1 0%-Hello

"Selesaikan malam ini" suara bariton itu menusuk Indra pendengaran dengan nada mutlak. Iris biru itu menatap sepasang permata coklat di hadapannya.

Manusia di hadapannya enggan mengeluarkan melodi dari bibir tipisnya , iris coklatnya hanya menatap obsidan biru itu seolah menyuarakan bahwa keraguan di dirinya sudah punah terbunuh oleh keyakinan yang mendominasi.

Manusia itu hanya menundukan sedikit kepalanya menciptakan gestur hormat lalu berbalik dan menggerakkan tungkai jenjangnya menuju pintu berwarna putih yang berjarak 8 meter di hadapannya, saat jemarinya hendak membuka akses keluarnya suara bariton yang sangat di kenalnya menyapa Indra pendengarannya membuatnya menghentikan apa yang hendak ia lakukan

" Jangan kecewakan saya " ujarnya mutlak

"Anda meragukan kami?" Suara berat itu bertanya meski intonasinya tetap datar. Terdengar hampir seperti pernyataan .

Lalu setelahnya ia melakukan kegiatannya yang sempat tertunda, meninggalkan ruangan dengan warna hitam yang mendominasi. Pria di dalam ruangan itu tersenyum tipis , keyakinan mendominasi dirinya akan keberhasilan yang akan diraih manusia berbahaya yang beberapa detik lalu menutup pintu putih di hadapannya.

"Selesaikan malam ini" suara bariton itu menusuk Indra pendengaran dengan nada mutlak. Iris biru itu menatap sepasang permata coklat di hadapannya.

Manusia di hadapannya enggan mengeluarkan melodi dari bibir tipisnya , iris coklatnya hanya menatap obsidan biru itu seolah menyuarakan bahwa keraguan di dirinya sudah punah terbunuh oleh keyakinan yang mendominasi.

Manusia itu hanya menundukan sedikit kepalanya menciptakan gestur hormat lalu berbalik dan menggerakkan tungkai jenjangnya menuju pintu berwarna putih yang berjarak 8 meter di hadapannya, saat jemarinya hendak membuka akses keluarnya suara bariton yang sangat di kenalnya menyapa Indra pendengarannya membuatnya menghentikan apa yang hendak ia lakukan

" Jangan kecewakan saya " ujarnya mutlak

"Anda meragukan kami?" Suara berat itu bertanya meski intonasinya tetap datar. Terdengar hampir seperti pernyataan .

Lalu setelahnya ia melakukan kegiatannya yang sempat tertunda, meninggalkan ruangan dengan warna hitam yang mendominasi. Pria di dalam ruangan itu tersenyum tipis , keyakinan mendominasi dirinya akan keberhasilan yang akan diraih manusia berbahaya yang beberapa detik lalu menutup pintu putih di hadapannya.

avataravatar
Next chapter