79 Juara Kedua... Itu Milikmu!

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Semenjak Song Shuhang dan murid berkulit gelap itu berlari, mereka sudah satu putaran di depan pelari yang lain, memimpin dengan jarak yang jauh!

"Ini tidak nyata, kan? Sejak kapan Song Shuhang berlari sangat cepat dan memiliki daya tahan yang banyak?" Lin Tubo orang pertama yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, berseru secara berlebih.

"Ini adalah… kekuatan cinta!" Gao Moumou mendorong kacamatanya karena sinar matahari memantul ke kacamatanya.

Li Yangde tanpa sadar melirik Lu Fei, perempuan yang menyemangati Shuhang, tidak jauh darinya.

Di sebelah Lu Fei, perempuan yang berambut pendek tiba-tiba matanya berbinar, "Lu Fei, Shuhang itu orang yang menunjukkan ototnya di tempat lari, bukan?

"Haha, seharusnya dia." samar-samar ia melihat krisis akan datang. Terik matahari masih panjang, jika ia tidak bergerak dan orang lain akan menemukan manfaat Shuhang, apa seseorang akan mengambilnya?

"Jika dia orangnya, lalu kecepatan ini masih belum yang tercepatnya, kan?" Kata perempuan berambut pendek itu dengan pelan.

Ia mengingat lelaki yang lari di lapangan tanpa henti menggunakan kecepatan tercepatnya?

Murid berkulit gelap itu merasa pandangannya runtuh. Setelah berlari lama, wajah Song Shuhang tidak memerah, dan napasnya tidak berat; terlihat mudah baginya?

Mustahil, lelaki ini pasti memaksakan dirinya.

Berlari cepat seperti ini menghabiskan banyak tenaga. Ia merasa seperti ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi, jadi Song Shuhang juga akan kecapaian segera.

Murid itu mengatupkan giginya, dan memperlambat kecepatannya sedikit. Bahkan ia sendiri, itu mustahil untuknya berlari 5 km.

"Teman, kecepatanmu menjadi agak lambat. Kalau begini, kau tidak akan pernah meninggalkanku sejauh satu jalan," suara Song Shuhang yang tenang terdengar di belakangnya.

"Huff huff… apa maksudmu?" Tanya murid itu sambil terengah-engah seperti sapi.

"Jika kau kurangi kecepatanmu. Aku akan mengejarmu." Song Shuhang memberikan peringatan yang hangat. Selagi ia berkata begitu, ia menambah kecepatannya sampai berjarak 0.5 meter diantara mereka berdua.

"Huff huff, aku hanya sedang mengatur napasku. Aku akan berusaha, lihat saja kau; tidak akan 800 meter, itu akan setidaknya 1600 m atau lebih," kata murid itu dengan geram dan mengatup giginya, memendam dirinya dengan berlari lagi.

Ia bisa bertahan. Berdasarkan tenaganya, berlari tiga putaran lalu beristirahat itu memungkinkan. Meskipun ia tersusul ketika ia beristirahat, tiga putaran terakhir, ia punya tenaga yang cukup untuk mengejarnya dan menjadi juara satu.

Sekarang, yang paling penting itu mengalahkan Song Shuhang dalam tiga putaran ini, menunjukkan perbedaan diantara mereka- perbedaan antara ahli olahraga dan lelaki lemah!

"Hooooh." murid itu berlari dengan gila lagi, dan ludah berterbangan kemana-mana.

Jarak mereka sekali lagi sejauh satu meter.

Mata Song Shuhang dipenuhi dengan kepuasan. Ia mengikuti murid itu dan mempercepat larinya dan bertahan untuk tetap berjarak satu meter, tidak kurang tidak lebih.

"Sigh, kenapa murid itu dan Song Shuhang berlari dengan cepat dari awal? Kalau begini, mereka tidak akan bertahan sampai akhir, bukan?" tanya teman sekelasnya dengan ragu.

"Cara murid itu berlari terlihat agak menjijikan."

Murid itu berlari dengan gila seperti rusa gila dan air liurnya membuat ia terlihat berbusa di mulut.

Segera, mereka sudah berlari tiga putaran.

Murid itu merasa tenaganya sudah di titik kritis, tapi saat ia menoleh, ia masih bisa melihat Song Shuhang di belakangnya sejauh satu meter, tidak lelah sama sekali.

"Bagaimana mungkin, huff huff, kenapa kau masih bisa mengikutiku?" Murid itu kehilangan pengendalian diri, "Lelaki berwajah cantik sepertimu, huff huff~ kenapa kau masih belum kelelahan? Cepat jatuh!"

Kenapa lelaki ini sangat hebat berlari? Dan kenapa ia bertenaga sekali?!

"Teman, ini hanya baru tiga putaran lebih, masih ada banyak putaran, kenapa kau perlambat?" suara Song Shuhang terdengar lagi.

"Berhenti bercanda, kau seharusnya sangat lelah, huff huff~berhenti memaksa dirimu, cepat jatuh!" Seru murid itu.

"Aku tidak akan jatuh, aku rasa aku masih bisa lari cukup lama." Song Shuhang tersenyum hangat, " lagipula, seharusnya kau masih mempunyai tenaga. Mau kubantu?"

"Apa maksudmu? Huff huff~ kau sialan." kata murid itu dengan geram, ia merasa seakan ia diejek.

Song Shuhang menghela napas ringan dan membentuk energi mentalnya, menggunakan penindasan mental terhadap murid itu, Ini trik mental untuk menekan musuh. Namun, Song Shuhang mengatur radarnya- tidak akan seperti kemarin dimana dosen cantik itu ketakutan sampai ia menangis.

Saat ini, murid itu merasa seperti binatang buas mengejarnya ingin memakannya.

"Ahhhh." Serunya dengan keras, dan berlari sekuat tenaga.

Sangat menakutkan, sangat menakutkan!

"Sudah diduga kau masih bisa berlari dan berlari sangat cepat. Orang-orang selalu terhenti oleh kemalasan, yang membuat orang berhenti bukan kelelahan tubuh, tapi kesadaran mereka yang 'membatasi' tubuhnya. Mereka pikir mereka hanya bisa berlari sampai jarak tertentu, jadi mereka memperlambat langkah mereka. sebenarnya, mereka masih bisa berlari dengan cepat." Song Shuhang mengikutinya dan memberikan evaluasi yang profesional. Aku melakukan hal baik lagi, bagus bukan?

"Ayo, lakukan semampumu, kau orang yang akan mengalahkan ku." Song Shuhang menyoraki murid itu dari belakang.

"Ahhhh!" seru murid itu. Air mata, keringat, ingus dan air liur menutupi pandangannya, membuat dia terlihat sangat tragis.

Dan, Shuhang masih di belakangnya satu meter.

Satu putaran, dan seterusya, putaran lainnya, dan lainnya!

Ketakutan bisa menstimulasi batasan tubuh; murid itu mengerahkan semua tenaganya. Jarak 5 km tidak terlihat jauh dengan ketakutan

Semua orang menatap dengan melongo ke arah murid itu yang berlari seperti binatang buas yang gila.

Jika ia terus berlari seperti ini, akankah ia memecahkan rekor dunia?

Berlari cepat, kaki tidak kelelahan- murid itu merasa seperti kakinya sudah kebal rasa. Di dadanya terasa sakit dan membuatnya ingin muntah.

Ini kecepatan lari yang tercepat di sepanjang hidupnya.Ini juga waktu yang paling lelah dan menyakitkan.

Tapi, kerja keras selalu terbayar; masih ada setengah putaran lagi.

Ia pemenangnya. Ia lebih cepat dari lelaki cantik itu! Meskipun hanya satu meter saja!

Murid itu hampir kelelahan.

Itu hanya beberapa langkah lagi sampai di garis akhir. Ia sudah melewati pelari di tempat ketiga dalam tiga putaran; ini rekor yang mengejutkan.

"Aku pemenangnya!" murid itu mengumpulkan sisa tenaganya, mengerahkan semua tenaganya menuju garis akhir.

Hanya beberapa meter lagi, jarak untuk berlari!

Buah kemenangan ada di genggamannya

Saat itu juga, selagi ia ingin berlari ke garis akhir, bayangan menyusulnya, lewat seperti angin topan.

Kelincahan yang luar biasa!

Itu terlalu cepat; bahkan ia tidak bisa melihat siapa itu.

Ia tidak melihat siapa orang itu, sampai orang itu berdiri di garis akhir dengan kedua tangannya terangkat.

Murid itu langsung sakit hati.

Itu lelaki cantik itu!

Di tahap akhir, lawannya berlari dengan cepat dan tenang, mencapai garis akhir lebih cepat.

"Sebenarnya aku pikir tidak masalah membiarkanmu menang, tapi aku berjanji teman-temanku aku akan menang, jadi sayangnya, aku tidak bisa memberikan juara satu." Di garis akhir, Song Shuhang memutar kepalanya dan tertawa dengan puas, memberikan jempol, "Tapi kau lawan yang hebat, ayo juara kedua itu milikmu!"

Juara kedua, juara kedua… itu milikimu!

Saat ini, murid itu merasa hancur.

"Ough!" ia tidak bisa menahan rasa mual di perutnya. Saat itu juga, ketika ia kehilangan kepercayaan untuk menang, kakinya melemah. Berlari sangat cepat, ia tidak menginjak dengan mantap, tersandung dan jatuh! Saat berlari, seluruh tubuhnya terseret untuk beberapa saat.

Saat ini, murid itu hanya 3-5 langkah ke garis akhir!

Tapi jaraknya sekarang jarak antara langit dan bumi, jarak yang sangat jauh.

Song Shuhang menggaruk belakang kepalanya dan menghela napas "Sayang sekali. Seperti burung yang berpindah tempat yang tidak terjatuh di tengah jalan, tapi terjatuh di pantai sebelum sampai tujuan… Ia lawan yang luar biasa."

Akhirnya mata murid itu menggelap dan ia pingsan.

avataravatar
Next chapter