesan tersebut dan tanpa sengaja ia menatap luar kaca mobil itu yang terbuka sedikit menampilkan seseorang pria yang menatapnya dengan dingin tapi menusuk seakan-akan ingin jawaban atas pertanyaannya.

Aira yang mendapatkan perlakuan tersebut terlebih lagi seseorang itu begitu ia kenal membuatnya susah payah menelan ludahnya. Airapun mulai salah tingkah sambil merubah duduknya menjadi duduk dibawah membuat temannya yang menatapnya dengan heran atas apa yang Aira lakukan barusan.

"Kenapa Ra?. Kek buronan aja lu" ucap Tika bingung atas tingkat laku sahabatnya ini.

"Iya Lo kenapa sih? Ada yang ngikutin?" Tanya Nara yang melihat wajah Aira gugup.

Drtttt .... Drtttt ....

Airapun segera melihat hpnya begitu banyak pesan yang masuk. Membuat sahabatnya bingung atas ekspresi wajah Aira.

"Ai ada apa? Bilang dong jangan bikin hawatir" ucap Nara takut akan sesuatu hal.

"Jalan!" Ucap Aira membuat Nara langsung menjalankan mobilnya ketika Aira menyuruhnya dan tenang saja lampunya sudah berwarna hijau.

Aira masih melihat layar handphonenya yang kini sudah berhenti atas notif dari seorang Reyan Aditya. Ya yang Aira lihat tadi adalah Reyan Aditya yang ia temu beberapa jam yang lalu.

Banyaknya miscall dan chat-chat yang tidak Aira jawab membuat seseorang  kesal atas apa yang Aira lakukan.

"Ckk!. Tinggal jawab susah amat mau pergi kemana" kesalnya kepada Aira yang begitu membuatnya gelisah.

Walaupun itu kenapa ia harus gelisah?.

Bukannya yang sesungguhnya ia tidak peduli sama sekali dengan gadis itu?.

Aneh.

Tapi dia Reyan Aditya? Gimana dong?.

"Ikuti mobil itu, mengerti?" Ucap Reyan kepada supirnya.

"Baik tuan" balasnya sopan.

Perintahnya di laksanakan sedangkan di sisi lain mereka masih dalam diam tak mengerti atas apa yang Aira lakukan. Dan itu mampu membuat mereka berdua takut. Siapa yang tidak takut melihat sahabatnya sendiri tiba-tiba seperti itu terlebih lagi ia selalu melihat handphonenya apa tidak membuatnya semakin takut akan sesuatu hal yang akan terjadi nanti.

Siapa tahu ada yang mengikuti mereka dan mengincar salah satu dari mereka yang tidak diketahui kalau itu adalah Reyan Aditya yang membuat seorang Aira Lestari takut atas tawarannya berapa jam yang lalu yang membuat siapapun takut atas perilaku yang belum sama sekali siapapun yang melihatnya dan ungkapan yang membuat berdebar-debar.

Merekapun sampai dengan perjalanan yang sangat hening dan berusaha menepis pikiran masing-masing yang membuat mereka tegang.

"Aira Lo kenapa sih tadi?" Tanya Nara yang di samping kirinya berjalan menuju masuk ke mall.

"E-enggak papa kok. hehehe. Biasa random kelakuan gw" gugupnya.

"Yak ilehh. Lo ya bikin gw parno aja" ucap Nara kepada Anya yang di balas kekehan.

"Maaf" tutur Aira.

"Iya" jawabannya singkat.

Mereka mulai berjalan-jalan bingung membeli apa. Mereka tidak mengetahui ada seseorang yang mengikuti mereka dengan penasaran. Ya penasaran kenapa Anya menolak panggilan televon begitu juga tak membalas semua chatnya.

Membuat Reyan aneh, sampai-sampai Reyan berfikir kalau dia penjahat padahal dia tidak sengaja melihat Aira di perjalanan.

Karena Reyan akan menuju kerumah Aira karena permintaan mamanya datang dengan alesan janji.

Reyan mencoba mendekati Aira tapi Reyan tidak percaya diri untuk mendekatinya. Karena dengan adanya teman-temannya yang membuat otaknya berfikir keras agar bisa membawa Aira pergi dan ikut dengannya sebentar untuk memberitahu Aira untuk bersiap-siap nanti malam dan akan menjemputnya pukul 17.15 malam.

Dan Reyan merasa ada tanda hijaupun mengikuti Aira tanpa ketahuan teman-teman Aira yang asik memilih pakaian sedangkan Aira menyuruh mereka tetap di toko tersebut dan ia akan segera mungkin datang kembali.

Tap

   Tap

      Tap

Suara bergema di penjuru ruangan yang sepi karena terletak di lantai dua  sebelah kanan. Aira merasa tidak nyaman seakan-akan ada yang mengikutinya dari belakang tapi Aira terlalu takut sampai Aira ditarik ke sebuah toilet dengan membekap mulutnya agar Aira tidak berteriak yang menimbulkan kecurigaan dengan pasnya di sekitar toilet tersebut sepi seakan-akan memberikan seseorang kesempatan menguapkan sesuatu.

Gadis itu menjilati tangannya agar lelaki itu melepaskan tangannya. itu membuat Reyan jijik dengan segera ia mengusap tangannya ke baju Aira.

"Asin" ucap Aira dengan polosnya.

"Iyalah kan Lo jilat tangan gw" balasnya.

"Ini juga kenapa usap-usap" Aira mengembungkan pipinya gemas membuat Reyan ingin meremukkan badan Aira karena gemas.

"Kenapa gak di jawab televon gw dan juga kenapa gak balas semua pesan gw?" Tanyanya.

"Tanganku mager" balasnya.

"Ouh gitu ya. Nanti kalau ada apa-apa dan gw gak balas semuanya. itu berati gw mager" ucapnya.

"Kok gitu sih?" Melas Aira.

"Iya dong, habisnya kamu nakal cuma bales aja susah banget" Ucapnya mulai mendekatkan wajahnya yang mampu membuat Aira tak ingin menatapnya.

"Mau apa?" Tanya Aira takut.

"Cium" tuturnya membuat Aira kaget sampai mata mereka bertemu.

Reyan semakin dekat begitu juga Aira sekuat tenaga mendorong Reyan agar menjauh malah itu tidak mempan karena Reyan begitu kuat.

Cup

Satu kecupan di pipi Aira membuat Aira diam tak berkutik.

"Cantiknya Reyan, nanti malem jangan lupa siap-siap Reyan jemput jam 17.15 ya cantik. terima kasih" bisiknya membuat Anya merinding. Reyan mulai melihat wajah Anya yang begitu menarik perhatiannya sampai-sampai ia ingin selalu bersama Anya. Bukan berarti dia hanya melihat dari situ saja. Sesuai perkataannya ia menyukai semuanya dari kamu? Ehh ralat Aira maksudnya hehehe.

"Rey?" Panggilnya

"Ya sayang?" Balasnya manis

"Kamu?" Aira mulai mendekati telinganya ingin membisikan sesuatu. Begitu juga Reyan yang tahu entah dari mana yang akan Aira bisikkan kepadanya.

"Ber-" terpotong karena tiba-tiba Reyan memeluknya erat.

"Hemm hemm iya gw kurang ajar, breng*ek, bej*t itu kan yang mau kamu bisikin ke aku dengan suara yang keraskan?. Lakuin aja kalau berani. Nanti juga kamu dapet hukuman" ucapnya sambil menepuk punggung Aira pelan.

Aira kaget bagaimana bisa seorang Reyan Aditya tahu akan ia bisikkan kepadanya. Itu benar-benar tidak adil!.

"Rey nyebelin. gak adil!" ucapnya yang masih diperlukannya yang seharusnya ia langsung pergi dari situ.

Reyanpun masih asik memeluknya dengan hangat.

"Udah sampai sini aja mau lebihnya nanti malem. Kasihan temen-temen kamu hawatir" ucapannya dan mencium sekilas pipinya dan menarik pergi dari toilet itu dan syukurlah masih sepi dan aman.

"Rey mau bawa Aira kemana?" Tanya Aira

"Keluar dari toilet lah" jawabannya santai.

"Maksudnya nanti malem" jelasnya

"Kemana aja asal hanya berdua ketika kita pulang" ucapannya sambil menatap Aira dari atas sampai bawah sampai Aira melihat itupun ia langsung saja melepaskan tangannya dari Reyan.

"Mesum!" Ucapnya langsung pergi menyegol bahu Reyan dengan kesal membuat sang pemilik terkekeh geli melihat Anya yang mendengus kesal yang terkesan imut di mata Reyan.