webnovel

Ia Tidak Akan Pernah Bisa Membiarkan Han Yan Begitu Saja Tanpa Peduli Padanya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah selesai berbicara, Ye Banxia tidak ingin melihat reaksi orang-orang di belakangnya. Ia menarik diri dari lengan Mo Chenyan sambil memandang pria itu sedikit malu sambil berkata, "Aku agak lelah. Bolehkah jika aku ingin langsung pulang?"

"Aku akan mengantarmu."

Ye Banxia tidak diberi kesempatan untuk menolak. Ia awalnya ingin meninggalkan tempat ini, tetapi Mo Chenyan langsung kembali memegang tangannya saat ia melepaskan tangan pria itu. Genggaman Mo Chenyan tidak terlalu kuat, tetapi ia membawa Ye Banxia pergi dengan arogansi yang terpampang nyata.

Li Hanchuan tertegun dan mengepalkan tangannya. Jika benar Ye Banxia sudah bersama dengan Mo Chenyan, seperti kata Mo Chenyan, lalu mengapa dia memakai pakaian pelayan Bar Ye Se? Tapi, jika tidak, mengapa Mo Chenyan tiba-tiba muncul? pikirnya. Mo Chenyan, Tuan Muda Keluarga Mo, bukanlah tipe orang yang akan sembarangan menjadi pahlawan penyelamat seperti ksatria berkuda putih.

Li Hanchuan berdiri di tempat sejenak, kemudian mulai melangkahkan kakinya yang panjang sambil merogoh saku celananya dengan satu tangan. Ia mengeluarkan ponselnya dan setelah panggilan terhubung, ia langsung berkata, "Cari tahu dengan jelas sejak kapan Ye Banxia dan Mo Chenyan mulai berhubungan."

———

Kekuatan Ye Banxia seolah-olah terkuras habis setelah ia keluar dari pintu Bar Ye Se. Angin kencang yang berhembus di malam penuh badai dan petir itu nyaris menjatuhkannya. Ia memejamkan mata, lalu berbalik dan berniat untuk berterima kasih kepada Mo Chenyan. Namun, sebelum ia sempat berbicara, sebuah jas hitam telah menutupi dirinya. "Tunggu di sini. Aku akan menyetir mobil ke sini," kata Mo Chenyan.

Ye Banxia dengan sopan menolak, "Terima kasih, Tuan Mo, karena telah berkali-kali membantu saya malam ini. Saya bisa pulang sendiri."

Karena Mo Chenyan sempat menolong Ye Banxia, ia kurang lebih mengerti soal isi pembicaraan Ye Banxia dengan Li Hanchuan. Ingatan yang terkait dengan kejadian tadi akan membuatnya merasa tidak nyaman sehingga ia tidak ingin melihat siapapun sekarang. Mo Chenyan pun melirik Ye Banxia sambil tersenyum. "Kau tidak punya uang sekarang dan berniat pulang jalan kaki dengan sepatu hak tinggi?"

Ye Banxia hanya bisa terdiam dan menatap punggung ramping Mo Chenyang hingga pria itu berbalik badan. Ia pun harus berjalan ke teras terdekat untuk berteduh dan menunggu Mo Chenyan. Malam itu sangat berkabut dan rintik hujan jadi tampak seperti tirai transparan di bawah cahaya, bayangan, dan lampu neon yang berkelap-kelip. Namun, malam itu terasa begitu dingin dan sepi.

Ye Banxia telah menghabiskan waktu dua tahun dengan Li Hanchuan. Bukan waktu yang lama, tapi juga bukan waktu yang singkat. Mereka selalu menjadi sepasang anak emas yang serasi di pandangan orang lain di luar karena perasaan mereka tidak pernah mengalami pasang surut. Ye Banxia selalu memperlakukan Li Hanchuan dengan baik.

 Jika bukan karena masalah yang dialami keluarga Ye, ia kira ia dan Li Hanchuan akan selalu hidup damai bersama-sama. Karenanya, ketika ia sendirian dan Li Hanchuan berpapasan dengannya, barulah ia merasa sangat sakit. Ternyata hubungan kami selama dua tahun tidak penting di mata Li Hanchuan, pikirnya.  Mungkin hubungan itu tidak sepadan dengan satu jutaan Yuan, karena uang Li Hanchuan sudah terlalu mahal untuk Ye Banxia sekarang…

———

Ketika Li Hanchuan keluar, ia melihat sisi wajah Ye Banxia yang bersandar di teras dan memandang ke langit sambil menarik napas dalam. Li Hanchuan tiba-tiba berhenti melangkah dan muncul kegelisahan di hatinya yang tidak bisa dijelaskan. Saat pandangannya jatuh pada jas hitam yang membalut tubuh Ye Banxia, wajahnya seketika menjadi suram. Li Hanchuan pun berjalan lurus ke arah Ye Banxia dan bertanya dengan dingin, "Kenapa kau ditinggalkan di sini?"

Punggung Ye Banxia menegang ketika mendengar suara Li Hanchuan. Ia terdiam, lalu memalingkan kepalanya dan tertawa kecil. Ia tersenyum dan menjawab, "Tuan Li benar-benar memiliki cukup banyak waktu luang dan tidak pernah lupa untuk peduli padaku."

Hal yang dapat Li Hanchuan lihat di mata Ye Banxia hanyalah keterasingan dan ketidakpedulian.

Tin! Tin!

Suara klakson mobil menginterupsi Li Hanchuan yang ingin berbicara. Bulu mata panjang Ye Banxia bergerak dengan anggun, melihat Bentley hitam melambat dan berhenti di depan mereka. Saat pintunya terbuka, Mo Chenyan melihat mata Ye Banxia. Pria tampan itu hanya mengenakan kemeja putih di tubuhnya, namun tetap tampak bersih dan rapi. Bahkan, ia tidak memikirkan ke mana jasnya dilepaskan.

Mo Chenyan melirik pria di samping Ye Banxia ​​dengan santai tanpa suasana hati yang berubah. Lalu, ia melangkahkan kaki rampingnya maju ke arah Ye Banxia dengan mata dan alis yang ikut sedikit tersenyum bersama bibirnya.

"Ayo kita pergi."

"Baiklah." Ye Banxia mengangguk, lalu mengikuti Mo Chenyan dengan patuh dan pergi.

Li Hanchuan tanpa sadar melangkah maju dan senyum dingin tercetak di sudut bibirnya. Bagus kau, Ye Banxia! pikirnya.

———

Mo Chenyan menyetir dengan stabil, tapi Ye Banxia tanpa sadar menggenggam erat sabuk pengamannya sampai tangannya mengepal. Mo Chenyan memandang ke Ye Banxia di sampingnya dengan mata sedikit memicing dan alis sedikit bertaut. Di bawah penerangan yang redup, pandangannya menjadi samar. "Ye Banxia," panggilnya.

"Ya?" Ye Banxia menunggu lama, tapi tidak kunjung mendengar Mo Chenyan melanjutkan perkataannya. Ia melirik Mo Chenyan dari sudut matanya dengan curiga, tetapi ia disambut oleh mobil yang tiba-tiba direm mendadak. Wajahnya memucat saat Bentley hitam itu berhenti di pinggir jalan.

Tangan Mo Chenyan masih memegang kemudi dengan santai. Mo Chenyan memiliki jari yang panjang dan ramping dan sama seperti sosoknya, tangan-tangan besar dengan kulit putih itu juga memberikan kesan yang bersih dan rapi. Ye Banxia tidak dapat menemukan kata sifat lain untuk menggambarkan Mo Chenyan dan hanya bisa mengakui dalam hati bahwa Mo Chenyan memang sangat tampan.

"Tuan Mo?" Ye Banxia kembali memanggilnya dengan wajah cemberut.

Mo Chenyan terdiam sesaat, lalu menyalakan sebatang rokok di sela jari-jarinya. Asap putih mulai mengebul di dalam mobil hingga membuat ruang itu menjadi agak dingin dan jarak pandang menjadi sedikit buram. Ye Banxia hanya duduk tenang untuk waktu yang lama dan tepat saat ia berpikir bahwa Mo Chenyan tidak akan berbicara lagi, bibir tipis Mo Chenyan yang indah sedikit terangkat dan akhirnya memecah kesunyian.

"Apakah biaya operasi kakakmu akan jatuh tempo?"

Ye Banxia tidak menyadari bahwa Mo Chenyan tiba-tiba peduli soal hal itu. Ia membeku sejenak, lalu menjawab, "Aku... Aku masih menyiapkan uangnya."

"Kau mencari seseorang untuk meminjam uang, tapi keluarga Ye sudah bangkrut. Apa kau pikir akan ada yang mengambil resiko untuk meminjamkan uang padamu?" tanya Mo Chenyan dengan acuh tak acuh sambil menghembuskan asap rokoknya. "Satu juta bukan apa-apa, tapi tidak semua orang begitu murah hati."

Ye Banxia tahu bahwa apa yang Mo Chenyan katakan adalah fakta, namun ia tidak bisa menahan ekspresi wajahnya pada pandangan pertama. Ia menutup matanya, lalu berbicara dengan suaranya yang agak serak, "Jadi, apa maksud Tuan Mo?"

Apakah kau membujukku untuk menyerah? lanjut Ye Banxia dalam hati. Tentu saja tidak mungkin. Ia tidak akan pernah bisa membiarkan Han Yan begitu saja tanpa mempedulikannya.

Next chapter