4 4. Apa tuhan benci padaku ? (revisi)

Shirin berjalan pulang dengan perasaan hampa,, dia masih tidak yakin dengan kejadian yang sudah menimpa dirinya..

* Apa semua yang sudah aku alami ini adalah kenyataan ?? Oh Tuhan ~~ aku harap semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk !! * pikir wanita malang itu dalam hatinya

Sekuat apapun shirin di mata orang lain,, tetap saja kejadian ini bisa menghancurkan perasaannya.. Kejadian tadi pagi masih terus terngiang dan berulang-ulang di putar di pikiran gadis itu,, dan kesombongan seorang CEO star7 yang dipuja banyak wanita itu membuat shirin semakin membenci nya.. Ya!! Tentu saja shirin sangat membenci arion,, biar bagaimanapun dialah orang yang sudah mengambil satu-satunya harta berharga miliknya.. Harta yang seharusnya menjadi milik suami shirin kelak,, sekarang kepercayaan dirinya sudah mulai runtuh..

" Drtttt,,, Drrrttt..."

Dering suara handphone mengembalikan si pemilik ke alam sadar nya,, shirin tersentak dan mulai merogoh isi tas miliknya ..

" Ya ampun,, hampir saja aku lupa.."

" Tadi sebelum keluar dari rumah lelaki sombong itu,, pelayan di sana memberikan semua barang-barang milikku yang aku bawa kemarin.. "

gumam shirin sambil menepuk jidatnya pelan

Rumitnya persoalan yang Shirin dapatkan membuatnya melupakan beberapa hal untuk sesaat,, sehingga pada saat Shirin mendapatkan ponselnya panggilan itu sudah terputus.. shirin lalu memeriksa ponsel miliknya,, dia melihat ada banyak pesan dan panggilan tidak terjawab di handphone nya..

" aish,, Baru satu malam sudah banyak sms dan panggilan tidak terjawab.. siapa saja ini..?! " kata shirin sedikit kaget

ponselnya selama ini memang selalu sunyi mengingat dia sebatang kara dan hanya memiliki satu teman baik yaitu Hilya,, dia tidak menyangka hari ini begitu banyak orang yang mencoba menghubunginya.. tapi saat melihat daftar nama panggilan tidak terjawab itu,, shirin lalu tersenyum kecil dia sudah menduga satu nama yang selama ini sudah seperti saudara kandungnya sendiri..

" sudah aku duga,, pasti hilya sangat mencemaskanku,, ada puluhan Panggilan tidak terjawab dan pesan singkat darinya.."

gumam shirin pelan sambil terus berjalan

Tapi senyum shirin hilang dan wajahnya berubah bingung,, dia mengerutkan keningnya saat melihat daftar nama panggilan tidak terjawab yang lainnya.. shirin kaget saat melihat manager katering tempatnya bekerja semalam menelponnya beberapa kali..

" huh,, ada apa ya dia menghubungiku ?? apa dia sudah tahu tentang kejadian semalam,, mungkin juga karena aku menghilang begitu saja.. Oh Tidak !! habislah aku kali ini.. dia pasti akan memarahiku habis-habisan... " kata shirin pasrah

Shirin dengan enggan menekan tombol menghubungi karena dia harus meluruskan masalah semalam dengan managernya itu,, dia juga tahu sudah bersalah karena menghilang dari acara saat semua belum selesai.. Dengan kata lain dia sudah lalai dalam menjalankan pekerjaannya dan bahkan tidak bertanggung jawab karena menghilang tanpa sepatah katapun..

" halo bu manager,, saya shirin bu.. maaf baru menelpon kembali sekarang.." kata shirin menjelaskan,, tapi sebelum dia selesai berbicara.. tiba-tiba managernya memotong perkataannya

dan langsung berbicara tanpa basa-basi lagi..

" it's okay,, gak apa-apa rin.. aku hanya ingin memberi tahumu,, kalau kamu tidak usah datang lagi untuk bekerja di sini.. karena mulai hari ini kamu di pecat !! Dan juga uang tunjangan PHK kamu sudah saya transfer ke rekening kamu.."

kata managernya tegas

Tanpa menunggu reaksi dan penjelasan apapun dari shirin,, managernya itu langsung menutup teleponnya begitu saja.. Sejenak shirin sempat kaget,, tapi kemudian dia mulai memahaminya.. Yah,, mungkin karena kesalahan yang dia perbuat semalam sangat fatal sehingga bisa menyebabkan kerugian bagi katering dan dia juga bisa menghancurkan citra tempatnya bekerja.. shirin sedikit banyaknya harus bisa memahami itu..

Tapi kekagetannya tidak berhenti sampai di situ saja ,, saat dia memeriksa semua pesan yang masuk dia melihat pesan dari semua tempat shirin bekerja part time.. dimana semua isinya hampir sama yaitu pemecatannya..

Tangannya mulai bergetar pandangan shirin ikut memburam karena terhalang genangan air matanya,, langkahnya semakin gontai dan seakan tak bisa berfikir jernih.. Shirin berjongkok karena merasa kakinya mulai lemas,, dia tidak sanggup lagi berjalan atau bahkan hanya untuk sekedar berdiri.. shirin menangis meratapi nasibnya yang sangat malang,, dia merasa dada sangat sesak saat ini.. kesialan yang berturut-turut membuatnya tidak mampu menghadapi dunia yang kejam ini,, shirin mulai berdiri dan berjalan ke arah halte bus lalu dia duduk di sana sambil menatap kosong ke arah bawah.. dalam pikirannya semua bercampur menjadi satu,, ada benci, tanya, kecewa, marah, dan banyak lagi.. ingin rasanya dia berteriak pada dunia apa kesalahannya hingga semua berpaling dari dirinya,, dan dia juga ingin bertanya pada sang pencipta * apa tuhan benci padaku ?? mengapa aku harus hidup dengan penuh penderitaan ?? Apa aku tak pantas bahagia..*

tanyanya dalam hati dengan penuh rasa bimbang

Shirin duduk di halte bis lumayan lama,, dia terus mencoba menenangkan dirinya.. setelah dia merasa cukup tenang ,, dia mulai melihat ponselnya,, lalu menghubungi teman baiknya hilya..

Tak lama berdering handphone shirin langsung terhubung pada orang yang dia tuju..

" SHIRIN,, KAMU KEMANA AJA !! DI HUBUNGIN DARI KEMARIN BARU NELPON BALIK SEKARANG...!!"

Tegur hilya tanpa menunggu sahabatnya itu membuka suaranya,, tanpa sadar saat mendengar suara hilya tangis shirin pun akhirnya pecah..

" hil *hiks,, aku sekarang sudah jadi pengangguran.. aku di phk dari semua tempatku bekerja,, *hiks *hiks aku sekarang bingung hil,, aku gak tau harus gimana.. ?? " cerita shirin pada hilya sambil menangis

..

" ya ampun rin,, ada apa ?? Kamu sekarang tenang dulu yah,, aku kesana kamu lagi dimana ?? .." tanya hilya khawatir

" Aku lagi di jalan hil,, kita ketemu di rumah aku aja yah.. " jawab shirin

" oke,, aku ke rumah kamu sekarang.. " hilya langsung bergegas pergi tanpa berpikir lagi

Akhirnya hilya sampai ke rumah sahabatnya itu,, mereka mengobrol panjang lebar.. shirin menceritakan pada hilya tentang apa yang sudah terjadi padanya..

" rin,, rin,, kalau aku jadi kamu.. aku akan menerima tawaran ibunya untuk menikahi anaknya itu.." saran hilya

" gila ya kamu hil,, kamu temen aku bukan sih.. aku gak mau menikah sama dia !!" shirin sedikit sewot

" bukan apa-apa nih ya rin,, kan udah kejadian juga.. ya dia harus tanggung jawab lah.." jelas hilya

" Au ah ,, aku gak mau inget kejadian itu lagi.. " dengan nada sedikit ngambek

" iya deh iya..." jawab hilya sambil menyenggol lengan shirin

tak terasa waktu sudah menunjukan jam 9 malam lagi,, hilya yang sadar akan hal itu segera pamit pulang pada shirin

" ya udah deh rin,, aku pulang dulu ya udah malem nih.." kata hilya sambil berdiri dari tempatnya duduk

" ok,, thanks ya hil udah mau dengerin aku.. aku juga besok mau mulai cari kerjaan lagi.." shirin melambaikan tangannya

" sip,, semangat ya.. " hilya lalu berjalan keluar rumah

shirin mengikutinya ke pintu lalu setelah sahabatnya itu pergi dia lantas bersiap-siap untuk pergi tidur..

avataravatar
Next chapter