1 Namaku Lina..

PoV Lina.

Usiaku 22 tahun. Hari ini adalah hari pertamaku berada di desa ini . Aku ditugaskan sebagai seorang guru di sekolah dasar di desa ini. Ya mulai hari ini untuk beberapa tahun yang akan datang aku akan mengabdi di desa ini.

Ibuku hampir saja menangis ketika melihat keadaan desa ini. Desa yang sangat jauh dari keramaian dan berada di pinggir hutan. Belum ada listrik dan jalannya pun masih tanah yang akan sangat licin saat hujan tiba.

Sekolah ini berada di sebuah bukit, meskipun tidak terlalu tinggi, tapi butuh tenaga yang ekstra untuk sampai ke sekolah ini.

Para siswapun harus berjalan kaki hingga 2 Km bahkan lebih untuk mencapai sekolah itu.

Aku tinggal di dekat sekolah, Rumah dinas yang ada sudah tak layak pakai. Jadi salah seorang teman yang mengajar di sana menawarkan temat tinggal di rumahnya. Dan aku sangat bersyukur.

Untuk pergi mandi, aku harus berjalan menuruni bukit itu. Hampir setiap pagi dan sore hari aku harus pergi ke sungai , setelah mendaki bukit , badanku kembali terasa lengket karena keringat sudah memenuhi tubuhku. Maklum di sana tidak ada sumber air karena masih belum ada masyarakat yang mampu membuat sumur karena bukit itu merupakan bukit pasir , jadi sangat susah untuk mendapatkan air walaupun sudah menggali sejauh puluhan meter. Di sekolah ini hanya ada dua orang guru PNS, yaitu aku dan kepala sekolah dan 2 orang guru honor dari masyarakat setempat .Kami hanya berjumlah 4 orang 1 orang kepala sekolah dan tiga orang guru yang akan mengajar di 6 lokal.

Saat pertama jika musim hujan datang aku merasa sedikit beruntung karena aku tak harus pergi mandi ke sungai, aku bisa mandi di kamar mandi rumah temanku itu.

Pada hari pertama aku mengajar, aku merasa kaget karena sebelum jam 7 pagi aku sudah bersiap-siap untuk pergi sekolah tapi tak ada seorangpun yang ada di sekolah. Rumah itu tepat berada di depan sekolah. Begitu aku Melihat kepada temanku, dia malah belum mandi. Lalu aku bertanya "kenapa belum mandi ? Emangnya jam berapa masuk di sekolah ini ?

Dia menjawab "Kak di sini tak bisa cepat seperti di kota, karena siswa siswa kita harus berjalan sejauh 2 km. Jika mereka harus datang pada pukul 7 pagi, maka mereka harus berangkat dari rumah mereka sekitar pukul 6 pagi. hal itu takkan mungkin mereka lakukan disini. Terlalu berbahaya. Banyak binatang liar yang akan mereka temui di jalan. Oleh karena itu kita masuk pukul 9 pagi ,Kak! " kata temanku itu.

sekarang aku baru Paham Kenapa di desa ini orang-orang kurang memperhatikan pendidikan . Karena mereka belum sadar akan pentingnya pendidikan.

Karena jalannya masih berupa tanah dan belum ada listrik mereka belum bisa membandingkan desa mereka dengan desa-desa yang ada di luar sana. Masih beruntung ada beberapa warga desa yang sudah sadar akan pentingnya pendidikan sehingga menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi meskipun harus pergi dari desa mereka dan tinggal di tempat sekolah Itu , salah satunya temanku yang menjadi guru honorer di sekolah ini.

Samapai saat ini, baru 2 orang penduduk yang berhasil menamatkan pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas. Lalu mereka berdua diminta untuk menjadi guru di sekolah itu . Setelah itu, mereka disuruh melanjutkan kuliah Universitas Terbuka yang diadakan setiap Sabtu dan Minggu di kecamatan. Jadi pada hari Sabtu mereka diizinkan untuk libur untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada hari Sabtu dan Minggu aku merasa sepi, karena temanku itu tidak berada di rumahnya.

Ada yang aku khawatirkan di desa ini. Desa ini masih penuh dengan kekuatan mistis dan Magic. temanku itu melarang agar aku tidak memakan dan meminum apapun yang diberikan oleh penduduk desa, tapi dia juga melarang agar aku tidak menolaknya "Kak jika ada penduduk desa memberikan apapun padamu terima saja. Tapi tolong jangan dimakan karena tak semua penduduk di sini baik !. Mereka bisa memberikan ilmu mereka, melalui makanan yang akan diberikannya" Perkataannya itu membuat aku takut.Aku harus berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, agar aku bisa berbaur dengan mereka.

Oh ya, Kenalkan, namaku Lina. Aku berasal dari ibu kota propinsi ini. Kota yang tidak terlalu luas, Tapi tergolong cukup maju. Aku tak pernah tau masih ada daerah seperti ini di propinsiku. Tempat Yang sangat jauh berbeda dengan Kota tempat kelahiranku. Daerah Yang sangat sunyi Dan jauh dari hiruk pikuknya kota.

Mulai hari ini, Aku akan menjalani kehidupan baru. Kehidupan yang jauh dari orang tuaku, jauh dari sanak saudaraku, jauh dari sahabat sahabatku, Dan jauh dari kekasihku.

Ya..., Kekasih. Aku punya kekasih di sana. Hatiku sangat berat saat harus berpisah dengannya. Berpisah dalam waktu yang lama. Bukan hanya sehari ataupun dua hari. Tapi bisa jadi berbulan bulan, Karena aku hanya bisa pulang di waktu liburan sekolah. Sementara dia juga bekerja Dan tak akan mungkin bisa mengunjungiku ke sana. Kami tak mungkin bisa bertemu seperti dulu lagi. Dan ku harap, jarak yang jauh ini tidak akan merubah hati Dan perasaan kami.

Mungkinkah itu terjadi? Perasaan itu masih terus akan terjaga? Daerah Yang aku tinggali benar benar membuatku terisolasi dari dunia luar. Hal ini karena jalan yang susah untuk di lalui, padahal jarak sekolah itu ke sekolah terdekat hanya 10 KM. Tapi karena jalan yang susah, jarak itu terasa sangat jauh dan melelahkan.

avataravatar
Next chapter