2 ENTER KEI

Malam setelah reiga pulang dari minimarket, gadis berambut pendek itu segera pulang ke tempat tinggalnya. Gadis ini adalah Kei Atlante. Dia seorang mahasiswa baru yang sudah beberapa hari pindah di GGC. Dia tinggal di rumah sewaan miliknya dan bertempat beberapa meter lebih jauh dari apartemen Reiga. Untuk gadis berumur 19 tahun yang biasanya modis dan suka berdandan, Kei cenderung lebih suka tampil apa adanya. Dia bahkan sering kali menggunakan jaket dan celana pendek se lututnya untuk pergi belanja ataupun kerumah temannya dan karena rambut pendek serta perilakunya itu dia banyak dijuluki "lelaki cantik" oleh teman - teman sesama gadisnya hanya saja, dia tidak terlalu peduli dengan hal itu. Setelah masuk kekamar dia segera mencuci muka dan naik ketempat tidurnya lalu melamun sejenak.

"namanya siapa ya?" bisiknya.

Setelah itu dia segera mematikan lampu dan bersiap untuk tidur. Esoknya, jam 4 pagi Kei bangun dan segera memulai aktivitasnya dikarenakan ada kegiatan penyambutan mahasiswa baru di kampusnya dan banyak barang barang yang perlu dipersiapkan untuk acara tersebut. Jam menunjukan pukul 6 pagi, ia segera berangkat menuju kampus dengan menggunakan motor matik yang diberikan oleh orang tuanya ketika masih SMA.

Sesampainya dikampus, sangat banyak mahasiswa baru yang berhamburan. Kei segera menepi dan memakai perlengkapan yang diwajibkan untuk acara pembukaan. Jam 6:30 semua mahasiswa baru dikumpulkan di stadion besar milik kampus dan mulailah acara Penyambutan Mahasiswa Baru. Banyak penampilan menarik dari berbagai macam daerah, berbagai macam himpunan serta materi materi yang dibawakan oleh orang orang besar. Siang hari, pukul 11:30 istirahat untuk beribadah dan makan siang. Kei berjalan sendirian kesana kemari karena dia belum mempunyai teman di kampus. Perutnya mulai keroncongan dan rasa haus mulai melanda, Kei pergi ke kantin untuk membeli beberapa snack dan minuman.

BRUK!

"Maaf - maaf, aku tidak sengaja!" seorang lelaki menabrak tepat didepan Kei dan menjatuhkan beberapa perlengkapannya.

Lelaki itu membantu mengambil beberapa perlengkapan tersebut sambil menunduk. Kei yang tertabrak segera membenahi bajunya dan ikut membantu mengambil barangnya yang jatuh. Karena suara lelaki ini sangat familiar dengannya, dia segera melihat wajah lelaki tersebut. Terkejut dengan siapa yang ditemuinya, Kei segera menaikkan alis mata kanannya sambil mengernyitkan dahi. Itu adalah Reiga, lelaki yang ditemuinya semalam. Salah tingkah, Kei langsung mengacuhkan mukanya kearah samping.

"waaaaa dia kuliah disini jugaa?!?!?!?!" ucapnya dalam hati.

Mereka berdua ternyata berkuliah di universitas yang sama, yaitu Universitas Eden's Well. Pikirannya kemana mana, tidak bisa fokus, yang ada sekarang bagaimana caranya agar Kei bisa keluar dari kantin. Bagi Reiga itu malah sebaliknya, Kei nampak sangat kesal dengan ekspresinya yang seperti membuang muka setelah mengernyitkan dahi padanya.

"ka- kamu tidak apa – apa?" kata Reiga.

Kei hanya mengangguk. Pikiran reiga juga semakin tidak karuan, karena reiga sadar bahwa gadis yang ia tabrak ini adalah gadis yang membuat hatinya berdebar semalaman. Dari penglihatan reiga, dia nampak marah dan seakan tidak mau berbicara padanya. Sekarang Reiga hanya berpikir bagaimana membuat gadis ini tidak membencinya. Dia malah memberi pertanyaan pertanyaan yang seakan memastikan bahwa Kei baik baik saja.

"kamu baik – baik saja?"

"kamu tidak pusing kan?"

"mau aku belikan minuman?

"bisa jalan kan?"

Pertanyaan pertanyaan itu muncul semakin tidak masuk akal. Kei yang mendengar itu tersipu malu karena baru ini ada seorang lelaki yang sangat khawatir kepadanya selain ayahnya. Ekspresi malu Kei yang mengacuhkan wajahnya ini membuatnya senyum - senyum sendiri.

"aduh aku tidak bisa berhenti senyum," pikir Kei

Akhirnya dia memaksa otot di wajahnya untuk semakin mengernyit dan seolah menunjukan bahwa dia tidak sedang malu. Mukanya masih memerah tapi alisnya menyatu diantara kedua matanya, bibir tipisnya ditekan, dan dagunya terlihat seperti orang yang sedang menahan sakit perut. Karena Kei sendiri tidak sadar hal ini, maka yang terlihat hanyalah ekspresi seperti orang marah.

"YAAAGGHHH..." Kei mencoba menjawab pertanyaan reiga dengan kata "iya..." tetapi karena dia sedang menahan wajahnya tanpa sengaja huruf Y nya tidak terucap dan malah terdengar seperti raungan orang marah.

Reiga terkejut, ia merasa bahwa gadis ini tidak ingin diganggu jadi dia memutuskan untuk segera pergi dari situ sebelum Kei semakin marah. Kei yang melihat Reiga pergi malah berpikir bahwa kecerobohannya menabrak Reiga yang membuat dia pergi karena marah. Waktu istirahat masih tersisa sekitar 15 menit, ia tidak ingin rasa lapar dan hausnya mempengaruhi kegiatan hari ini. Ia segera membeli jus dan roti manis lalu duduk di salah satu bangku kantin kampus, sedangkan Reiga sedang duduk dibawah pohon bersama teman temannya. Tepat ketika mereka saling merenung, seketika mereka berdua teringat sesuatu:

"ah, aku lupa menanyakan namanya".

_

Setelah istirahat makan siang selesai, acara penyambutan mahasiswa baru masih berlangsung. Acara dilanjut dengan seminar yang dibawakan oleh guru besar di universitas. Seminar berlangsung selama kurang lebih 2 jam hingga sore dan acara berakhir dengan konser yang diadakan di lapangan upacara milik universitas. Reiga sangat menikmati acara penyambutan mahasiswa baru karena ia belum pernah merasakan acara seperti ini dalam hidupnya. Maklum, Reiga adalah anak yang berasal dari pedesaan jadi dia juga tidak terlalu memikirkan kegiatan seramai ini. Setelah konser berakhir, jam sudah menunjukan pukul 21:00 malam. Pegal sudah terlihat jelas di wajah Reiga hingga ia memutuskan untuk segera pulang dan beristirahat.

Ia berjalan ke tempat parkir yang penuh dengan motor para pengunjung konser. Di tempat motornya berada, tidak sengaja ia melihat Kei dari kejauhan. Sebenarnya Reiga sangat ingin menemuinya dan mengobrol panjang lebar tapi nampaknya Kei juga sudah sangat capek dan pegal sehingga dia mengurungkan niatnya. Motor yang ia keluarkan susah payah dari tempat parkir akhirnya bisa dikendarai. Tepat setelah keluar, Reiga segera pulang dan berharap rasa capeknya segera hilang, tapi ketika hendak menuju apartemen, tiba - tiba ia berpapasan dengan Kei. Mereka berdua sama - sama menaiki motor dan menuju ke arah yang sama namun, ketika mereka berpapasan seperti ini, tidak ada kata – kata yang keluar, hanya kesunyian yang canggung.

" H-hai...." sapa Reiga.

Kei hanya mengangguk dan menundukkan wajahnya. Meskipun terlihat acuh, sebenarnya Kei sangat malu untuk bicara dengannya, tetapi bagaimanapun dia masih ingin mengobrol dengan Reiga. Kei menghela nafas panjang dan bersiap menyapa balik.

"kamu sudah makan malam?" reiga segera memotong perkataan Kei.

Kei menggelengkan kepalanya, pertanda dia belum makan malam. Reiga mengajaknya untuk mampir di kedai yang tidak terlalu jauh dari kampus dengan harga yang cukup terjangkau. Setelah sampai di kedai, ia memesan dua porsi makanan untuk dirinya dan Kei.

"...."

"...."

Sudah 15 menit semenjak mereka memesan makanan dan mereka masih berdiam diri memainkan HP masing masing. Hingga akhirnya pesanan mereka tiba memecah keheningan. Mereka makan dengan lahapnya seakan ada di rumah sendiri. Tiap suapan yang masuk kedalam mulut, mereka saling curi pandang. Meskipun tidak ada percakapan yang jelas diantara mereka, sikap yang mereka tunjukan satu sama lain cukup membuat geli pemilik toko.

Jam menunjukan pukul 22:45, sudah saatnya kedai itu tutup. Mereka memutuskan untuk pulang. Reiga yang tadinya diam - diam saja tiba tiba memberanikan diri untuk bicara

"A-anu..," Reiga berusaha untuk mencairkan suasana tegang yang masih menyelimuti mereka.

"Terima kasih ya, sudah ikut nemenin makan padahal sudah malem gini," lanjutnya.

Kei terlihat senang. Dia bahkan mulai menyeringai sendiri. Mukanya memerah dan dia tampak tidak bisa menyembunyikan senyumannya.

"Ehm, Iya Aku juga terima kasih banyak," balas Kei dengan senyumnya yang lebar.

Melihat Kei yang seperti itu, reiga merasa tidak percaya bahwa gadis seimut ini ada didekatnya. Kei memang mempunyai ekspresi wajah mirip orang yang judes. Jika seseorang tidak akrab dengannya, maka orang lain akan berpikir bahwa Kei sedang marah. Faktanya, ia membiasakan seperti itu untuk menjauhkan laki – laki agar tidak sering menggoda.

"Terima kasih ya tuhan.. cewek semanis ini ada didekatku" ucap Reiga dalam hati.

Seolah nyawanya melayang beberapa saat, reiga tidak bisa berkutik. Dia hanya memperlihatkan ekpresi bersyukur dengan mata terpejam dan dagu yang ditekan. Didalam hatinya dia mengucap banyak terima kasih kepada tuhan. Setelah suasana sedikit lebih cair, mereka baru berkenalan dan saling menanggapi satu sama lain.

"Atlante Kei ya? Hmm, namanya imut juga. Jadi, siapa panggilannya?"

"Aku I-imut!? panggil Kei aja!" jawab Kei dengan eskpresi marah.

setelah Reiga meminta maaf, mereka berdua pulang ke tempat tinggal mereka dengan perasaan bahagia bagai anak - anak yang baru saja mendapat hadiah di hari ulang tahunnya. Acara besar yang baru saja mereka lewati seperti tidak ada apa – apanya dan malam berlangsung dengan sangat tenang.

avataravatar
Next chapter