23 Luci

Luci membawa belalang itu ketempat mainan rahasia Luci. Kalian tau teman teman luci sangat menyukai saat maklhuk hidup itu berteriak saat diambang Kematian.

Kata ibu , Luci berbakat jadi dokter jika menyukai maklhuk hidup.

Brak

Luci membuka pintu dan melihat dengan bangga semua karya Luci. Berbagai binatang dipajang dan tentunya semua sudah mati !!

Dihadapan Luci ada sebuah alat, biar Luci jelaskan. Alat ini alat ajaib. Luci tidak tau kenapa Luci bisa menemukan alat ini.

Alat ini adalah palu, pisau, dan sendok. Luci sangat menyukai ketiga alat ini.

Belalang itu Luci letakkan di atas meja itu . Dan mulai mengambil pisau untuk membelah organ tubuhnya.

Menyenangkan luci suka melihat darah yang keluar dan membanjiri belalang itu.

Krash

_

Luci lupa Luci juga memiliki gunting kesayangan , gunting ini sudah menemani Luci dimana pun luci pergi!!

Dengan gunting itu Luci dengan mudah memotong organ tubuh belalang. Lalu Luci mendapati sebuah benda yang masih bergerak gerak.

Luci pun segera meletakkan benda itu di atas air dan tersenyum setiap kali benda itu bergerak gerak.

"Hm...Luci mau lagi...!"

_

Luci membuka mata, lagi-lagi Luci ketiduran disini. Ibu masih bekerja.

Kau tau Luci tau bahwa kakek itu adalah ayah Luci. Bukan luci tau sendiri. Luci saat berumur 5 tahun dan sedang berjalan.

Luci melihat kakek dan ibu bermesraan. Luci merasa sangat senang kok. Ayah Luci adalah kakek.

_

Tidak lama bunyi pintu terbuka. Luci segera meraih orang yang sedang berdiri di depan pintu itu..

"Ayah...💕" Luci memeluk tubuh ayah Luci dengan erat. Ia mengelus kepala Luci dengan lembut lalu duduk didalam bersama Luci.

"Bagaimana alatnya?" tanyanya lembut. Luci hanya tersenyum.."Sangat bagus"

Dia menatap daerah sekitar dan perlahan tersenyum,"Kau hebat sekali luci"

"Ayah jadi ingin membelah manusia"

_

"Huh..manusia?"

Tanya Luci dengan heran, manusia. Betul Luci sama sekali belum pernah membelah manusia. Tapi...

"Tapi nanti ibu kan yang dibelah?" tanya Luci dengan lugunya.

Pria itu tersenyum dan berbisik ke telinga luci. Dan membuat luci tersenyum puas setuju.

"Membelah manusia itu menyenangkan, tenang saja ayah akan bersamamu"

"Iya.."

_

avataravatar
Next chapter