9 Korban Kedua

"Rani...Rani.."

panggil sebuah suara, Rani membuka matanya perlahan.

Dan mendapati dirinya dibangunkan oleh seseorang yang lebih tua. Tunggu ia mirip kak Nika, bukan lebih kecil.

Ketika melihatku ia menarik ku dan badanku bergerak tanpa disuruhnya.

Seolah ini hanyalah sebuah tontonan saja, ..."Ingatanku kah...?"

Kak Nika kecil hanya menarik ku terus menuju rumah. Bukan ini lebih mirip gudang kotor yang penuh semak belukar, ...dan terpencil.

Gudang, kenapa apa aku pernah kesini.

Satu kata yang kudengar dari mulutnya,

"Temukan gudang itu.."

Serunya dan gudang serta kejadian yang serasa film itu menghilang lenyap tak tersisa.

Tidak lama aku terbangun, ternyata orang orang itu sudah membantuku membawa ke rumah warga terdekat.

Gadis itu , sudah tidak ada katanya diamankan oleh pihak berwajib.

Tetapi itu rasanya bukan salahnya mungkin itu adalah salah satu kepingan ingatan yang ia cari.

Ia semakin ingin tau misteri ingatan masa lalunya.

"Maaf apakah anda tau rumah kak Nika,? "tanyaku, aku ingat sama sekali tidak tau nama suaminya itu.

Entah kenapa, ia tidak pernah memberitahukan namanya itu. Selalu diam dan menjadi rahasia..."

Salah satu warga hanya menunjuk jalan dan melambaikan tangan padaku.

Untungnya aku bisa pulang dengan selamat. Tetapi selama perjalanan aku teringat ingat. Tentang mimpi itu dan juga gudang.

Apa maksudnya dengan gudang, apa ada sesuatu dalam gudang itu.."

Giiiing.."

kepalaku serasa berputar seperti mesin cuci. Sakit sekali, tetapi tidak sampai pingsan. Kadang saat aku berpikir tentang mimpi aneh yang datang tiba tiba kepala ku seakan meledak.

Dan kakinya bergetar ketakutan, seakan ada darah yang jatuh seperti hujan.

Darah??, kenapa aku bilang darah. Dasar otakku pasti sudah bermasalah!!

Saat pulang sama sekali tidak ada orang. Bahkan lampu belum dinyalakan.

Kenapa ya..??

Aku berkeliling, dan mendapati sebuah suara ketika sedang mencari kak Nika.

Terdengar suara percakapan di kamar ayah, Dengan siapa Luci...?

"Luci...".

betul ini antara ayah dan Luci, kira kira ada apa. Kenapa mereka seakan menyembunyikan sesuatu padaku.

Saat mencari kak Nika aku juga sama sekali tidak menemukan nya. Belum pulang kah..?

"Kak Nika meninggal...."

a--apa meninggal , tanpa sengaja aku mendorong pintu dan melihat ayah dengan Luci sedang berbicara empat mata.

Mereka terkejut menatapku yang tiba tiba muncul. Tetapi tidak kuhiraukan.

"Apa maksudnya kak Nika meninggal??'

tanyaku heran sekaligus sedih. Masih banyak pertanyaan yang mau ia tanyakan.

"Maaf Rani, kak Nika mati tetapi mayatnya tidak ditemukan..."

"Iya sayang sekali padahal kak Nika adalah aset Kita yang berharga..."

suara luci terdengar licik tidak seperti suara biasa nya yang imut dan lembut.

Mereka berdua terlihat sedih. Tetapi entah kenapa kak Nika adalah korban yang ia ceritakan sebelumnya.

"Masih banyak korban lainnya.."

- aku sedikit terhanyut betul. Kini giliran kak Nika menjadi korban . Apa selanjutnya dirinya..??

Aku segera pergi, dan masuk ke kamarku. Benar benar tidak ada kak Nika. Apa betul yang dibilang Luci dan ayah...?

Kenapa mereka terasa sama sekali tidak sedih pada kematian kak Nika.!!

Selagi aku mengigit jari tidak lama aku pun tertidur. Dimalam yang begitu gelap dan dingin...itu.."

avataravatar
Next chapter