17 Kabur

Rani kembali terdiam, dia tidak merasakan darah yang mengalir tetapi ketakutan dan rasa tidak percaya mendengar itu semua.

Luci yang melihatnya merasa kecewa, dan segera mengambil silet itu dan perlahan berjalan mendekat nya.

"A--apa berhenti..."

seru Rani. Silet itu diarahkan terus , Rani berusaha mundur tetapi entah kenapa tenaganya mendadak melemah.

Dan..., glek..

"Kaburlah aku tidak melarang mu.."

Aku terkejut dan perlahan keringat dingin membasahi badanku, dan aku hanya bisa menatap wajah luci yang sangat puas.

"Jika tuhan mengizinkan nya.."

Srek

Aku memberontak, dan Luci hanya melihat ku sambil tertawa. Dia hanya menganggap ku hewan..."

Aku tidak sengaja menelan silet itu hal yang sangat kutakutkan. Dan Luci yang memasukkan nya.

Apa aku akan mati tidak!!

Srek

Aku menoleh, dan merasa kaki dan tangan ku bebas. Yah dia yang membebaskan aku tidak tau apa yang mau dilakukannya...'

Tetapi rasa ketakutan di kepala dan dadaku semakin meningkat. Silet itu sudah mulai mengoyak kerongkongan ku.

"Sakit..."

Aku bisa merasakan silet kecil itu perlahan merobek bagian dalam tubuh ku. Segera aku berdiri.

Bagaimana pun aku harus bisa kabur dari wanita psikopat itu!!

Luci, cewek manis kecil . Tetapi memang kita tidak bisa tau manusia hanya dari penampilannya.

Aku tidak tau kenapa ia melepaskan aku, tetapi saat ini aku hanya ingin kabur memberitahu polisi dan hidup!!

Rasanya kakiku menjadi sangat kuat berlari. Dan kedua tangan ku hanya memegang kepalaku yang terus saja mengeluarkan darah.

Dan aku keluar..."

Aneh saat aku berlari ia sama sekali tidak mengejar ku, apalagi ia juga hanya tersenyum melihat ku.

Apanya yang lucu, aku kabur dia membebaskan ku. Terasa pisau itu kembali menyayat perutku. Sakit!!

Tetapi tetap kukerahkan kakiku untuk menuju kantor polisi tetapi entah kenapa itu sangat jauh.

Dan perlahan entah kenapa cahaya mataku meredup, kekuatan ku melemah.

Dan bagian perutku tidak berada lagi...."

Dan samar samar aku menatap langit hari ini tidak hujan. Benar aku memang pernah berlari disini.

Dan sekarang aku juga berlari..."

Srek...

Entah itu mimpi aku hanya mendengar sebuah pisau mengarah padaku. Dan perlahan aku tidak dapat merasakan apapun lagi..."

"Kak Nika...maaf...."

avataravatar
Next chapter