webnovel

Prolog

"aku percaya padanya tetapi ia mengkhianatiku, aku bersumpah akan menghantuinya seumur hidup!!"

*

*

*

Di jalan Jungsan Dong, Korea Selatan, telah ditemukan mayat seorang wanita terbujur kaku di pinggir jalan hanya dengan menggunakan pakaian dalam tanpa alas kaki, selain itu terdapat bekas luka memar di bagian kepala dan juga beberapa lebam di bagian lengan dan kaki.

diduga wanita tersebut tewas karena tabrak lari dan hipotermia, hasil otopsi juga menyatakan terdapat zat adiktif yang bercampur didalam darahnya kemungkinan wanita tersebut semasa hidupnya sering memakai obat obatan terlarang.

tidak ada kartu identitas yang ia bawa namun berdasarkan hasil investigasi, wanita itu bernama Kwon Haeri yang berusia 22 tahun, berasal dari Seoul, dirinya merupakan pu-

klik!

Tiba-tiba seseorang mematikan siaran televisinya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya seorang pria yang merasa terganggu dengan apa yang dilakukan wanita tersebut.

wanita itu berjalan dengan gemulai menuju ke sofa di mana pria itu duduk, sembari berkata dengan ekspresi bahagia, "Sudah tidak perlu menonton televisi, dia sudah mati.." setelah mengucapkan kalimat tersebut sambil membawa segelas wine dirinya duduk di atas paha pria itu.

perlahan mendekatkan segelas wine yang ia bawa dan menyesapnya dengan nikmat dirinya berkata lagi "Kwon Haeri tidak akan menjadi penghalang mu lagi dan kau..." entah kenapa suaranya terdengar sangat erotis, dan tiba-tiba dengan sengaja dirinya menumpahkan wine yang tersisa hingga membuat gaun berwarna gray yang ia pakai ternoda.

sangat jelas bahwa wanita tersebut sedang menggoda pria yang sedang bersamanya.

tetapi yang bersangkutan hanya menatapnya tanpa ada niat apapun dan menghela nafas, sesaat kemudian wanita itu sudah berpindah tempat, duduk di sebelah pria itu.

ekspresinya terlihat tidak senang, dia berkata dengan marah, "Kwon Haeri sudah mati! kamu juga sudah mengambil alih seluruh harta milik keluarganya apalagi yang kau butuhkan selain aku!"

pria tersebut tidak mengindahkan perkataan wanita disebelahnya, dirinya fokus menghisap cerutu yang ada ditangannya.

merasa sangat kesal wanita itu berdiri dari duduknya dan sekali lagi mengatakan omong kosong, "Kamu! kamu berani mengabaikan aku?! Ivan lihat aku! kau sendiri yang memiliki rencana untuk mengambil alih harta milik keluarga Kwon dan sekarang.." wanita itu berhenti sejenak untuk mengambil nafas setelah banyaknya omong kosong yang dia lontarkan.

dia melanjutkan "jangan bilang kalau kau merasa bersalah? ha?... lucu sekali, seorang Ivanov merasa bersalah? ini pertama kalinya bagiku"

"Cukup Theresia, keluar dari ruangan ini segera aku ingin istirahat" akhirnya sang pria yang bernama Ivanov berbicara juga setelah sebelumnya hanya mendengar ocehan dari wanita tersebut.

meskipun secara tidak langsung Ivanov mengusir Theresia untuk keluar ruangan tetapi yang bersangkutan masih berdiri di tempatnya tanpa ada niat untuk pergi sedikitpun.

dia mulai mengatakan omong kosong lagi, kali ini dengan tatapan yang menurutnya sangat ampuh untuk membujuk para pria dan dengan nada suara yang agak dilebih-lebihkan.

"harus bagaimana lagi aku berjuang agar dirimu mau menerimaku? Ivan.."

Ivan menjawab tanpa memandang Theresia, "dengan adanya kau disini sudah cukup membuktikan bahwa aku menerimamu"

"bukan itu yang kumaksud, apa yang kuinginkan adalah-" sebelum menyelesaikan kalimatnya ivanov menyela.

"Aku sudah mengatakannya padamu aku ingin istirahat."

akhirnya sudah tidak tahan lagi, Theresia mengutarakan semua yang ada di pikirannya saat ini, dia sangat kesal dan juga marah, itu terlihat dari kedua alisnya yang hampir menyatu, "Aku sudah bersamamu semenjak masih kecil bahkan sebelum kau lahir aku sudah menunggumu, kedua keluarga kita juga telah memutuskan sebuah perjodohan antara kita berdua, tetapi kamu dengan mudahnya menolak hanya karena memiliki wanita yang kamu cintai, wanita yang tidak seberapa dibanding aku"

"aku terkadang berpikir kamu itu bodoh tapi melihat bagaimana reaksimu setelah kehilangan wanita yang kamu cintai ternyata aku salah, kamu itu lebih bodoh dari yang aku pikirkan"

"Cukup-" Ivanov ingin menyela.

Tentu saja Theresia tidak akan membiarkannya menyela perkataannya untuk yang kedua kalinya, "Kamu tidak ingat bagaimana aku merawatmu sedari bayi, disaat orang tuamu sibuk bekerja aku yang menemanimu bermain! membuang waktuku yang berharga hanya demi dirimu!"

"Tapi setelah semua yang kulakukan kau selalu memberikan hatimu pada wanita lain! pertama si penggoda itu dan sekarang Kwon Haeri?! begitukah?"

setelah Theresia selesai mengatakan kalimat tersebut Ivanov berhenti mengisap cerutunya, ia berbalik untuk menatap Theresia yang sedang marah berdiri disampingnya.

"Siapa yang kau panggil wanita penggoda!? lebih baik kau jaga bicaramu kakak!" ia menekankan kata terakhir.

Theresia mendengar apa yang ivanov katakan, dirinya lalu menjadi lebih marah dan tanpa sadar melemparkan gelas wine yang sebelumnya ia pegang ke arah Ivanov dan itu mengenai kepalanya, membuat kepala Ivanov mengeluarkan darah segar.

Theresia sangat menyesal telah melakukan hal itu, ia ingin mendekat ke tempat Ivan berada untuk mengobati lukanya dan meminta maaf tapi saat ini ego berada diatas segalanya.

"A-Aku telah melakukan semua yang kau minta! membantumu mengambil alih harta keluarga Kwon, membuat mereka mengasingkan diri kepedesaan, menekan media untuk tidak menyebarkan berita mengenai hal tersebut! aku bahkan telah mengurus para penghalang yang disewa untuk membunuhmu, lalu apalagi yang kurang?... katakan Ivan kumohon..."

mendengar perkataan Theresia, Ivan tertawa "haha..melakukan semua yang kuminta? kau yakin mengatakan hal itu?...kakak" ucap Ivanov meragukan perkataan Theresia.

kali ini Theresia tidak langsung menjawab, dia mengepalkan kedua tangannya dan perilaku tersebut tertangkap mata oleh Ivanov, tetapi Ivanov tidak mempermasalahkannya.

melihat Theresia tidak mengatakan apapun Ivanov sekali lagi mengatakan sesuatu, "Terakhir kali aku ingat, aku menyuruhmu untuk membawa Haeri ke rumah sakit tapi apa yang selanjutnya terjadi? aku mendapat kabar bahwa Haeri ditemukan tewas dan tubuhnya dibiarkan begitu saja dipinggir jalan."

"menurutmu bagaimana?" dengan kedua tangan menopang dagunya Ivanov menatap ke arah Theresia dengan tatapan tajam ditambah darah yang sengaja dibiarkan mengalir dari kepalanya hingga menetes ke lantai membuatnya terkesan seperti hewan buas yang lapar sedang menatap ke arah mangsanya.

Theresia merasa tidak nyaman melihat Ivan yang seperti itu dirinya mencoba mencari cari alasan.

suaranya sedikit tergagap "Mengenai hal itu..dia kabur dari mobil saat aku ingin membawanya ke rumah sakit, saat itu aku berhenti sebentar untuk membeli minuman di supermarket.."

"aku lupa untuk mengunci mobil dan ketika aku baru akan kembali aku melihatnya berlari menjauh ke arah pertigaan dan mencoba untuk mengejarnya menggunakan mobil, lalu saat berbelok ke arah pertigaan ada mobil muncul dari arah berlawanan yang dengan sangat cepat langsung menabrak Haeri, membuat ia terlempar ke tepi jalan hingga membuatnya tidak sadarkan diri..."

Ivan menyimak penjelasan Theresia namun tidak benar-benar percaya dengan apa yang dikatakannya.

"lalu?"

"lalu..lalu mobil yang menabrak Haeri langsung pergi dan aku berpikir jika aku tetap disitu maka orang orang pasti akan mengira aku yang menabraknya jika sudah salah paham begitu mereka akan membawaku ke kantor polisi dan mengintrogasi ku disana, aku tidak menginginkan hal itu, kamu tau aku paling benci berurusan dengan polisi"

Setelah mendengar penjelasan dari Theresia Ivanov tidak mengatakan apapun, Theresia juga diam saja setelah itu.

30 detik berlalu dan suasana juga masih sunyi tanpa satupun dari mereka yang berbicara, tapi setidaknya hal itu membuat Theresia merasa lebih nyaman daripada sebelumnya, dirinya suka dengan salah satu sifat Ivanov yang tenang seperti sekarang.

di lain sisi Theresia merasa tidak nyaman dengan luka yang diakibatkan olehnya jadi dia berinisiatif untuk mengambilkan obat dan bertanggung jawab pada luka Ivanov.

Theresia baru akan bicara sebelum Ivanov tiba-tiba mengatakan sesuatu.

dan apa yang dikatakan Ivanov, bahwa dia ingin makan sesuatu yang manis.

Theresia tau jika Ivanov tidak menyukai makanan manis tapi ia sama sekali tidak curiga dan bahkan dengan polosnya mengira bahwa Ivanov memang menginginkannya tanpa ada maksud lain.

Theresia lalu berkata padanya untuk menunggu sementara ia akan menyuruh seseorang untuk membelikannya tetapi Ivanov menolak, dia ingin Theresia sendiri yang membelikannya.

anggaplah sebagai permintaan maaf karena telah melukai Ivanov dengan tidak sengaja.

pada akhirnya Theresia tidak memiliki pilihan selain menuruti permintaan Ivanov.

sesaat kemudian setelah Theresia pergi, Ivanov bangkit dari duduknya dan pergi menuju toilet untuk membasuh wajahnya dan mengobati luka yang diakibatkan oleh perbuatan Theresia.

di toilet Ivanov melihat ke arah cermin yang berada dekat wastafel dan memandang wajahnya yang sudah bersih dari noda darah, sambil bergumam, "Aku tau kau disana"

"Haeri.."

"aku bisa melihatmu"

Next chapter