webnovel

Kau yang Seharusnya Pergi!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Alis Ye Banxia sedikit berkerut. Ketika ia menoleh dan melihat ke belakang, ia melihat Li Hanchuan yang berdiri tidak jauh dari tempatnya sambil menatapnya dengan serius. Di samping Li Hanchuan, turut hadir Ye Youran yang terlihat anggun seperti bidadari yang jatuh ke bumi. Tak hanya Li Hanchuan, Ye Youran juga sedang mengawasi Ye Banxia. Ye Banxia pun mengerucutkan bibirnya dan matanya mulai meredup. Tanpa diduga, Tang Zitong ternyata juga mengundang kedua orang itu. Padahal, mereka bukan teman sekelas dan juga bukan teman akrab.

Ye Banxia menarik matanya dengan ringan dan berbalik badan, kemudian berjalan ke area makanan. Ia mengambil sepotong kue keju dan duduk sendirian di pojokan. Ia makan dengan sangat pelan dan ketika Li Hanchuan datang menghampiri, ia baru memakan sepertiga bagian kuenya. Ia melirik Li Hanchuan, lalu menatap kue di tangannya dengan kasihan.

"Dari mana asal uang operasi untuk Ye Hanyan?" Li Hanchuan langsung bertanya begitu ia datang, seolah-olah mereka adalah teman dekat.

Ye Banxia terdiam, kemudian tersenyum lembut. "Akankah Tuan Li begitu peduli?" Ye Banxia balik bertanya, lalu melanjutkan dalam hati, Sangat aneh.

Ye Banxia berbalik badan dan hendak pergi, tapi Li Hanchuan segera mencegatnya, "Dari mana uang untuk membeli gelang itu hari ini? Ye Banxia, jangan bilang bahwa sekarang Nona Kedua Keluarga Ye benar-benar melakukan hal seperti itu demi uang!"

"Hal apa?" tantang Ye Banxia. ​​Emosinya terkontrol dengan baik sehingga kata-kata dan nada bicara Li Hanchuan malah membuatnya tertawa. "Tidak peduli apapun itu, status apa yang kau miliki sampai berani mengatur-ngaturku?" tantangnya lagi. Wajah cantik Ye Banxia tidak menyembunyikan ekspresi mengejeknya sama sekali. "Kalau kau berbicara dengan statusmu sebagai calon adik ipar, biar aku beritahu saja. Posisimu terlalu rendah untuk memenuhi syarat."

"Bagaimana jika sebagai teman?" Li Hanchuan berkata dengan suara yang dalam, "Ye Banxia, ​​bagaimana jika sebagai teman?"

Ye Banxia menatap Li Hanchuan sesaat dan tiba-tiba perasaan tidak berdaya muncul di hatinya. Bukan rasa sakit seperti yang ia rasakan semalam di bar, namun membuatnya merasa sangat lemah dan bahkan begitu konyol. "Tuan Li tidak terlihat seperti orang yang penuh ambisi. Pernahkah aku mengakui bahwa kau adalah temanku?"

Wajah Ye Banxia tetap tampak tenang dan anggun. Setelah menyelesaikan kalimatnya, ia mengangkat dagunya dengan bangga dan pergi menjauh dari Li Hanchuan. Li Hanchuan tidak berbalik untuk melihatnya. Tetapi, tepat saat Ye Banxia berjalan melintasinya, Li Hanchuan hampir menjangkau dan meraih tangannya lagi.

Hati Li Hanchuan kosong, namun ia sendiri tidak tahu apa yang salah. Ia memejamkan matanya dan berdiri membatu di tempat untuk waktu yang lama hingga sosoknya yang ramping tampak agak kaku. Kemudian, ia menyalakan sebatang rokok hingga cahaya di ujung rokok itu membuat matanya yang hitam pekat berkilat-kilat. Namun, bara di ujung rokok itu seketika padam hanya dengan satu kepulan. Ye Youran telah menatapnya sedari tadi dan berada di sana dari awal hingga akhir. Namun, kali ini Ye Youran tidak memiliki keberanian untuk melangkah maju.

———

Ye Banxia mengambil segelas anggur merah dan berdiri di balkon untuk menghirup udara segar. Ia bisa merasakan ada orang di belakangnya ketika Ye Youran berjalan mendekat, tapi ia terlalu malas untuk melihat ke belakang.

"Kakak Kedua."

"Tidak ada seorang pun di sini, Ye Youran," Ye Banxia dengan ramah mengingatkan, "Kau tidak perlu malu denganku."

"Kau benar-benar membosankan," ujar Ye Youran sambil tersenyum sinis, "Mungkin ini sebabnya Hanchuan tidak menyukaimu."

Ye Banxia melirik Ye Youran dengan dingin dan berkata, "Kalau begitu, pergi cari Li Hanchuanmu. Jangan bosan melihatku di sini." Setelah berkata begitu, Ye Banxia tetap berinisiatif meninggalkan tempat itu secara sukarela karena menurut pengalamannya, Ye Youran tidak akan mendengarkannya. Hanya saja, ia melupakan satu hal; Ye Youran pasti tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.

Ye Youran cepat-cepat berjalan di depan Ye Youran dan tiba-tiba tersenyum. "Kakak Kedua, aku baru beberapa hari tidak melihatmu, tapi kenapa kau berubah menjadi lebih menyebalkan?" tanya Ye Youran dengan suara yang mantap.

Ye Youran tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mnarik pergelangan tangan kanan Ye Banxia dengan kuat. Ye Banxia belum sempat bereaksi, namun anggur merah di gelas transparan yang ia pegang langsung terciprat ke seluruh wajah Ye Youran. Ye Banxia sontak terkejut melihat wanita gila di hadapannya. Anggur merah itu membasahi wajah putih Ye Youran itu, mengenai gaun putih saljunya, dan membuatnya menjadi malu. Namun, ada senyuman kejam yang terselubung di wajahnya. 

"Kakak kedua, aku minta maaf. Aku benar-benar tahu aku salah…" kata Ye Youran. Suaranya mendadak menjadi rendah dan ia mulai terisak, etntah karena air mata atau karena anggur merah. Riasan lembut di wajahnya sudah hilang. "Kakak, aku mohon padamu, maafkan aku. Kau sudah memukulku dan memarahiku. Aku mohon padamu kali ini, aku… Aku benar-benar mencintai Li Hanchuan. Aku tahu dan aku sangat menyesal telah melakukan hal seperti ini, tapi masalah perasaan tidak dapat disembunyikan. Kakak Kedua, aku mohon padamu…" 

Anggur merah itu tidak bisa menyembunyikan wajah pucat Ye Youran. Ia menatap Ye Banxia dengan sedih dan kedua tangannya masih memegang erat tangan kiri Ye Banxia yang kosong, sedangkan tangan kanan Ye Banxia masih memegang gelas yang masih meneteskan anggur merah.

Hati Ye Banxia berdebar kencang karena marah, sehingga ia segera menghardik, "Tinggalkan aku, Ye Youran!"

Sebelum Ye Banxia sempat melepaskan tangan Ye Youran, seseorang tiba-tiba menyambar lengannya dengan kuat dan mendorongnya dengan keras. "Ye Banxia, ​​kau yang harus pergi!" hardik pria itu.

Suara rendah itu terdengar begitu dingin dan tajam, seperti es yang diasah menjadi belati, hingga menghujam jantung Ye Banxia tanpa ampun. Kekuatan pria itu terlalu besar hingga membuatnya mundur beberapa langkah. Ia akhirnya berhasil menstabilkan tubuhnya setelah menabrak pagar, tapi sepatu hak tinggi yang ia kenakan membuatnya sedikit keseleo. Rasa sakit membuatnya menghirup udara dingin dan alisnya yang halus berkerut. Namun, ia tidak ingin membuat dirinya lebih malu di depan kerumunan orang yang menontonnya sehingga ia memaksa dirinya untuk kembali berdiri tanpa melakukan apa pun.

"Lihat, keluarga Ye sudah bangkrut tapi dia masih sangat sombong…"

"Tuan Li dan Nona Ketiga Ye adalah putra dan putri emas. Menurutku dia benar-benar cantik."

"Wanita yang kejam. Tak heran jika Tuan Li tidak menginginkannya…"

Terdengar suara demi suara yang tak henti-henti membicarakan Ye Banxia, tapi ia hanya berdiri di sana dan menyaksikan dua orang yang saling berpelukan di depannya. Hah… Ye Banxia diam-diam menghela napas. Lalu, ia menegakkan punggungnya dan perlahan berbalik. Gaun merah anggur itu masih terlihat cantik dan sosoknya terlihat indah dan elegan.

"Ye Banxia, ​​kau membuat Ye Youran jadi seperti ini. Tidakkah kau berpikir bahwa kau harus meminta maaf padanya?" tanya suara dingin yang tiba-tiba terdengar dari belakang Ye Banxia.

Postur Ye Banxia agak sedikit mengendur dan pergelangan kakinya terasa sakit lagi. Sungguh menyakitkan. "Kurasa tidak," jawab Ye Banxia dengan ringan. Suaranya terdengar datar tanpa gejolak apapun. Kemudian, ia lanjut berjalan.

———

Sangat sulit mendapatkan taksi di vila keluarga Tang. Kaki Ye Banxia sangat sakit sehingga ia berjalan dengan pincang. Untungnya, sekarang ia tidak perlu khawatir menjadi perhatian semua orang dan ia bisa memilih postur yang paling nyaman baginya. Setengah jam kemudian, pergelangan kakinya mulai terasa kaku dan mati rasa, mirip seperti jantungnya.

Ye Banxia akhirnya menyadari bahwa ia seharusnya menelepon Ling Nian dan meminta temannya itu untuk memanggilkan taksi. Namun, sekarang tampaknya ia tidak perlu melakukan itu lagi karena ia sudah sampai di area ini. Ye Banxia berdiri di trotoar, sambil melihat arus lalu lintas yang datang dan pergi serta mendengar klakson mobil yang saling bersahutan tanpa henti. Ekspresi wajahnya mulai berubah menjadi agak kebingungan.

Tiba-tiba, Bentley hitam berhenti perlahan di tepi jalan. Seorang pria yang mengenakan jas hitam berpotongan rapi keluar dari mobil itu dan sosoknya tinggi berjalan ke arah Ye Banxia, lalu sebuah bayangan yang samar segera muncul di sampingnya. Raut wajah pria itu dingin dan acuh tak acuh seperti biasa, lalu ia menghela napas dengan terhormat. "Nyonya Mo…"

———

Catatan penulis: Setiap hari penulis menerbitkan dua bab, setiap babnya terdiri dari dua ribu kata. Itu berarti penulis menerbitkan empat bab setiap hari. Pada dasarnya, periode bebas buku adalah sejumlah ini. Terima kasih untuk tiket dan amplop merahnya. Saya akan menulis lebih banyak saat saya punya waktu.

Next chapter