1 00

'Tak semudah berkata, tak semudah bermimpi. Jangan remehkan persahabatan!'

***

Pagi yang cerah untuk seluruh siswa,

siswa SMA yang sudah berada di sekolah sedang melaksanakan ritual paginya, sebagian menyalin tugas yang belum dikerjakan, dan sebagian lagi berada di kantin untuk mengisi perut mereka sebelum dimulainya upacara bendera.

Namun semua atensi siswa tiba-tiba teralihkan oleh tiga siswa most wanted di sekolah berjalan beriringan dan diantaranya ada gadis berparas cantik dengan kaca mata terpasang indah di wajahnya.

Siapa yang tidak tahu ke-3 laki-laki yang menjadi idola sekolah dengan ketampanan yang melebihi rata-rata. Dan seorang gadis lugu yang beruntung bisa dekat dengan tiga laki-laki most wanted itu.

Hanna Bringstal, seorang gadis cantik dan imut itu adalah salah satu siswa yang tidak bisa dikatakan pintar bisa dekat dengan 3 laki laki most wanted itu, ia bukanlah gadis beasiswa yang diterima di sekolah ini karena kepintarannya, atau gadis miskin yang kebetulan bisa mendapat beasiswa si sekolah ternama ini. Ia hanya gadis biasa dari keluarga menengah, seorang gadis lugu yang menggemaskan.

Adver Srilqilla, laki-laki tampan nan menawan. Siapa yang tidak mengenal keluarga Srilqilla?, Keluarga dengan kekayaan no 7 di dunia. Namun siapa sangka anak dari keluarga ini memiliki sikap dingin dan cuek, tidak tersentuh.

Yuta Agrilo, sosok laki-laki dengan seribu satu cara untuk merayu banyak wanita, dicap sebagai playboy no 1 di Hyugi High School, selalu tampil menawan dan branded.

Yuta adalah anak dari pengusaha merk baju ternama di Indonesia. Sifatnya yang friendly itu membuatnya banyak mempunyai teman

Savir Saila, putra kedua dari keluarga Saila. Pemilik dari Hyugi High School,tak semua orang tahu bahwa Savir adalah anak dari pemilik sekolah kelas atas itu. Selalu bersikap ramah nan sopan. Panutan memang.

***

Hari ini Hanna dijemput Yuta dengan sepeda, Hanna hanya bisa menurut saja.

"Hanna kenapa tidak pegangan?" Tanya Yuta namun masih fokus dengan jalanan agar tidak terjatuh.

"emm" Hanna tau itu bukan pertanyaan, Hanna segera meletakkan tangannya di kedua sisi pinggang Yuta, mencengkram baju laki-laki itu, Dan Yuta yang merasakan sebuah tangan mendarat di pinggangnya tersenyum.

"Good Girl." Seru Yuta lalu mempercepat kayuhannya.

***

Hanna dan Yuta sudah sampai di parkiran sekolah, disana juga sudah terlihat Savir dan Adver menunggu di depan mobil sport berwana merah, sudah dipastikan itu mobil Adver.

Yuta dan Hanna menghampiri kedua laki-laki tampan tersebut,

"Heyy, morning baby girl!" Sapa Adver mengusap rambut Hanna, dan gadis itu hanya tersenyum menanggapi sapaan Adver.

"Sarapan?" Tanya Savir sambil membenahi kaca dan rambut Hanna yang di acak Adver tadi, dan gadis itu mengangguk menanggapi bahwa ia sudah sarapan.

Lalu Yuta menggandeng tangan kiri Hanna lalu berjalan menuju kelas Hanna, diikuti Adver yang berjalan di sebelah kanan Hanna sedangkan Savir berada di sebelah kiri Yuta.

Mereka beriringan menuju kelas Hanna terlebih dahulu.

***

Di kelas 12 Mipa 3 Hanna duduk di bangkunya, bangku no 3 dari depan dan tepat di sebelah jendela, sedangkan bangku di belakang Hanna adalah bangku Yuta.  Memang Hanna dan Yuta satu kelas, sedangkan Adver dan Savir berada di kelas 12 IPS 4.

"Baby girl, aku ke kelas dulu sama Savir, belajar yang baik, ok!?" Kata Adver mengelus rambut Hanna lalu berlalu pergi setelah melakukan tos dengan Yuta.

"Jagain!" Perintah Savir untuk Yuta di tengah tos ala mereka,

"Yoi!" Balas Yuta.

Setelah kepergian Adver dan Savir, Yuta duduk di kursi yang berada dibelakang Hanna sambil sibuk memainkan rambut panjang hitam Hanna.

"Udah keramas Ana?" Tanya Yuta sambil sibuk menghirup bau harum strawberry rambut Hanna.

"Udah." Jawab Hanna sambil mengangguk, oh? Betapa gemasnya Yuta mendengar gadis di depannya berbicara, suara yang menggemaskan bagaikan anak kecil.

"Pantas." Jawab Yuta, Hanna tahu Yuta sangat menyukai bau rambutnya, ia selalu keramas dengan shampoo dengan harum Strawberry.

Hanna tersenyum merasakan rambut panjang sepinggangnya sedikit tertarik kebelakang, Yuta memainkan rambutnya, kebiasaan memang, hihihi.

Hanna fokus dengan buku novelnya, Hanna bukanlah gadis kutu buku yang gila belajar, buktinya Savir lebih pintar dari dia. Hanna hanya suka membaca buku novel atau komik saja, ia akan membaca buku sekolah saat ada ulangan dan jika ada pr saja, teladan memang.

Tak terasa jam pelajaran telah dimulai, dan jam pelajaran pertama adalah pelajaran yang begitu di sukai Hanna, bahasa Jepang.

Detik demi detik, menit demi menit dan sudah 2 setengah jam berlalu, Jam pelajaran bahasa Jepang telah selesai dan waktunya istirahat.

Yuta bangkit dari kursinya menghampiri Hanna, berdiri di sebelah meja Hanna,

"Kantin?" Tanya Yuta, namun Hanna menggeleng, membuat Yuta menaikkan sebelah alisnya heran, seakan bertanya 'kenapa?'.

Hanna bukan gadis peka, ia masih seperti anak kecil, menatap bingung ekspresi Yuta, dan Yuta menyadari itu, tersenyum lalu memperjelas ekspresinya,

"Kenapa nggak ke kantin?" Tanyanya lembut, namun sebelum Hanna menjawab ada seorang gadis yang datang menghampiri Yuta,

"Yuta, ini makan siang untuk lo" kata gadis itu, "owh ya, disana ada untuk Hanna juga kok." Sambungnya lagi, menatap Hanna sambil tersenyum ramah lalu kembali menatap Yuta.

Yuta yang melihat itu tersenyum, menerima kotak bekal itu,

"Makasih cantik." Kata Yuta mengedipkan sebelah matanya guna menggoda gadis yang memberikannya bekal makan siang itu,

"Sama-sama." Kata gadis itu lalu berlalu pergi setelah mengerlingkan sebelah matanya kepada Yuta.

Yuta mengalihkan atensinya lagi ke Hanna yang belum menjawab pertanyaannya,

"Jadi?, Kenapa nggak mau ke kantin?" Kata Yuta lagi,

"Owhh.. Hanna nggak mau ke kantin." Kata Hanna, yeahh, Yuta tahu Hanna menolak ke kantin, namun yang Yuta tanya kenapa?, Alasan Hanna nggak mau ke kantin. Huh.. Yuta harus sabar.

"Ana, kenapa Ana nggak mau ke kantin?" Tanya Yuta hati-hati

"Emmm...Hanna mau ke taman belakang aja, Hanna mau makan roti." Jawab Hanna, owhh suaranya begitu menggemaskan, batin Yuta.

"Aaa.. jadi Hanna mau makan roti aja?" Kata Yuta dan dijawab anggukan dari Hanna,

"Ok kalau gitu mau Hanna, ayo sama Yuta!." Sambung Yuta lalu menarik Hanna ke taman belakang, namun Yuta juga tadi sempat menghubungi Savir dan Adver bahwa litle girl mereka mau ke taman belakang sekolah aja, nggak mau ke kantin, dan Adver sama Savir menyetujui keinginan litle girl mereka.

***

Hanna dan Yuta sudah ada di taman belakang sekolah, Hanna tidur di paha Yuta yang menjulurkan kakinya agar Hanna lebih nyaman.

Tangan Yuta sibuk mengelus surai hitam legam Hanna dan itu membuat gadis lugu yang tidur di pahanya nyaman,

"Yuta kayak mama Hanna, hihihi..." Hanna membuka suara, mengingat jika mamanya juga sering memanjakan dirinya, Yuta tersenyum melihat gadis kesayangannya ini terkikik mengingat hal hangat yang dilakukannya dengan sang mama,

"Yuta kan bisa jadi apa aja buat Ana." Jawab Yuta dengan tangan masih mengelus surai Hanna.

"Hanna sayang Yuta." Seru Hanna, tersenyum lebar menampilkan gigi putih nan rapi miliknya.

Yuta masih dengan senyuman terus mengelus surai Hanna sambil menatap wajah gadis polos di bawahnya, memandang bagaimana rapuhnya gadis ini jika ia, Adver dan Savir tak ada di sisinya.

'Tenang aja, apapun yang terjadi nanti gue selalu jaga lo, litle girl.'-Batin Yuta.

Setelah beberapa menit berdua akhirnya dua laki-laki tampan lainnya datang, namun Yuta yang menyadari itu segera memberi isyarat dengan menaruh jari telunjuknya di bibir, menandakan jangan berisik sebab gadis yang menjadikan pahanya sebagai bantal tertidur dengan memeluk novelnya.

Adver dan Savir yang menyadari itu melihat litle girl mereka ketiduran dengan tangan kanan Yuta masih setia mengelus surai sang gadis.

"Dari tadi?" Tanya Adver dengan suara dipelankan, mengambil tempat duduk di sebelah kanan Yuta karena di sebelah kiri Yuta ada kaki Hanna. Sedangkan Savir duduk di depan Adver menghadap kepala Hanna.

"30 menit 45 detik yang lalu." Jawab Yuta, sampai ke detik detiknya pun di hitung oleh Yuta, membuat Adver dan Savir meringis mendengarnya.

"Ya maaf, Savir urusan mendadak" kata Adver datar, menatap wajah polos Hanna yang tertidur, Adver bisa menebak bahwa wajah bak bayi ini bahkan hanya menggunakan bedak bayi dan liptint sedikit, sederhana memang.

"Ck...gue juga sebenarnya ada janji, tapi gue undur nanti sore." Jawab Yuta, ia ada janji dengan seseorang namun diundur karena tak bisa membiarkan litle girl nya sendirian,

"Yang nomor berapa Yut?" Tanya Savir lalu terkikik dengan pertanyaan nya sendiri,

"Yang nomor 4" Jawab Yuta, maksud Yuta gadis nomor 4, pacarnya nomor 4. Yuta memang terkenal playboy, memiliki lebih dari 3 cewe. Namun mereka bertiga memiliki 2 cewe yang harus jadi prioritas, Mama mereka dan Hanna, litle girl mereka.

BERSAMBUNG...

avataravatar