1 Masalah

Masa SMA adalah masa yang terindah dalam hidup, dan masa terindah dalam hidup adalah SMA.

Banyak yang berkata demikian karena mereka memiliki kenangan yang indah pada masa SMA.

Tetapi, tidak semua murid SMA berpikir demikian.

Misalnya ada juga kan orang yang sama sekali tidak tertarik dengan pelajaran, olahraga, maupun bersosialisasi? Pasti ada saja orang yang tidak ingin terlihat menonjol dari orang lain kan.Yah, walaupun kurasa hidup seperti itu agak menyedihkan sih.

"Habis pulang sekolah nonton film apa yah?. "

Keseharian bersekolah Ben Barnard menghela nafas berharap di setiap hembusan nya bel pulang sekolah berbunyi.

"Ben tugas fisika kumpulin di ruang guru." Jun David, ketua kelas 1-2 image nya sangat baik tidak heran mejadi murid teladan di tahun pertama ia bersekolah.

Ben hanya menatap nya sebentar lalu memalingkan wajah ke luar jendelan. "Wali kelas juga mau ngomong sama Lu makanya sekali an bawa tugas nya." ucap Jun menggerakkan seorang Ben.

Dia beranjak dari kursi melaksanakan perintah Jun. Mereka membagi dua buku Ben tadi nya enggan di bantu karena buku yang di bawa tidak terlalu banyak."Lu ngapain bantuin Gua?."

Jun berdecih, "Mau ketemu pembina osis."

Sampainya di ruang Guru senyum cerah Jun terukir, Ben mengekori nya meletakkan buku-buku di meja Guru fisika lalu berjalan lagi ke tempat wali kelas nya.

Guru itu tengah sibuk dengan kertas serta laptop membuat Ben sedikit ragu untuk membuka suara nya.

"Oh Ben."

"Selamat Siang Pak."

Wali kelas nya tersenyum memberikan selebar kertas."Ben kamu belum ikut klub sekolah apa pun kan? Disekolah ini setidaknya kamu punya satu klub untuk pengembangan diri. Bapak harap minggu depan Kamu sudah ikut kegiatan klub, cobalah pilih dari salah satu itu."

Ben menatap kertas ditangan nya membaca sedikit kemudian saat kepala nya terangkat banyak pasang mata yang tengah menatap nya serta terdengar tawa.

Tangan bergetar tubuh nya berkeringat detak jantung nya mulai tidak beraturan membuatnya sesak.

Ben langsung memberikan salam buru-buru keluar dari ruang guru pilihan yang salah, ternyata di luar banyak siswa menatapnya.

Tiba-tiba tangan nya tertarik membuat konsentrasi Ben sungguh buruk, sekarang Dia hanya terbawa langkah lari entah kearah mana.

Langka mereka terhenti di taman, Ben mendudukkan diri di rumput. Di depan nya ada orang yang mengusap pelan rambut nya.

"Tenang, Kamu bakal baik-baik aja." Mata nya mulai mengadah melihat siapa wajah itu? Ada mata bulat kecoklatan tengah tersenyum manis, matahari yang terik sekarang kalah cerah oleh nya.

Lambat laun segala yang membuat Ben sesak mulai membaik. Mata nya masih menatap gadis itu. "Ayo tarik nafas." Ben menuruti semua perkataan nya.

"Angkat kedua tangan di atas kepala lalu tarik nafas. "

Haaahh~

Setelah 20 menit berlalu mereka hanya diam berteduh di bawah pohon memandang langit. Gadis itu mulai menatap Han mengulurkan tangan nya. "Halo Aku Anna dari kelas 1-4."

Ben menerima uluran tangan nya namun tak ada satu kata pun terucap membuat sangat Gadis terkekeh. "Tidak apa-apa Aku udah tau nama kamu dari name tag."

"Ben Barnard. " Kata nya membuat Ben melihat name tag tertempel di seragamnya.

"Oh iya? Mau ke kantin engga?. "

"Nope, makasih." Ben mulai berdiri melepas kan genggaman tangan mereka.

"Kamu engga lapar?."

Ben menatap sinis,"Lu engga usah deket-deket Gua lagi, jangan mau di suruh-suruh Bang Brian."

Setelah itu Ben tidak pernah bertemu dengan Gadis yang menolong nya atau yang di bayar Bang Brian untuk mengawasi nya.

"Repotin banget."

avataravatar