webnovel

GOOD BOY!

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA !!! (19+) Sebuah berita menyebar tentang perjodohannya dengan anak dari rekan bisnis papanya membuat Yashelino geram. Laki-laki itu tampak memikirkan sebuah cara agar ia bisa membatalkan rencana tersebut. Pertemuannya dengan seorang gadis karena saudaranya membuat mereka harus bertengkar. James memanfaatkannya hanya untuk kesenangan sesaat, akan tetapi Yas yang mengetahui itu tidak menyukainya. Kemudian Yas membuat perjanjian tertulis diatas kertas dengan gadis tersebut yang membuat keduanya saling menguntungkan. Malapetaka pun terjadi, gadis itu tidak tahu akan bahaya apa yang sedang menantinya setelah terlibat dengan dua orang laki-laki seperti mereka. Lantas apa isi dari perjanjian tersebut, bagaimana Yas menghadapi keluarga besarnya dan mengapa gadis itu menyetujuinya? Art by Pinterest

giantystory · Urban
Not enough ratings
415 Chs

MEMILIH HIDUP SENDIRI

Suasana yang selalu sunyi dan tidak pernah ramai sudah biasa bagi keluarga yang satu ini, dikarenakan putranya yang tak tinggal di sini dan lebih memilih untuk hidup mandiri di sebuah Apartemen miliknya sendiri.

Namun, salah satu Maid yang sedang membersihkan meja di Ruang tamu itu tiba-tiba saja mendengar suara ketukan pintu.

Dengan cepat ia langsung berjalan mendekat untuk membukakan pintu dan betapa terkejut dirinya melihat seseorang yang dikenalinya sedang berdiri dihadapannya.

Mengetahui hal itu Maid tersebut langsung berlari menuju kedalam untuk menemui Nyonya memberitahukan perihal kedeatangan seseorang yang akan membuatnya senang bukan main.

"Nyonya," panggil Maid itu sedikit berlari.

Wera yang sedang menonton televisi pun langsung menoleh melihat Maidnya yang satu ini datang dengan berlari membuat wanita itu terheran.

"Kamu kenapa lari-lari?" tanyanya.

"Anu ... Nyonya di sana ... ada ...," ujar Maid itu dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Kamu ini bicara apa?" ujar Wera dengan kerutan dikeningnya samar. "Tenangin diri kamu dulu, tarik nafas terus buang."

Pada akhirnya Maid tersebut pun langsung menuruti perkataannya sehingga ia sudah tenang daripada sebelumnya, dirinya kembali berkata.

"Nyonya, ada Yacel datang."

"Apa?" tanya Wera terkejut, bahkan wanita itu langsung berdiri dari duduknya. "Kamu serius?!"

"I-iya, Nyonya."

"Coba saya cek, awas aja kalau kamu bohongi saya ya!"

Ketika Wera hendak berjalan menuju ke Ruang tamu, sebuah suara dari seseorang yang begitu familier membuatnya langsung menghentikan langkahnya.

Di sana ia dapat melihat dengan jelas seseorang yang begitu sudah lama tidak dirinya temui sudah ada berdiri dihadapannya sehingga membuat wanita tersebut langsung menutup mulutnya karena terkejut.

"Bunda," panggil Yas. "Papa ke mana?"

"Papa kamu lembur hari ini," jawab Wera dengan kedua mata yang berkaca-kaca. "Ada apa kamu ke sini, Sayang?"

Yashelino yang saat ini berdiri dengan posisi kedua tangan yang berada di dalam saku celananya pun langsung berjalan mendekati Bundanya yang masih berdiam diri di sana.

"Yacel mau tidur di sini malam ini," ujarnya memberitahu. "Boleh 'kan?"

"Boleh banget," ujar Wera dengan senyum yang mengembang. "Kamu boleh kapanpun tinggal di sini sesuka kamu."

Kedua sudut bibirnya langsung menyungging keatas kala mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seorang wanita yang berada dihadapannya saat ini membuatnya langsung menundukkan kepalanya seketika.

"Enggak," ujar Yashelino. "Aku gak akan tinggal di sini."

"Ya udah, kalau gitu kita makan dulu yuk, pasti kamu belum makan 'kan?"

Wera langsung meraih tas ransel yang selalu digunakan oleh putranya tersebut, kemudian memberikannya kepada seorang Maid yang berada dihadapannya saat ini.

"Hey, kamu sini," panggilnya kepada seorang perempuan itu. "Tolong simpan tas nya ke kamarnya ya."

"Iya Nyonya," jawab Maid tersebut. "Saya permisi dulu."

"Iya," ujar Wera, lalu kembali menatap Yashelino yang sedang memandang kepergian Maid tersebut. "Ayo kita ke meja makan."

"Bund," panggil Yashelino yang saat ini berjalan mengikuti wanita itu.

"Iya, kenapa Yacel?" tanya Wera. "Kamu mau makan sama apa?"

"Itu tadi Maid baru?" tanya laki-laki itu. "Apa aja deh, Bund."

Wera yang mendengarnya pun langsung menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Iya, dia Maid baru di sini. Ya udah hari ini biar Bunda aja yang masakkin buat kamu, ya?"

"Wah, boleh tuh Bund. Lagian Yas juga udah lama gak makan masakan Bunda," ujar Yashelino yang baru saja mendudukan dirinya di kursi.

Wanita itu yang mendengarnya pun langsung menyunggingkan senyumannya, kemudian terkekeh sebelum akhirnya pergi menuju ke dapur untuk membuatkan sesuatu yang spesial untuk putranya sendiri.

Selagi menunggu Bundanya yang sedang memasak, saat ini Yashelino sedang menopang dagunya dengan pikiran yang terus tertuju kepada James dan seorang gadis yang bernama Shil.

Di sebuah toilet perempuan yang tidak seharusnya laki-laki itu masuki tetapi justru Yashelino nekad untuk menghampirinya ke sana dan beruntung di dalam sana sedang sepi.

'Kak Yashelino, aku boleh minta tolong gak?'

'Hm, boleh ... Emangnya mau minta tolong apa?'

'Tolong jangan ganggu aku lagi, bisa?'

Kemudian James yang sempat keluar dari mobil dan hendak pergi meninggalkannya seorang diri sehingga membuatnya harus menyusul saudaranya itu.

'James, oke gue anterin lo pulang.'

'Tapi gue punya permintaan buat lo.'

'Apa?'

'Gue juga pengen lo pulang ke Rumah lo, karena gue gak mau ngerasa bersalah sama lo.'

Pada saat itu Yashelino tidak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan dari sahabatnya saat ini dan beruntung malam ini Orland tidak pulang ke Rumahnya sehingga membuat laki-laki tersebut bisa bebas di Rumah ini.

Bertepatan dengan itu harum wewangian yang berasal dari sebuah makanan pun langsung tercium dan dihadapannya laki-laki tersebut bisa melihat dengan jelas bagaimana Wera yang baru saja selesai membuatkan beberapa masakan yang di hidangkan kepadanya.

"Nih, makan yang banyak ya Yacel."

"Iya Bund," ujar Yashelino dengan senyum yang begitu mengembang. "Duh, kangen banget gak makan masakan Bunda."

"Makanya, kamu tinggal di sini kenapa sih?"

Yashelino yang baru saja menyuapkan makanan pertamanya itu pun langsung menggeleng membuat Wera yanng melihatnya langsung menggelengkan kepalanya.

"Enggak Bund," ujar Yashelino. "Yas udah betah di Apartemen lagian."

"Tapi kamu kesepian di sana," ujar Wera dengan tatapan sendunya itu. "Kenapa kamu gak mau tinggal di sini?"

Laki-laki itu yang mendengarnya pun langsung menghela nafasnya. Entah kenapa tiba-tiba ia menjadi merasa moodnya buruk setelah mendengar apa yang baru saja dirinya dengar dari mulut Bundanya sendiri.

"Bund," ujar Yashelino. "Bunda pasti udah tahu kenapa aku milih tinggal mandiri."

"Iya, Bunda tahu kok," ujar Wera dengan sendu. "Maafin Bunda ya."

"Hm," sahut Yashelino karena laki-laki itu yang sedang mengunyah makanannya. "Masakan Bunda selalu enak."

Wera yang melihatnya pun terkekeh, kemudian berkata, "Kamu ini ... habisin makanannya kalau beneran enak," ujarnya.

Kedua mata dari putranya itu langsung membulat setelah Wera mengatakan hal tersebut yang membuatnya begitu terlihat lucu.

"Bunda gak makan?" tanya Yashelino dengan pipi yang mengembung. "Bantuin Yas makan dong."

"Enggak," ujar Wera sembari menggelengkan kepalanya. "Justru Bunda masak sebanyak ini cuma buat kamu."

"Tapi 'kan ..." Yashelino menggantungkan ucapannya ketika tersadar bahwa mulutnya masih penuh, lalu dengan cepat laki-laki tersebut mengunyahnya dan meneguk segelas air putih yang berada dihadapannya itu. "Yas gak mungkin makan sebanyak ini."

"Lho, 'kan tadi kamu bilangnya masakan Bunda selalu enak, harusnya kamu bisa dong habisi makanannya."

"Bundaaaa~" panggil Yashelino dengan ekspresi memohonnya, sedangkan Wera yang melihatnya pun langsung terkekeh, begitu pula dengan salah satu Maid yang tidak sengaja mendengarkan percakapan ibu dan anak yang satu ini. "Bunda juga harus makan dong."

"Bunda masih kenyang, Yacel."

"Enggak," ujar Yashelino. "Bunda bohongin aku."

"Hm ... oke, Bunda juga bakal makan deh," putus Wera yang kini mulai mengambil sepiring nasinya. "Tapi gak banyak ya."

"Harus yang banyak dong," ujar laki-laki itu yang membantu mengambilkan lauk-pauknya dengan begitu banyak.