6 Bully #1

Keesokan harinya Hani datang bersama Angga lagi, dan yg lain belum ada yang tau kalau mereka sepupuan dan hanya sahabat Hani yang tau.

"Aku ke kelas dulu" pamit Hani saat sudah turun dari motor Hani.

"Aku antar ya" ujar Angga.

Hani yang mau menolak tapi tangannya sudah di tarik oleh Angga, di sepanjang koridor Hani melihat Balqis dan yang lain menatap dia horor.

"Lepasin" ujar Hani saat sampai di kelas Hani.

"Belajar yang bener jangan cabut kamu" nasihat Angga.

"Iya, udah deh sana kamu ke kelas kamu" usir Hani.

Saat Angga mau melangkah kakinya dia menyempatkan diri mengusap pucuk kepala Hani, yang membuat seluruh siswa yang melihatnya berteriak histeris.

"Kamu bikin aku kena masalah" ujar Hani dengan kesal.

Dan Angga hanya tersenyum simpul, lalu pergi kearah kelasnya.

Hani masuk ke dalam kelasnya setelah melihat Angga sudah jauh dari kelasnya.

"HANII!" teriak Nay dan Dara bersamaan.

"Mulut kamu berdua kayak toa ya" jawab Hani, yang menutup telinganya.

"Hehehe" cengir Dara.

"Sumpah ya Han, kamu ada hubungan apa sama Angga?" tanya Nay dengan heboh.

"sepupu" jawab Hani dengan cuek.

"Gak mungkin, tadi aja kamu sama dia itu kayak orang pacaran" ujar Nay yang masih heboh.

"Gak mungkin aku pacaran sama sepupu sendiri" jawab Hani sambil berjalan ke arah tempat duduknya.

"Bisa aja kali Han, di dunia ini apa yang gak mungkin" ujar Dara.

"Betul tuh kata Dara" sambung Nay.

"Kalian gila, aku gak mau sama tuh anak ya" ujar Hani.

"Ya bisa aja Han" jawab Dara.

"Kalian gila, gua yakin tuh anak lagi merencanakan sesuatu" jawab Hani.

"Apa?" tanya Nay dan Dara.

"Dia mau gua kena bully sama satu sekolah, aku yakin" jawab Hani.

"Gak mungkin lah Han, lo tau kan Angga itu sebenarnya baik" ujar Nay.

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini" beo Hani.

"Aku lagi serius Han" ujar Nay.

"Aku juga" jawab Hani.

Setelah selesai berbicara Nay dan Dara menyiapkan bukunya untuk mata pelajaran hari ini, dan Hani setiap dengan novelnya yang dia timpa dengan buku, biar guru gak keliatan.

SKIP

Jam istirahat Hani, Nay dan Dara, berjalan menuju kantin. Sampai di kantin Hani duduk di meja pojok tempat mereka biasanya duduk, dan Nay bersama Dara memesan makanan.

Saat Hani sedang menunggu Nay dan Dara, dia melihat Balqis, Laura, dan Rani datang kearah meja dia.

"Mau ngapain sih mereka" batin Hani.

BRAKKK

"He! kamu jangan sok kecantikan dong" ujar Balqis setelah menggebrak meja Hani.

Hani hanya diam menatap ponselnya, dia malas kalau menghadapi yang kek beginian.

"Bisu kali Qis" ujar Laura.

"Kam kenapa diam? Bisu atau tuli" ucap Balqis, Hani masih diam tanpa berniat menatap kearah Balqis.

PLAAKKK

Balqis menampar Hani dengan cukup keras, Hani menatap kearah Balqis dengan tatapan dingin.

"Jangan pernah nyentuh aku dengan tangan kotor kamu" ujar Hani dengan dingin.

Balqis yang mendengar itu bergidik ngeri, Laura dan Rani juga merinding.

Nay dan Dara yang melihat ada keributan dari arah mejanya pun bergegas menuju meja mereka, dan melihat Hani sedang di bully dengan kakak kelasnya bernama Balqis, Laura, dan Rani.

"Hanii!" pekik Nay dan Dara.

"Kamu gak papa kan?" tanya Nay dengan khawatir.

"Aku gak papa kok" jawab Hani.

"Cih! kakak kelas gila hormat" cibir Dara yang memegang nampan berisi makanan dan minuman mereka.

Balqis yang geram melihat Hani pun mengambil es teh manis dan...BYUURRR Balqis menyiramnya ke Hani.

"Hahahaha" tawa Balqis, Laura dan Rani.

Hani yang sudah kesal dari awal pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah Balqis.

"Dari tadi aku diam bukan berarti kamu ngelunjak" ujar Hani yang terus melangkah, sedang kan Balqis mundur.

"Kenapa mundur ha? takut?" ucap Hani.

"Kamu yang sopan sama kakak kelas" jawab Balqis.

"Kalau kakak kelas model kayak kamu gak pantas buat di hormati, kamu itu cuman sampah gak lebih dari itu" jawab Hani.

"Maksud kamu apa ha?! kamu jangan main-main sama aku" ujar Balqis.

"Oh ya? aku gak takut" jawab Hani dengan sangat santai.

Balqis yang melihat itu mangkin kesal kepada Hani, Balqis melambungkan tangannya di udara dan mau menampar Hani, tapi di tahan oleh seseorang.

"Kamu jangan berani sakiti dia" ujar orang itu dengan sangat dingin, dan mencekam tangan Balqis dengan kuat.

"Lepasin dia, kamu jangan kasar sama cewek" ujar Hani.

"Dia udah berani nampar kamu, berarti dia urusan aku juga" jawab orang itu.

"Tapi dia cewek kamu jangan main kasar sama cewek" jawab Hani, Hani tidak melihat orang itu melepas genggaman tangannya, "Lepasin Angga" ujar Hani.

Angga pun melepaskan genggaman tangannya tadi, dan membiarkan Balqis pergi.

"Ganti baju kamu sana" ujar Angga, ya orang yang menolong Hani tadi adalah Angga.

"Aku gak ada bawa baju lagi" jawab Hani yang tampak binggung.

"Kamu kan bisa minta" jawab Angga.

"Minta siapa, bapak aku" jawab Hani.

Angga berjalan kearah Hani dan membungkukkan tubuhnya, "kamu bisa minta sama kepsek lah" bisik Angga.

"Tapi nanti kalau om David nanya gimana" ujar Hani berbisik.

"Bilang minuman kamu jatuh ke baju kamu" bisik Angga.

"oke deh" Hani langsung pergi ke luar kantin, dengan berlari kecil menuju ruang kepala sekolah.

Saat sampai di depan Hani mengetuk pintu kepsek, saat sudah di persilahkan masuk Hani masuk ke dalam ruangan kepala sekolah dan menutup pintunya.

"Ada apa kamu kemari?" tanya om David.

Hani duduk di depan om David, "om gak liat baju aku basah" ujar Hani.

"Ya ampun baju kamu kenapa bisa basah? Kamu di bully? Siapa yang berani bully kamu?" tanya om David secara beruntun.

"Om nanya satu-satu dong, gak ada yang bully aku, tadi ini tuh minum aku tumpah" jawab Hani.

"Syukurlah kira om kamu di bully" jawab om David, "sekarang kamu ngapain kesini?" tanya om David.

"Aku gak bawa baju ganti om, minta suruhan om deh bawain kemari" jawab Hani.

"Ohh ya sudah kamu tunggu sini biar om ke depan dulu ya" ujar om David.

"Iya om" jawab Hani.

Om David pergi keluar ruangannya dan Hani berjalan ke arah meja om David lalu duduk di bangkunya, dengan menghadap ke belakang.

"Ternyata enak ya disini" gumam Hani, sambil menikmati pemandangan dari jendela.

Saat sedang melamun dengan pikirannya, ada yang membuka pintu ruangan om David, yang Hani kira itu om David.

"Om lama banget" ujar Hani sambil memutar kursinya kearah depan. Hani membelalakkan matanya saat melihat Ersyah masuk dan menutup pintu ruangan itu kembali.

"Maaf pak, ada apa ya bapak manggil say" Ersyah diam mematung melihat Hani yang duduk di meja pak David.

"Kamu?" ujar Ersyah.

"Kamu ngapain?" tanya Hani.

"Kamu yang ngapain di meja kepala sekolah" jawab Ersyah.

"Hm itu it-itu" ucapan Hani terpotong saat om David masuk ke ruangannya.

"Han ini baju kamu, maaf lama tadi om ngurus sesuatu disana" ujar om David saat membuka pintu.

Hani hanya bisa menepuk jidatnya, habis sudah dia bakalan di curigai, dan Hani menatap om David yang terlihat biasa saja.

"Om?" beo Ersyah.

"Udah kamu jangan mikirin itu, ini saya mau minta tolong kamu buat beliin saya makanan" jawab om David.

"Baik pak" Ersyah keluar dari ruangan om David, dan Hani juga keluar menuju kamar mandi.

Setelah selesai ganti pakaian Hani masuk ke kelasnya.

avataravatar
Next chapter