webnovel

Terlambat!

Hani terbangun dari tidurnya, dan melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 06.00 Hani pikir jam di kamarnya itu betul, Hani pun bersiap-siap dan lupa membangunkan Nay dan Dara.

Saat sudah selesai, Hani pun membuka ponselnya, dan melihat jam di ponselnya, Hani langsung membulatkan matanya saat melihat jam yang tertera di layar ponselnya itu 7.15, Hani melihat kearah jam di dinding ternyata jam itu mati.

"Astaga!" pekik Hani.

Hani pun berjalan kearah Nay dan Dara, "Nay, Dar bangun! ini udah pagi, Nay bangun kita udah telat" ujar Hani sambil menguncang badan Nay dan Dara.

"Apa sih Han ribut banget kamu" ujar Dara dengan suara khas baru bangun tidur.

"Bangun! ini tuh udah jam 7" ujar Hani.

"Hah?!" Teriak Nay dan Dara bersamaan.

"Kamu jangan bercanda Han" ujar Nay sambil mendudukkan badannya di pinggir ranjang.

"Aku gak bohong, jam di dinding itu mati, dan tadi aku pikir kalau jam itu betul makanya aku mandi duluan pas aku liat handphone ternyata udah jam 7.15" jawab Hani menjelaskan.

"Gimana dong ini? Pasti udah upacara" ujar Dara.

"Kamu berdua mandi dulu, aku bangunin para cowok dulu" jawab Hani.

Nay, Dara pun segera beranjak dari tempat tidurnya, Nay mandi di kamar Hani sementara Dara di kamar tamu supaya mereka lebih cepat selesai. Dan Hani pergi berjalan kearah kamar Angga.

Cklek

Hani membuka pintu kamar Angga, dan melihat keempat cowok itu sedang tertidur pulas.

"Woiiii bangun!!!" teriak Hani di depan pintu.

"Berisik banget sih!" ujar Angga.

"Bangun gak kalian semua ini tuh udah jam 7!" teriak Hani.

Dan berhasil, para cowok itu nampak terkejut dan langsung duduk.

"Yang bener Han?" tanya Angga.

"Iya makanya cepetan" jawab Hani.

"Di sekolah udah upacara nih, lebih baik kita bolos aja lah sekali-kali" ujar Dimas.

"Iya udah lama kita gak bolos" jawab Rafael.

"Han aku udah siap" ujar Nay yang ada di belakang Hani.

"Kita semua bolos aja, kalau pun kita datang kita bakalan kena hukum" ujar Hani.

"Yah kalau gitu ngapain aku pake baju sekolah" ujar Nay.

"Udah tinggal ganti apa susahnya sih" jawab Hani.

"Kalian mandi, nanti aku siapin sarapan" jawab Hani.

"Siap Bu bos" ujar Dimas.

Hani pun berjalan kearah kamarnya, dan mengganti pakaiannya.

"Han kita mau masak apa?" tanya Nay yang sudah siap ganti baju.

"Aku rasa kalau mereka mau makan nasi deh" jawab Hani.

"Gimana kalau nasi goreng, terus kita buat sandwich, minumannya jus buah naga" usul Nay pada Hani dan Dara.

"Boleh juga tuh, yaudah yuk kita buat" ujar Hani.

Nay, Dara, dan Hani pun pergi menuju dapur, ternyata Angga dan yang lain sudah menunggu mereka di meja makan.

"Cepat banget kalian selesai" ujar Hani.

"Iya dong, kita kan gak kek cewek yang harus pake ini itu lah" jawab Dimas.

"Kalian makan cemilan dulu ya, aku sama yang lain mau masak" ujar Hani.

"Bi Ijah emang kemana?" tanya Angga.

"Pergi ke pasar kayaknya" jawab Hani.

Hani pun berjalan ke arah dapur, diikuti Nay dan Dara, "Dar kamu kasih mereka cemilan dulu sana, ambil di laci bawah" ujar Hani sambil menunjuk sebuah laci.

"Oke"

Nay dan Hani pun mulai meracik bahan-bahannya, Setelah semua siap Hani mengambil piring dan meletakkan makanannya.

Sedangkan Nay dan Dara, masih membuat minuman untuk mereka.

"Wah banyak banget" ujar Angga.

"Ya iya lah kan makan kamu banyak" jawab Hani.

"Enak aja kamu" ujar Angga.

"Enak nih keliatannya" ujar Dimas sambil melihat makanannya.

"Ya jelas dong siapa dulu yang masak" jawab Hani.

Nay dan Dara pun datang dengan membawa minuman mereka.

"Berasa makan di Cafe kamu" ujar Angga.

"Alay kamu" jawab Nay.

"Eh udah jangan pada berantem dulu, yuk makan udah lapar gua" ujar Hani.

Nay dan Dara pun duduk di dekat Hani, dan mereka pun mulai menyantap makanan mereka sampai habis.

Selesai makan Hani, Nay dan Dara pun membereskan bekas makan mereka tadi, setelah itu mereka bergabung dengan para cowok di ruang tengah.

"Eh bentar lagi kita bikin bolu yuk" ajak Nay.

Hani melihat Nay dengan binggung, "Bolu apa?" tanya Hani.

"Kemaren kita kan gak jadi buat bolu coklat, jadi nanti kita buat yuk" jawab Nay.

"Yaudah aku telpon Bi Ijah aja suruh beliin bahan-bahannya" jawab Hani.

Hani pun pergi menuju kamarnya untuk mengambil handphonenya, setelah itu dia ingat kalau dia belum permisi sama guru. Hani berinisiatif untuk menelpon Om David.

"Halo Om" sapa Hani.

"Ada apa Han?" tanya Om David.

"Gini Om tadi Hani terlambat bangun, jadi Hani gak sekolah" ujar Hani.

"Terus?" tanya om David.

"Tolong permisikan ya Om hehe, soalnya Hani belum permisi" jawab Hani.

"Yaudah nanti Om permisi kan" jawab Om David.

"Makasih ya Om"

"Iya sama-sama" jawab Om David.

"Yaudah kalau kayak gitu, Hani tutup ya Om" ujar Hani.

"Iya"

Tut tut

Hani mematikan panggilannya, dan menelpon Bi Ijah. Setelah selesai Hani pun kembali ke ruang tengah.

"Udah kamu telpon?" tanya Nay.

"Udah, bentar lagi katanya Bi Ijah pulang" ujar Hani.

"Eh kita gak permisi?" tanya Dara.

"Iya kita gak papa gak permisi" ujar Rafael.

"Udah aku permisikan" jawab Hani.

"Emang the best lah kamu" ujar Nay memberi ancungan jempol.

"Sama siapa kamu permisikan?" tanya Dimas.

"Ya sama guru lah" jawab Rafael sambil menoyor kepala Dimas.

"Enggak, sama kepala sekolah" jawab Hani.

"Kok bisa?" tanya Dimas.

"Bisa lah" jawab Hani.

"Kamu ada hubungan apa sih sama kepala sekolah, semalam juga dia ngasih baju ganti sama kamu?" ujar Dimas.

"Gak perlu kamu tau" jawab Hani.

"Maaf sebelumnya ya Han, tapi apa gosip di sekolah itu bener masalah kamu sama kepala sekolah" ujar Rafael.

"Enggak" jawab Hani.

"Jadi?" tanya Dimas.

"Dia bukan siapa-siapa aku" jawab Hani.

"Jadi?" ujar Dimas.

"Gak perlu tau" jawab Hani.

Saat sedang berbicara mengenai Om David, Bi Ijah pulang dan membawa belajaan yang Hani pesan tadi.

"Sekarang yuk buat bolunya" ajak Nay.

"Gak, aku masih kenyang nanti aja" jawab Hani.

"Iya kamu karet banget sih perutnya" jawab Dara.

"Ya bukan gitu, aku cuman gak sabar aja buatnya" jawab Nay.

"Yang lain juga masih kenyang, nanti siapa yang makan, kalau udah dingin kurang enak" jawab Hani.

"Yaudah deh iya" ujar Nay dengan pasrah.

Setelah itu mereka pun bermain game bersama, ada yang main Among Us ada yang bermain PS.

Next chapter