17 Bully #3

Besoknya Hani berangkat kesekolah bersama dengan Ersyah lagi, karena Angga yang meninggalkannya pagi ini.

"Aku antar" ujar Ersyah saat Hani mau melangkah.

Hani menatap Ersyah, lalu dia melihat kesekitarnya yang rame dengan siswa-siswi.

"Jangan dengerin omongan mereka"

Ersyah langsung menarik tangan Hani kearah kelas Hani, sepanjang jalan Hani hanya diam saja dan pasrah, dia juga sesekali menatap orang yang melihat mereka.

"Aku ke kelas" pamit Ersyah saat sudah sampai depan kelas Hani.

"Mau kemana kamu?" tanya Angga yang ternyata sudah di belakang Hani.

Ersyah melirik kearah Angga, "Kelas"

"Aku mau nanya sama kamu" ujar Angga.

"Apa?" tanya Ersyah.

Angga berjalan kearah samping Hani, dan diikuti oleh yang lain yang di belakang Hani, "Kamu semalam kemana sama Hani?"

"Jalan" jawab Ersyah dengan dingin+cuek.

"Iya kemana?" tanya Dimas dari belakang Hani.

"Mall" jawab Ersyah.

"Bohong kamu, jawab pertanyaan aku dengan jujur, kamu berdua punya rumah?" tanya Angga menatap Hani dan Ersyah bergantian.

"Punya" jawab Ersyah dengan santai.

Hani yang mendengar itu membulatkan matanya, "Enggak" jawab Hani.

"Tuh kan, dimana rumah kalian berdua?" tanya Angga.

"Di samping rumah Hani" jawab Ersyah dengan santai, yang lain geram mendengar jawaban Ersyah.

"Maksud aku, semalam aku ngintip Hani lagi balas chat dari kamu, dan kamu bilang kalau dekorasi rumahnya kurang, maksud aku, kamu berdua beli rumah dimana?" jelas Angga panjang lebar.

"Buat" jawab Ersyah dengan dingin.

"Hah?" ucap yang lain, kecuali Hani.

"Ikut aku" ujar Ersyah.

"Kemana?" tanya Angga.

"Ke tempat yg kalian pertanyaan" jawab Ersyah dengan dingin.

"Rumah itu?" tanya Hani.

Ersyah menatap Hani, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kapan?" tanya Angga.

"Pulang sekolah" jawab Ersyah.

"Oke" seru yang lain dengan semangat.

Ersyah yang sudah malas menghadapi teman-temannya pun pergi menuju kelasnya, Angga, Rafael, dan Dimas yang melihat itu pu. mengejar Ersyah.

"Han jadi kamu sama Ersyah udah beli rumah" ujar Nay tak percaya.

"Gak usah banyak tanya nnt ikut aja sama kita" jawab Hani.

Hani meletakkan tasnya ke mejanya, lalu menelangkupkan kepalanya di meja, Nay dan Dara pun kesal karena tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan mereka.

Saat jam istirahat Hani, Nay dan Dara langsung menuju kantin.

"Kita berdua pesan makanan dulu,kamu duluan aja kesana" ujar Nay pada Hani, Hani hanya mengangguk lalu berjalan ke meja paling pojok.

Saat sedang menunggu Nay dan Dara, Balqis datang bersama dengan antek-anteknya.

"Haii jal*ng" sapa Balqis.

"Jal*ng teriak jal*ng" jawab Hani.

"Apa kamu bilang!" ujar Balqis dengan kesal.

"Budek kamu, gak bisa dengar" jawab Hani dengan santai.

"Kurang ajar kamu!" bentak Balqis.

"Kamu mau ngapain kesini? Mau ngemis?" tanya Hani dengan meremehkan.

Balqis yang sudah tidak tahan dengan ucapan Hani pun menampar pipi Hani.

"Aku cuman mau bilang kamu jauhin Ersyah! Ersyah itu punya aku!" ujar Balqis.

Hani menatap Balqis dengan sangat tajam, "Emang kamu siapa dia?" tanya Hani berdiri dari tempat duduknya.

"Aku yang berkuasa di sekolah ini jadi kamu jangan main-main sama aku" ujar Balqis dengan bangga.

"Ohh ya? gak salah denger aku?" jawab Hani meremehkan.

"Awas kamu! aku akan balas dendam sama kamu" ujar Balqis dengan sangat sombong.

"Aku gak takut" jawab Hani.

Nay dan Dara yang baru selesai memesan makanan mereka pun langsung menuju meja yang sudah ada Balqis, Balqis melihat kearah nampan yang di bawa oleh Nay.

BYURRRR

Balqis mengambil minuman yg ada di nampak itu lalu menyiramnya ke Hani.

"Hahahaha" seluruh murid yang ada di kantin tertawa melihat Hani.

"Aku diam bukan berarti kamu ngelunjak" ujar Hani dengan dingin.

"Apa? kamu mau apain aku ha?! aku gak takut" jawab Balqis.

"Liat aja nanti" ujar. Hani dengan smirk.

"Hani!" panggil Om David dari belakang Hani.

Hani berbalik dan melihat Om David yang membawa paper bag.

"Iya pak?" jawab Hani.

"Ganti baju kamu" ujar Om David sambil memberikan paper bag yang berisi pakaian ganti.

Saat Om David mau pergi, Hani menghentikan langkahnya, "Ini di sekolah om" ujar Hani sedikit berbisik.

"Kamu baru sembuh, kalau kamu sakit lagi Papa kamu yang marah sama Om, makanya Om pantau kamu" jawab Om David yang juga berbisik.

"Tapi Hani bisa dapat masalah Om" jawab Hani.

"Bilang aja kita saudara" jawab Om David dengan santai, lalu pergi.

Hani melihat Om David yang pergi, "Hah?!" pekik Hani saat tersadar.

"Udah sana ganti baju" ujar Om David yang masih berjalan.

"Tunggu" Hani mengejar Om David dan berniat memukuli nya, tapi dengan sigap Om David menangkap tangan Hani dan berlari.

Semua murid yang menatap kejadian itu pun langsung menggosip tentang Hani dan Om David, Balqis pun menyebarkan gosip bahwa Hani dan Om David itu adalah partner dan Hani bekerja melayani Om David.

"Om pasti Hani nanti di bully lagi" ujar Hani setelah ganti pakaian.

"Kamu tenang aja, setelah ini kamu buka identitas kamu" ujar Om David.

Hani yang mendengar itu menatap Om David dengan tajam, "Gak aku gak mau" jawab Hani.

"Sampai kapan kamu mau menyembunyikan diri kamu, pasti nanti juga semua bakal tau" ujar Om David.

"Tapi Hani belum mau Om, Om tau kan anak-anak disini mandang harta" jawab Hani.

"Tapi kalau kamu gak buka identitas kamu, kamu akan di bully terus Han" jawab Om David.

"Aku gak mau Om" jawab Hani.

"Weiits bicarain apa nih?" ujar Angga yang sudah berdiri diambang pintu.

"Apasih kamu" jawab Hani.

"Kamu kalau mau masuk itu ketuk dulu" jawab Om David.

Angga melangkah masuk ke ruangan Om David, dan menutup pintu ruangannya, Angga duduk di bangku kerja Om David dengan santai.

"Ngapain kamu duduk situ" ujar Hani.

"Enak, siapa tau aku bisa jadi sukses kayak Om David" jawab Angga.

"Bisa aja kamu" ujar Om David.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Hani.

"Aku cuman mau bilang, kamu udah di gosipin sama satu sekolah, bahkan guru aja udah tau" jawab Angga.

"Tuh kan Om" jawab Hani dengan merengek-rengek.

"Jijik aku liat kamu gitu Han" ujar Angga.

"Biarin" jawab Hani.

"Udah kamu tenang aja, Angga kamu jagain Hani Om gak mau keponakan Om yang satu ini terluka lagi" jawab Om David.

"Siap Om" jawab Angga dengan tegas.

"Tapi Om tetap aja Hani takut" jawab Hani.

"Sejak kapan kamu tau takut? apa kamu udah cupu sekarang" ujar Angga.

"Bukan gitu, ini guru cuy, guru udah gosipin aku mau dimana ditaruh muka aku ini" jawab Hani dengan dramatis.

"Kamu tenang aja, masalah guru Om yang atur" jawab Om David.

"Hm yaudah deh, kalau gitu Hani ke kelas dulu ya Om" pamit Hani.

"Iya, belajar yang bener ya" jawab Om David.

"Aku antar kamu" ujar Angga.

Hani dan Angga pun keluar ruangan Om David, menuju kelas Hani. Sepanjang jalan banyak anak murid yang menatap Hani jijik dan yang para cowok pun ikut gosipin Hani.

avataravatar
Next chapter