"Ih, kok natap aneh sih." Dania mengerutkan kening. Keduanya membersihkan pipi bekar air mata.
"Ya, tadi misek-misek, sekarang terlihat tenang. Alhamdulillah." Dina tersenyum.
"Ya ... tiba-tiba ingat, kisah Siti Mariyam," jawab Dania yang lalu memasukan broniews ke dalam mulutnya. Saat makan air matanya jatuh lagi. "Hehehe, mewek lagi. Est ... Dina, ceritakan sesuatu hal yang pahit namun juga bisa menguatkan iman," pinta Dania.
"Hiks, emmm. Kisah apa?"
"Ya pokoknya kisah-kisah ... terserah kamu. Intinya agar aku tahu, ada ujian yang lebih berat dari aku."
"Sebenarnya banyak. Tapi kisah ini saja, kisah perjuangan cinta kepada Allah," ujar Dina yang kemudian minum lagi.
'Ya Allah hatiku sangat sakit, tapi Dina sangat tegar, banyak cobaan yang lebih menyakitkan, suaminya entah kemana, orang tuanya meninggal. Ya Allah jika dokter Aqsa masih hidup, tolong kembalikan suaminya. Bahagiakan dia ya Allah. Ya Allah ... beri hamba kekuatan untuk menjalani ini semua. Aamiin.'
Support your favorite authors and translators in webnovel.com