15 BIRU

GORESAN WARNA PELANGI

WARNA KELIMA - BIRU

____________________

Akhir-akhir ini, Anggun mulai lebih memperhatikan kandungannya. Vitamin penguat dan susu tak pernah lupa diminum setiap hari. Dan waktu yang terus bergulir membuat hari berganti hari dengan cepat, tak terasa kandungannya sekarang sudah memasuki bulan ketujuh. Kadang-kadang ada sesuatu yang bergerak pelan, bahkan menendang dari dalam perutnya. Anggun hanya tersenyum bahagia dan mengelus perutnya saat mengalami hal itu.

"Jangan nakal dong, Sayang, Mama bacain cerita, ya? Adek dengerin," ucap Anggun sambil terus mengelus-elus perutnya.

"Hari ini mau cerita apa, Sayang?" Anggun memilih-pilih buku cerita dari rak buku di ruang tamu, bersandar di sofa dan mulai membacakan cerita. Setiap sore, Anggun tak pernah absen untuk sekadar membacakan cerita maupun bernyanyi untuk calon anaknya. Bayinya memang belum keluar, masih berada di dalam kandungan, tetapi pasti bisa merasakan rasa sayang dari orang tuanya. Anggun ingin menebus masa-masa kelamnya dan memberikan cinta untuk calon anaknya ini sebanyak mungkin.

Berat juga membawa perut sebesar ini, pinggang seakan mau copot. Belum lagi saat jalan-jalan pagi, berat banget rasanya. Tapi itulah asyiknya menjalani masa kehamilan, kemana-mana selalu ditemani oleh seorang malaikat kecil. Walaupun kadang terbesit rasa iri saat melihat wanita lain berjalan berdampingan dengan suaminya.

"Aduh, Sayang, pinggang Mama sakit," keluh Anggun setiap kesusahan melepaskan alas kakinya.

Kadang iseng juga Anggun selalu mengajak bicara anaknya, mengajaknya menjalankan semua kegiatan yang ia lakukan. Seperti hari ini, setelah berjalan-jalan, Anggun merasa sangat gerah dan ingin segera mandi.

"Mama mau mandi, Dedek sayang ikut mandi, ya."

Anggun membuka lemari pakaiannya, memilih baju yang nyaman untuk digunakannya sehabis mandi. Tangannya terhenti pada sebuah gaun berwarna merah terang, gemerlapnya kembali mengingatkan Anggun pada sosok pemberinya.

"Kok tiba-tiba Mama kangen, ya, sama Papamu?" Anggun tersenyum kecut.

Anggun akhirnya mengambil sebuah baby doll longgar bergambar mikey mouse dan mulai mandi. Bayangan tubuhnya terpantul dari kaca, perutnya kini benar-benar besar. Anggun tak henti-hentinya mengamati segala perubahan yang ada dengan bahagia. Senyum terus terulas, dan tangan kerap mengelus perut.

Semula Anggun heran, berat badannya melonjak derastis, semua pakaiannya tak muat lagi, dan pinggangnya kian bertambah sakit. Namun, rasa heran itu terbayar dengan foto-foto USG memperlihatkan perkembangan anaknya tumbuh sehat. Anggun belum mau melihat jenis kelamin anaknya, mengetahuinya sehat saja sudah cukup, lainnya biar menjadi kejutan sekaligus hadiah dari Tuhan.

"Susunya habis, kita beli di minimarket yuk, Sayang." Anggun mengambil dompetnya dan bergegas keluar rumah.

"Mau ke mana, Nduk?" tanya Sukma di tengah aktivitasnya menyiram tanaman.

"Mau ke minimarket, Bu. Susu habis, sekalian jalan-jalan biar persalinannya lancar," pamit Anggun.

"Hati-hati, mau hujan. Bawa payung, Nduk!"

"Nggak usah, Bu. Cuma sebentar, kok." Anggun lantas bergegas keluar dari pekarangan rumahnya dan berjalan santai menuju ke sebuah minimarket depan kompleks perumahan.

— GORESAN WARNA PELANGI —

Selama ini, Arya diam-diam membuntuti Anggun di sela jam senggangnya. Ia terpaksa melakukannya karena tak ingin Anggun kembali tersakiti dengan kehadirannya. Seperti sore ini, Arya melihat Anggun keluar dari rumahnya dan berjalan menuju ke sebuah minimarket.

"Kamu cantik, Nggun," gumam Arya lirih, sudut matanya terus mengikuti bayangan Anggun. Arya memacu pelan mobilnya agar Anggun tak curiga dengan keberadaannya.

Anggun memasuki minimarket, membeli sekotak susu hamil, buah-buahan dan beberapa camilan. Akhir-akhir ini, Anggun sering terbangun di malam hari karena lapar.

"Ini kembaliannya."

"Terima kasih."

Anggun tersenyum pada petugas kasir setelah menerima kembalian. Kakinya melangkah kembali menelusuri trotoar jalan. Baru setengah jalan saat tiba-tiba butiran air menetes dari angkasa, hujan mendadak turun dengan deras. Anggun merutuki dirinya sendiri, kenapa tak menuruti perkataan ibunya untuk membawa payung.

"Yah, hujan." Anggun mempercepat langkah kakinya, tetapi namanya juga orang hamil tentu saja langkahnya lambat karena beban di perut.

"Duh, jangan hujan dong, Tuhan," pinta Anggun. Tapi ternyata Tuhan tak mengabulkan permintaan Anggun. Hujan tetap saja menjatuhi bumi.

Saat Anggun memperlebar langkahnya, tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah payung yang meneduhkannya dari air hujan, membuat Anggun kaget dan refleks menoleh. Pandangan mereka bertemu. Sebuah tatapan yang sangat dikenalnya, sebuah tatapan yang begitu dirindukannya akhir-akhir ini. Tatapan itu telah berhasil membuat tubuh Anggun kaku dan mulutnya kelu.

Debaran jantung keduanya saling bersahutan, seakan sama-sama memberikan kode akan rasa rindu yang sedang membuncah. Aroma tanah basah membuat kenangan indah terputar kembali dalam benak mereka masing-masing.

Derasnya air hujan bercampur dengan angin dingin bertiup pelan. Tangan pria itu mulai basah karena payung tak lagi menutupi badannya. Arya tak sanggup lagi hanya menunggu dan melihat saja dari mobil. Melihat Anggun kesusahan dan kedinginan karena hujan membuat hatinya sesak.

Arya berdiri tepat di depan Anggun, tangannya bergetar, menahan hasrat untuk tidak menyentuh Anggun. Arya tidak ingin Anggun kembali histeris atau pun marah karena kehadirannya.

"Anggun." Arya memanggil nama wanita yang dicintanya.

"Arya?" Anggun menutup mulutnya tak percaya dengan kehadiran Arya di depannya.

Rinai hujan membawa keduanya untuk saling bertemu, aroma tanah basah kembali membawa kenangan indah yang pernah mereka lalui berdua. Walaupun singkat nyatanya membekas begitu dalam di hati keduanya.

— GORESAN WARNA PELANGI —

FILOSOFI WARNA HIJAU

Warna hijau adalah warna yang identik dengan alam dan mampu memberi suasana yang santai. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi dan warna hijau adalah aura untuk orang dengan tipe kepribadian plegmatis, yaitu kedamaian yang mendominasi di dalam diri seseorang tersebut. Orang dengan tipe kepribadian ini selalu bisa menjadi pengengah dalam setiap perbedaan, dan juga lebih memilih menghindari hal-hal yang berbau konflik.

FILOSOFI WARNA BIRU

Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna biru tua mampu merangsang pemikiran yang jernih dan biru muda membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi, hal ini dikarenakan warna biru mampu memberi kesan profesional dan kepercayaan. Biru diyakini bisa merangsang kemampuan berkomunikasi, ekspresi artistic dan juga sebagai simbol kekuatan.

Jika dikaitan dengan tipe kepribadian, warna biru berkaitan dengan tipe orang yang melankolis. Biru dengan cahaya yang dikurangi dapat memberikan nuansa ketenangan.

— GORESAN WARNA PELANGI—

Beli bukunya di shopee loka media

Atau hubungi nomor 0838 90234034

Terima kasih

avataravatar
Next chapter