webnovel

Bab20. Kejujuran

"Kak Put, ini perasaan gue aja apa emang sedari tadi, Bayu merhatiin Kakak?!" bisik Via saat semua anggota share house sedang berkumpul, dan bersantai di kolam renang.

Putri yang semula tengah memainkan game dari handphone-nya, langsung mengarahkan pandangannya ke arah Bayu, dan benar saja, pria itu memang tengah memperhatikannya dengan tatapan penuh selidik.

Putri langsung menunduk, dan memijit pelan pelipisnya. Gadis itu masih belum memberitahu Reyhan mengenai Bayu yang mendengar pembicaraan mereka tempo hari. Oleh karena itu, ia sendiri juga tidak berani mengambil langkah apa pun untuk mengatasi pria itu.

Cukup sulit bagi Putri untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, akan tetapi sangat sulit pula baginya untuk mengarang cerita demi  menutupi rahasia mereka.

Ayolah, cerita macam apa yang sekiranya akan masuk akal dengan obrolan mereka tempo hari?

Ia sungguh tidak tertolong sekarang.

"Bener, 'kan? Ini beneran bukan cuma perasaan Via aja, 'kan? Ngapain dia ngelihatin Kakak terus dari tadi?!" Via kembali membuka suara.

"Kakak punya hutang sama Bayu! Mungkin karena itu dia ngelihatin kakak mulu!"

Akan sangat merepotkan jika Via kembali terlibat dengan masalah ini, oleh karena itu, Putri berbohong.

"Owh, hayoloh cepetan dibayar!" sahut Via tanpa curiga sedikit pun.

"Ya udah, kakak ke kamar dulu aja deh Vi, nggak enak dilihatin Bayu terus kek gitu!"

Setelah mengatakan itu, Putri langsung melarikan diri dari kolam. Gadis itu pun berlari menuju rooftop, dan segera menghubungi Reyhan agar pria itu segera menyusulnya.

Putri duduk di bangku dengan gelisah, keringat dingin mulai membasahi keningnya.

Tak lama setelah itu, pintu rooftop terbuka, muncul Reyhan dari balik pintu.

"Ada apa?" tanya Reyhan tanpa basa-basi.

"Kamu inget pembicaraan kita di dapur tempo hari?"

"Inget."

"Ternyata, Bayu denger! Dia langsung meminta penjelasan ke aku! Aku harus gimana?"

Reyhan langsung terdiam begitu Putri selesai bercerita.

Tamatlah riwayatnya.

Bukan karena takut pria itu akan membocorkannya. Sungguh, Bayu bukan tipe orang yang suka bergosip. Hanya saja, ia akan sangat marah jika tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Fakta bahwa Reyhan menghianati Putri, dan berbohong pada Lusi, akan membuat Bayu sangat marah. Ia akan sangat kesal karena berteman dengan pria brengsek seperti Reyhan.

"Rey, kok kamu malah ngelamun sih? Ini Bayu gimana jadinya?!"

Reyhan hanya tersenyum tipis melihat wajah panik Putri.

"Tenang aja, lo nggak usah khawatir, biar Bayu, gue yang urus!"

"Ha? Gimana-gimana? Kamu nggak lagi ngerencanain sesuatu yang buruk ke Bayu, 'kan?!" desak Putri.

Mata Reyhan langsung terbelalak lebar mendengar pertanyaan Putri yang begitu menyudutkan.

'Gadis itu, astaga apa yang dia pikirkan?' Reyhan menggelengkan kepalanya cepat. Berharap kepala kecil gadis itu tidak memikirkan sesuatu yang aneh.

"Bayu itu bisa dipercaya, jadi gue rasa nggak apa-apa kalu kita ceritain ini ke dia," ucap Reyhan sambil bergerak duduk di samping Putri.

"Kamu yakin? Gimana kalau dia cerita Kevin atau Gilang? Mereka itu ember dan suka ceplas-ceplos, Rey!"

"Udah deh, nggak usah kejauhan mikirnya! Lo nggak percaya sama gue? Udah gue bilang tadi, biar gue yang urus! Lo diem aja, tahu beres aja deh pokoknya!"

Putri langsung merengut mendengar ucapan Reyhan. Bukankah wajar jika ia merasa panik? Namun, secepat mungkin Putri mengendalikan dirinya.

"Ya udah, terserah aja!"

Putri pun bergegas meninggalkan rooftop.

Reyhan sendiri hanya menghela napas panjang memandang punggung Putri yang perlahan menghilang dibalik pintu.

Reyhan lalu mendongakkan wajahnya menatap hamparan langit di atas sana.

Ini semua memang mutlak kesalahannya, jadi ia memutuskan untuk menghadapinya saja dengan berani.

Reyhan menunduk, lalu mengambil handphone dari saku celananya. Ia lalu menghubungi Bayu, dan meminta pria itu untuk menemuinya di rooftop sekarang juga.

Tak lama setelahnya, Bayu datang. Tanpa mengatakan apa pun, pria itu duduk di samping Reyhan, dan menatap pemandangan kota Jakarta yang padat sesak dari atas sana.

"Putri barusan cerita, kalau lo denger pembicaraan kami tempo hari," Reyhan memulai.

Bayu masih tidak menyahut. Ia masih terdiam, menunggu penjelasan lebih lanjut dari Reyhan.

"Gue yakin lo bakal marah kalau tahu apa yang sebenernya terjadi antara kami. Hanya saja, yang perlu lo tahu juga, adalah gue nggak punya niat sedikit pun buat nyakitin siapapun!"

Bayu hanya tersenyum sinis menanggapi ucapan Reyhan. Belum apa-apa, pria itu sudah ingin mencari pembenaran atas dirinya.

"Gue sama Putri udah dijodohin sedari kecil!"

Bayu menoleh ke arah Reyhan dengan raut wajah kebingungan. Mereka berteman bukan hanya satu atau dua hari, jadi bagaimana bisa ia tidak tahu fakta sepenting itu?

"Kami bahkan udah tunangan," ucap Reyhan lagi.

Tangan Bayu langsung mengepal kuat, akan tetapi ia menunggu waktu yang tepat untuk menghantamkan tinjunya ke wajah Reyhan.

"Sesuatu yang buruk terjadi, hingga mau nggak mau gue harus jalan sama Lusi! Kami melangkah terlalu jauh, dan lama kelamaan, gue ngerasa senyaman itu sama Lusi. Putri tahu itu, dia langsung mutusin gue dan perjodohan kami."

Bayu menggeleng tak percaya. Ia tak tahan lagi melihat wajah teman brengseknya itu. Tinju yang sedari tadi ia tahan, langsung melesat begitu saja ke wajah Reyhan, hingga pria itu terjatuh di lantai.

"Brengsek, lo! Bisa-bisanya lo selingkuh sama temen tunangan lo sendiri! Itu otak gunanya buat mikir, goblok!" maki Bayu dengan penuh emosi.

Reyhan pun berdiri, ia menyeka darah segar yang keluar dari mulutnya.

"Gue tahu gue salah! Tapi gue nggak punya pilihan lain!"

"Brengsek, jawaban apaan tuh! Nggak punya pilihan? Apa maksud lo?"

"Waktu itu Lusi baru balik dari klub malam, dia mabuk berat. Dia nyusul gue ke kamar dan hal itu terjadi gitu aja! Setan merasuki diri gue waktu itu! Karena gue nggak mau jadi semakin brengsek, gue janji sama Lusi buat tanggung jawab, meski pada akhirnya gue harus nyakitin Putri."

Bayu menggeleng tak percaya. Ia sudah kehilangan kata-kata. Bagaimana bisa dia melakukan itu saat memiliki gadis seperti Putri?

"Yang mabuk itu Lusi, bukan elu, Setan! Brengsek lo emang! Gak nyangka gue!"

"Gue tahu, Bay! Gue tahu kalau gue salah! Gue tahu betapa brengsek dan hinanya gue, tapi hanya ini yang mampu gue lakuin!" lirih Reyhan.

"Oke, anggep aja semua emang udah terlanjur terjadi, tapi apa maksud lo masih merhatiin Putri, perhatian ke dia?"

"Karena gue peduli sama dia!"

Bayu langsung tersenyum sinis mendengar jawaban Reyhan.

"Dari apa yang gue denger, lo bukan hanya peduli sama Putri! Lo cemburu, bangsat! Denger ya Rey, kalau lo terus ngelakuin ini, lo akan nyakitin keduanya! Baik itu Putri, ataupun Lusi! Stop jadi orang brengsek dan plin-plan! Jauhin Putri!"

Reyhan tertegun mendengar ucapan Bayu. Apakah yang dikatakan pria itu benar? Dia cemburu? Sialan!

"Dan saran gue, mending lo jujur sama Lusi, sebelum dia tahu sendiri. Dia akan ngerasa hancur karena lo permainin!"

Next chapter