39 Let's Deting

Guntur mengambil sebutir nasi yang tersangkut di bawah bibir cewek itu,tak terduga memakan butiran nasi itu.

Shabi terkejut tapi segera bersikap biasa.

"gue seneng kita ketemu lagi... ngobrol kayak gini dan terpenting gue bersyukur cewek yang gue sayang baik-baik aja meskipun gue harus sakit hati ngeliat lo bersama cowok lain. pengen banget rasanya gue bunuh pacar lo itu tapi gue sadar itu hal bodoh yang cuma bikin gue makin jauh dari lo."

Guntur memukul meja dengan raut muka kesal, mengepalkan kedua tangannya dengan perasaan emosi kembali memukul meja.

bahkan tubuh cowok keren itu bergetar hebat saking menahan amarah.

Shabi menghembuskan nafas kemudian memberanikan diri untuk untuk bertanya sesuatu hal yang dia ingin dia ketahui.

tanpa menoleh pada lawan bicara maka cewek itu mengambil segelas air mineral, meminumnya lalu meletakkan gelas bekasnya di tempat semula.

"lu udah tunangan sama Felicia?dia sempet bilang punya calon suami ,apa itu lu?" merapihkan rambutnya.

Guntur terkejut mendapati pertanyaannya tak terduga dari cewek cantik itu.

cowok itu bingung harus berbicara apa?

harus ngomong sebenarnya atau tidak?

"emang itu penting buat lo, apapun posisi Felicia dalam hidup gue sekarang nggak bakal mempengaruhi kondisi hubungan kita kan. kalau lu bisa janjiin kita balik pacaran maka gue bakal kasih tahu kebenarannya."

Guntur mengerti apa yang dikatakannya tidak sesuai harapan Shabi tapi faktanya itulah yang ingin dia ini sampaikan.

Shabi mengerti, cewek itu pun gak memaksakan Guntur untuk menjawab pertanyaannya.

"kalau lo nggak mau jawab nggak apa-apa,gue nggak bakal maksa. gue pergi."

meskipun dari luar Shabi terlihat cuek dan tidak peduli tapi faktanya dalam hati cewek itu merasa sakit hati karena rasa penasaran yang belum terungkap.

dia tak terima Felicia adalah calon istri mantan pacarnya tersebut tapi di satu sisi dia menyadari hubungan mereka hanya mantan sekarany dan keduanya harus menjalani kehidupan mereka masing-masing.

cewek itu pun berfikir mungkin hubungan mereka nggak akan pernah bisa balik lagi seperti dulu.

jadi Shabi tak perlu tahu apapun tentang sang mantan apalagi mengenai kehidupan pribadi cowok itu begitupun sebaliknya.

ketika Shabi akan pergi tiba-tiba pergelangan tangan cewek itu di tahan Guntur.

cowok keren itu menarik Shabi agar kembali duduk dan Guntur memperdekat jarak diantara mereka, situasi restoran semakin ramai pengunjung jadi aman bagi mereka.

kedua bodyguard dan Felicia akan mengalami kesusahan mengawasi mereka.

"ngambek nih ceritanya mentang-mentang gue nggak mau jawab pertanyaan lo hehehe.. Jangan pergi dulu,ok....gue mohon, mantan." nada bicara Guntur sengaja dibuat selembut mungkin.

cowok itu tahu untuk menghadapi Shabi tidak perlu menggunakan emosi karena yang ada mereka akan bentrok.

Shabi pun mengurungkan niat untuk pergi dan kembali duduk.

jarak mereka berdua benar-benar mepet sekarang.

tanpa terduga Guntur menarik tekuk leher Shabi lalu mencium bibir gadis itu, melumat bibir lembut yang dirindukan cowok itu.

pada awalnya Shabi terkejut dan memberontak untuk dilepaskan tapi lama-kelamaan cewek itu menikmati ciuman Guntur

Shabi memejamkan mata dan membalas ciuman Guntur , Guntur semakin yakin cewek itu masih memiliki perasaan cinta padanya.

keduanya berciuman untuk beberapa saat untuk keadaan sangat ramai sehingga para pengunjung tak terlalu memperhatikan mereka, sampai akhirnya cewek itu tersadar kemudian mendorong dada Guntur.

"stop gue nggak mau kita ngelakuin hal-hal yang harusnya udah nggak kita lakuin, ngerti lo!!" dengan perasaan gugup Shabi mencoba memberitahukan tentang ini.

cewek itu membetulkan rambutnya kembali, menoleh ke belakang memastikan kedua bodyguard-nya yang berjarak cukup jauh dari mereka..

bersyukurlah mereka tidak melihat apa yang terjadi beberapa waktu lalu dan cewek itu merasa lega kedua bodyguard-nya sedang asyik makan sambil mengobrol dan mereka terlihat rakus.

Felicia juga sedang asik mengobrol dengan seseorang yang sepertinya teman cewek itu.

"emang kenapa kita? kita berdua sama-sama nikmati kan, lagian belum tentu cowok lu juga setia sama lu. jadi nggak perlu merasa bersalah." Guntur masih dengan sikap cuek membalas kata-kata yang diucapkan Shabi.

cowok keren dan menarik itu kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda...

Shabi mencoba memberikan pengertian pada cowok itu.

"tapi apa yang kita lakuin itu nggak bener, kita udah sama-sama punya seseorang yang harus kita jaga perasaan nya. terlepas pasangan kita ngelakuin hal sama atau nggak.ngerti, setidaknya kita nggak kayak mereka kalau mereka berengsek."

mendengar apa yang dikatakan cewek itu membuat Guntur tertawa seakan apa yang dikatakan Shabi adalah hal lucu.

meskipun emosi tapi cewek itu berusaha untuk mengontrol suara agar tidak menggunakan volume tinggi saat berbicara sehingga menyebabkan mereka menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar mereka.

"bukan tugas kita buat ngejaga perasaan pasangan kita, kita nggak berkewajiban untuk membuat hidup mereka bahagia karena pada dasarnya kebahagiaan itu harus diciptakan diri kita sendiri bukan orang lain, kita ngarepin orang lain bikin kita bahagia aja itu udah salah." dengan nada bicara ketus Gentur pun mengungkapkan pendapat.

Shabi setuju dengan apa yang dikatakan Guntur seandainya situasinya tidak serumit seperti sekarang di mana dia harus memikirkan dan menjaga perasaan tunangannya tersebut jika hidupnya ingin tetap ingin tenang.

"gue rasa pembicaraan kita udah nggak bisa untuk dilanjutin, terserah lo mau berpikir apa dan mau menjalani hidup bagaimana. nggak ada hubungan nya sama gue begitupun sebaliknya. gue cabut."

Sabhi akan beranjak dari kursi nya dan Guntur buru-buru kembali menahan gadis itu.

"Nonton yuk, kita kencan hari ini."tanpa malu-malu Guntur memberikan ide gila.

"lo dah gila? kita nggak pacaran dan gue harus pergi jadi nggak ada acara dating, ngerti!"

cewek itu jadi jengah dengan kelakuan Guntur yang menurutnya sudah keterlaluan dan konyol. jelas-jelas mereka tidak memiliki hubungan apapun.

kenapa mereka harus berkencan?

berbeda dengan Shabi yang terlihat kesal Guntur malah terlihat santai dan segera memberikan pendapatnya.

"mang kalau kencan harus pacaran gitu? gue rasa pola pikir lo kuno, diluar sana banyak orang-orang yang nggak kencan tapi sering ML!"

Shabi kesal dengan kata-kata yang diucapkan Guntur yang menurutnya menyamakan dia dengan cewek-cewek lain.

plak...

satu tamparan diberikan keras Shabi pada Guntur.

"jadi maksud lo, Lo samain gue sama cewek-cewek itu?! gue kayak mereka yang meskipun kita nggak pacaran tapi kita masih bisa kencan dan ML!! gue bukan mereka dan nggak minat jadi kayak mereka!! setidaknya untuk sekarang, ngerti!!"

meskipun sedang emosi tapi volume suara cewek itu kecil, setiap kata-kata misalnya jadi tekan aja butuh tahun sekarang dia merasa marah.

"nggak bermaksud kayak gitu, jangan salah paham!." Guntur mengusap pipinya yang bekas tamparan.

Guntur tidak mengerti kenapa Shabi bisa berpikir tentang dia seperti itu?

"terus maksud omongan lo apa?" nada bicara cewek itu masih ketus dan raut mukanya sangat jengkel, menyilangkan kedua tangannya di dada.

cewek cantik itu bersiap untuk mendengar penjelasan yang akan diberikan mantan pacarnya tersebut atas apa yang cowok itu omongin tadi.

"gue cuman mau ngajak keluar buat nobar dan jalan-jalan bareng terus gue bilang itu sebagai kencan, makanya gue bilang kita kencan nggak harus pacaran."

Guntur dengan gaya santai menjelaskan apa yang dimaksud nya. "kencan" versi nya.

mendengar penjelasan yang diberikan untuk shabi pun berhenti marah dan jengkel.

menyadari dia salah paham Shabi jadi malu sendiri, tapi karena dia jarang banget meminta maaf atau mengucapkan terima kasih pada Guntur cewek itu hanya diam kemudian kembali duduk.

mengetahui karakter mantan pacarnya itu Guntur tidak merasa heran atau tersinggung ketika cewek itu kembali bersikap normal tanpa berkata maaf.

"Jadi mau enggak kencan sama gue?" sekali lagi Guntur mencoba membujuk sang mantan, berharap Shabi berubah pikiran.

Shabi pun langsung merespon. "gue...."

cewek itu bimbang harus bagaimana? karena sebenernya Shabi tertarik dengan ajakan Guntur tapi sadar sedang diawasi Athur dan pria itu akan memarahinya ketika dia berani-beraninya jalan sama cowok lain.

yang berbahaya adalah Athur akan menghukum dua bodyguard-nya yang sama sekali tidak bersalah atau terlibat.

"pasti takut ketahuan pacar lo dan akhirnya dia bakal bikin perhitungan sama lo dan dua bodyguard lo itu kan." penuh percaya diri Guntur menyimpulkan apa yang ada dipikiran sang mantan pacar.

Shabi langsung menjawab. " sok tahu! gue nggak mau pergi karena gue nggak tertarik, that's all"

dengan nada bicara tegas cewek itu pun langsung menjelaskan apa penyebabnya.

Guntur memutuskan untuk tidak mau memperpanjang persoalan karena tahu jika mereka melanjutkan omongan ini yang ada ada mereka akan bertengkar dan dia tidak mau itu terjadi.

"Jadi ceritanya gue ditolak." Guntur merasa kecewa.

cewek itu menggelengkan kepala.

"kita ketemu di taman kota jam besok sore. jam 4 sore."

Guntur tersenyum, memberikan catatan kecil berisi nomor dia pada Shabi. "chat gue ya nanti malam."

Shabi tanpa berkata apapun kemudian pergi begitu saja meninggalkan Guntur.

Guntur pun berteriak dan bersorak gembira dalam hati.

Guntur bersyukur karena akhirnya mereka berdua bisa "kencan" lagi setelah sekian lama dan dia tidak peduli apa yang akan terjadi padanya ketika pacar Shabi mengetahui ini

Guntur teringat sosok Athur..m

"gue nggak takut dan gue bakal hadapi dia!" Guntur menyeringai.

Note:

hari ini ngetik hari ini pas jadi langsung uploaded....

tadinya aku belum ada niat buat melanjutkan cerita ini karena belum ada ide tapi berhubungan lihat komentar-komentar kalian penggemar setia yang begitu antusias dan ingin minta dilanjut maka aku mengabulkan.

yang sering komentar aku jadi terharu..

nggak nyangka ada penggemar-penggemar istimewa yang begitu menyukai cerita ini sampai segitunya ya.

gak pernah jenuh untuk meminta next chapters.

ini chapter spesial untuk para penggemar-penggemar yang selalu meminta diupload karena aku peduli pada kalian dan akhir nyan mengabulkan permintaan kalian yang setia pada cerita ini.

semoga chapter ini memuaskan kalian soalnya aku bikinnya sesuai dengan jalan pikiran ...

jangan lupa komentar seputar cerita dan vote!!!😘😘

l

avataravatar
Next chapter