1 Kebangkrutan Keluarga Ye

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kilat menyambar dan bergemuruh di malam yang gelap, namun cuaca seperti ini sama sekali tidak mempengaruhi kemakmuran kota Rongcheng. Lampu begitu terang menyinari lalu lintas yang tak pernah sepi. Ye Se adalah bar terbesar di Rongcheng. Di lorong bar yang luas, seorang wanita berpakaian hitam sedang memegang nampan di tangannya dan berjalan sangat lambat menuju bagian dalam bar. Rambutnya sebahu dan punggung cantiknya yang ramping terlihat sangat anggun, namun saat itu postur tubuhnya terlihat sangat kaku.

Ye Banxia perlahan mengangkat tangannya dan memegang gagang pintu salah satu ruangan. Bibir merahnya yang indah mengerut dan tampaknya ia agak kesulitan membuka pintunya. Ruangan yang mewah itu agak temaram dan dilengkapi efek kedap suara yang sangat bagus sehingga hampir tidak ada suara yang terdengar di luar. Mo Chenyan sedang duduk di sudut ruangan sambil bersikap acuh tak acuh dan jual mahal, Ia duduk dengan satu tangan di belakang sofa dan posturnya kasual. Namun, bagi sebagian orang, jika Mo Chenyan hanya duduk di sana tanpa mengatakan sepatah kata pun, kehadirannya terlalu kuat untuk diabaikan.

Seorang pria yang agak gemuk melihat gelas anggur yang belum tersentuh di depan Mo Chenyan dan bertanya dengan sedikit segan, "Tuan Mo, anggur ini rasanya tidak enak?"

Mo Chenyan adalah seorang pemimpin bisnis pertama di kota Rongcheng dan Tuan Muda kedua dari keluarga Mo. Ia terkenal karena keberadaannya yang misterius. Sebelum ia sempat berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Pintu ruangan didorong hingga terbuka dan saat semua orang melihat ke pintu, seorang wanita yang mengenakan gaun top tube hitam berdiri di ambang pintu. Sosoknya yang anggun dibalut seragam pelayan. Wajahnya tidak terlihat jelas dalam cahaya yang redup dan tidak ada ekspresi di wajahnya.

"Yooo…"

Mulai terdengar suara siulan dari beberapa sudut ruangan itu, disertai dengan beberapa bisikan pria, "Bukankah dia putri dari keluarga Ye yang terhormat, Nona Ye?"

"Tuan Han, hanya sebagian perkataanmu yang benar. Tiga hari lalu mereka masih bisa disebut sebagai keluarga Ye yang terhormat, tapi sekarang mereka sudah bangkrut. Seharusnya, sekarang dia disebut sebagai wanita kaya yang jatuh miskin dan menjadi wanita penjual anggur. Itu baru benar…."

"Hahaha…"

Semua orang segera ikut tertawa terbahak-bahak. Sudut bibir Han Feng terangkat hingga ia menyeringai. Lalu, ia melambai jahat pada Ye Banxia dan berkata, "Ayo, bawa ke sini anggur di tanganmu agar kami bisa mencicipinya. Mari kita lihat, apakah ada perbedaan dari anggur yang dipegang oleh Nona yang dulunya kaya atau tidak." Kemudian, ia melirik ke arah Mo Chenyan yang berada di sebelahnya dan kembali berkata, "Kebetulan juga ada Tuan Mo. Minum agar merubah sedikit rasa anggurnya."

Ye Banxia menipiskan bibirnya dengan tenang. Lalu, ia berjalan ke depan mereka dan meletakkan botol di meja di depan mereka. Kemudian, ia membungkuk dengan hormat. Ini adalah peraturan di Bar Ye Se; pelanggan adalah Raja, terutama beberapa orang yang berada di hadapannya ini. Apa ada dari mereka yang tidak berkuasa di kota Rongcheng?

Han Feng menunjuk gelas anggur di depannya, lalu tersenyum jahat sambil menyentuh dagunya sendiri dan berkata, "Ayo, tuangkan anggur."

Ye Banxia hanya sedikit menggerakkan matanya, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan dan mengambil botol untuk menuangkan cairan berwarna kecoklatan ke dalam gelas. Lalu, ia melakukan hal yang sama untuk orang di sebelah Han Feng. Setelah Ye Banxia mengisi kedua gelas anggur dan baru saja akan berdiri tegak, tiba-tiba tangan yang kuat memegang lengannya. Han Feng menarik seluruh badan Ye Banxia dengan cepat ke hadapannya.

Ye Banxia jelas terkejut. Ia tidak memiliki kekuatan sehingga seluruh badannya hampir terlempar arah ke Han Feng. Untungnya, ia masih sempat meletakkan tangannya di dinding belakang sofa tepat waktu untuk menstabilkan tubuhnya. Namun, ia belum bereaksi terhadap perubahan mendadak ini. Wajah Han Feng tepat berada di depan wajah Ye Banxia dan jika pria itu bergerak, sebuah ciuman akan mendarat di wajah Ye Banxia. Ye Banxia merasa keringat dingin mulai mengalir dan otaknya masih membeku. Tak lama kemudian, anggur yang tersisa di botol di tangannya tumpah ke wajah Han Feng.

Wow… Bukan gerakan besar, tapi cukup untuk mengejutkan seisi ruangan. Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu mulanya sangat tertegun dan benar-benar diam hingga ruangan itu dikelilingi oleh keheningan yang aneh. Han Feng jelas-jelas baru saja disiram. Sejak kecil hingga dewasa, tidak ada yang pernah berani memperlakukannya dengan kurang aja seperti itu.

"Dasar jalang!" Setelah Han Feng kembali tersadar, reaksi pertamanya adalah memarahi wanita itu, "Apa kau masih berpikir bahwa kau adalah bagian dari Keluarga Ye yang terhormat? Kau tidak bercermin dan melihat orang seperti apa kau sekarang ini? Seorang penjual anggur, tapi beraninya menjadi begitu sombong. Kau sudah bosan hidup?"

Sembari berbicara, Han Feng mulai mengangkat tangannya dan hendak melayangkan sebuah tamparan akan jatuh. Namun, sebelum tamparan itu mendarat di wajah Ye Banxia, seseorang muncul untuk menghadang Han Feng dan menangkap tangannya.

"Tuan Han, jika kau berani main tangan terhadap wanita dan berita ini tersebar, bukankah itu akan sangat memalukan?" Terdengar suara acuh tak acuh Mo Chenyan dan ini adalah kalimat pertama yang ia katakan sejak Ye Banxia masuk tadi. Dengan sedikit kesulitan dalam perkataannya yang dingin, Ye Banxia adalah satu-satunya kehangatan dalam ruangan dengan pendingin bersuhu rendah.

Han Feng dengan enggan membantah, "Tuan Mo, kau juga melihatnya! Bukan aku yang ingin main tangan terhadapnya, tetapi dia yang terlebih dahulu kurang ajar padaku!"

Sudut bibir Ye Banxia sedikit menyeringai dan mata jernihnya sedikit menyipit. Ia menatap Han Feng lurus-lurus dan berkata, "Tuan Han, segelas anggur itu untuk apa yang sudah Anda lakukan tadi. Tidak mampukah Anda membelinya?"

Han Feng terkejut saat melihat tatapan Ye Banxia. Tiba-tiba, ia teringat sesuatudan kemudian ia mencemooh sambil tersenyum dengan jijik, "Kau datang ke tempat ini untuk menjual anggur tapi berlagak sok suci?"

Mo Chenyan melepaskan tangan Han Feng dan berbalik untuk melihat Ye Banxia, ​​lalu berkata dengan ringan, "Kau bisa keluar dulu."

Ye Banxian melirik sedikit ke arah Mo Chenyan. Ketampanan pria itu tidak diragukan lagi. Fitur wajahnya yang ditimpa cahaya redup jadi terlihat lebih tegas dan semakin memperlihatkan ketampanannya. Ia mengenakan setelan hitam yang dirancang dengan baik dan disetrika dengan cermat, dilengkapi dengan kancing peraknya yang sederhana tetapi tidak murahan. Sederhana dan tidak mencolok, tapi memperlihatkan karakternya yang kuat. Bisa dibilang, Mo Chenyan memiliki penampilan yang sangat menawan.

Ye Banxia mengangguk sebagai rasa terima kasih, lalu berbalik dan melangkah keluar. Tempat yang menyesakkan. Setelah meninggalkan ruangan itu, ia bergegas ke toilet dan membasuh wajahnya dengan air dingin. Kemudian, ia mengangkat kepalanya dan memandangi wajahnya yang basah di cermin. Alisnya tampak bertaut dan tetesan air jatuh dari bulu matanya.

Tiga hari yang lalu, Ye Banxia masih dikenal di seantero kota Rongcheng sebagai Nona Kedua Keluarga Ye yang sangat cantik. Namun, malam ini ia harus datang ke bar Ye Se untuk menjual anggur demi mencari uang. Tidak peduli seberapa tanggapnya dirinya menghadapi ini semua, ia masih tidak bisa sepenuhnya beradaptasi dengan perubahan besar ini untuk sementara waktu.

Ye Banxia tetap harus segera beradaptasi. Kakeknya baru saja meninggal dan Han Yan masih terbaring di rumah sakit, menunggu biaya operasi. Ia butuh uang dan Bar Ye Se adalah tempat tercepat untuknya menghasilkan uang. Ia menarik napas dalam-dalam, kemudian mendongakkan kepalanya lagi. Wajahnya yang bersih kembali menjadi tenang, lalu ia menegakkan punggungnya dan berjalan keluar. 

avataravatar
Next chapter