webnovel

Golden Chapter

Setiap orang memiliki bab emas dalam hidupnya, di mana pancapaian terbaik didapatkan. Tentu setelah melalui serangkaian proses yang mendatangkan hal baik maupun hal buruk. Untuk mencapai titik itu, He Xihuan harus menaklukkan banyak kelompok mafia dan merebut kepemimpinan. Dalam prosesnya, dia menemukan seorang anak laki-laki yang kecantikannya tersembunyi di balik kulit hitam palsu. Han Yiyue memiliki pesona alami untuk memikat orang-orang di sekitarnya dan menggiring mereka ke dalam dunia fantasi tidak bermoral. Hal itu menimbulkan keinginan He Xihuan menjadikannya homme fatale untuk dikirim kepada musuh sebagai senjata terselubung dengan tugas tertentu. Tidak pernah disangka-sangka, selama masa bergaul dengan Han Yiyue, He Xihuan malah terjerumus ke dalam rencananya sendiri. Dia jatuh cinta kepada laki-laki itu dan menginginkannya seperti orang gila.

evilesther3 · LGBT+
Not enough ratings
246 Chs

Han Yiyue: Fetterless

Jamie datang dengan sebuah handuk dan sepasang pakaian bersih, ia tidak bisa menyembunyikan kejutan di wajahnya ketika melihat perubahan besar dari sosok pemuda yang mereka bawa.

"Huan He, dia …."

Kalimatnya menggantung, tidak tahu apa yang harus dikatakan. Antara percaya dan tidak percaya, tetapi tidak ada orang lain selain mereka bertiga, jadi besar kemungkinan bahwa pemuda itu nyata.

Dengan acuh tak acuh He Xihuan berkata, "Beri pakaian itu padanya, biarkan dia mengurus dirinya sendiri, suruh seseorang untuk membawakan makan malam, setelah itu datang ke ruanganku. Katakan juga pada yang lainnya agar memperlakukan anak ini dengan baik."

Setelah itu He Xihuan membawa langkah pergi tanpa mendengar kata-kata persetujuan dari Jamie.

He Xihuan duduk tenang di kursinya, menatap ke luar melalui jendela. Pemandangan hutan yang hanya mengandalkan cahaya remang-remang rembulan, pohon bergoyang terbawa angin, dan suara bising yang khas. Ia menghisap rokoknya dan mengembuskan asap abu-abu. Terdapat sedikit perasaan tidak nyata di hatinya, ketika ia melihat manik mata Han Yiyue, jelas terlihat tidak asing.

Awalnya ia berpikir itu hanya kebetulan, tetapi semakin diingat lagi, semakin yakin bahwa tatapan Han Yiyue benar-benar mirip dengan ibunya. He Xihuan mengembuskan napas panjang memikirkan itu. Tidak lama kemudian pintu diketuk dari luar, suara Jamie terdengar melintasi pintu dan memanggil namanya.

He Xihuan memberi perintah untuk masuk tanpa mengalihkan perhatian. Setelah kedatangan Jamie, segera ia bertanya, "Bagaimana keadaannya?"

"Semua aman. Dia sedang makan. Omong-omong, Huan Ge, apa yang akan kita lakukan padanya setelah ini?"

Tidak ada tanggapan dari pihak terkait. He Xihuan masih acuh tak acuh menghisap rokok dan mengembuskannya, sesekali ia akan membuang sisa pembakaran ke dalam asbak. Setiap tindakannya tajam dan tegas, ada semacam aura elegan ketika ia melakukan satu per satu proses tanpa tergesa-gesa. Jika Jamie adalah perempuan, ia pasti akan bersedia memegang paha laki-laki itu tanpa peduli pada status atau harga diri.

Sayangnya dia laki-laki yang 100% lurus. Setidaknya untuk saat ini karena sepanjang hidupnya dia belum pernah merasakan jatuh cinta, meski beberapa kali telah mencoba menjalin hubungan ketika masih di bangku sekolahan.

Rokok di tangan He Xihuan menipis dan hampir mengenai jemari, untung ia segera menyudahi, membuang puntung rokok ke dalam asbak tanpa memadamkannya.  Suara yang dalam dan sedikit serak akibat merokok terdengar cukup jantan dan memberi kesan kuat.

"Aku ingin kamu mencari tahu tentang dia, latar belakang keluarga, orang tua, dan semua tentangnya. Nama panggilannya Moore, nama asli Han Yiyue. Dia akan cukup berguna setelah beberapa tahun lagi."

He Xihuan mengeluarkan perintahnya yang sempat diragukan beberapa saat lalu. Melihat Jamie mengangguk dan berniat pergi untuk melakukan perintahnya. Ketika Jamie baru tiba di depan pintu, dia kembali bersuara dan memberi perintah terakhir, katanya, "Hubungi juga Carla dan minta dia bertemu."

Mendengar nama familier disebutkan, Jamie diam-diam memiliki pemahaman mendalam. Carla bukan orang asing meski tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok mereka, tetapi anggota elite Fenghuang tahu siapa wanita itu. Ia menganggukkan kepala untuk terakhir kali dan memohon pengunduran diri.

Kepergian Jamie membuat ruangan yang kosong semakin kosong, terasa seperti tanpa kehidupan. Hal itu membuat He Xihuan tidak betah dan memutuskan pergi. Ia membawa langkah menuju ke kamarnya, tetapi dorongan hati memaksa memeriksa kondisi Han Yiyue.

Belum sampai ke tempat tujuan, ia melihat beberapa anggotanya tengah berkerumun di depan pintu kamar Han Yiyue dengan ekspresi rumit. Mengerutkan kening dan berseru, "Apa yang kalian lakukan?"

Orang-orang itu terkejut, segera membelah barisan, menundukkan kepala tanpa berani menatap langsung ke mata He Xihuan. Salah satu di antara mereka bersuara. "Huan Ge, bocah itu … dia membuat masalah."

He Xihuan melihat celah pintu yang terbuka. Seorang dari anggotanya tampak ditekan ke lantai tanpa perlawanan oleh Han Yiyue. Ruangan berantakan dengan seprai lepas dari ranjang, bantal terbang ke sana-kemari, dan selimut tergeletak di lantai. Kekacauan itu benar-benar membuat kepalanya terasa sakit. He Xihuan memijat kening dan membawa diri memasuki ruangan.

Dia bisa mengerti mengapa orang-orang itu tidak berani melawan, mereka sudah diperintahkan untuk memperlakukan Han Yiyue dengan baik oleh ketuanya. Jadi, dari mana keberanian mereka untuk melawan?

"Han Yiyue!" He Xihuan memanggil nama itu penuh penekanan. Rahangnya bahkan sampai mengetat. Tatapan mata dingin, tetapi tidak kehilangan dominasi.

Siapa pun yang mendengarnya tidak mungkin bisa tetap merasa hangat, alih-alih ngeri seolah kekejaman baru saja mencapai kepalanya. Termasuk Han Yiyue, tanpa sadar ia melepaskan seseorang yang diinjaknya tadi, berjalan mundur agar lebih jauh dari He Xihuan. Bocah itu tidak berani mengangkat kepala untuk melihat langsung ke arah sosok mengerikan.

Han Yiyue tidak takut pada siapa pun, ia terbiasa digertak oleh orang-orang dan secara bertahap belajar cara membela diri, tetapi He Xihuan berbeda. Orang ini tidak mengeluarkan aura penjahat, tetapi tidak mengurangi tingkat berbahaya. Han Yiyue baru kali ini bertemu dengan orang seperti He Xihuan.

Orang yang semula ditekan ke lantai oleh Han Yiyue segera bangkit berdiri, menunduk sembari membawa diri keluar. Meski begitu kerumunan tidak bubar, masih setia menunggu perintah.

"Apa tujuanmu melakukan semua ini?" He Xihuan kembalu bersuara, kali ini tidak sekeras sebelumnya.

Meski lebih lunak, tetap tidak membuat Han Yiyue ingin menggubris. Ia menundukkan kepala semakin dalam dan mengabaikan.

He Xihuan menggelengkan kepala ringan melihat sikap itu, sangat berani dan bodoh. Mengalihkan perhatian sebentar ke arah luar dan berkata kepada anggota-anggotanya, "Kalian harus memperlakukannya dengan baik, tapi bukan berarti mengalah. Sesekali beri dia pelajaran tanpa melukai sedikit pun tubuhnya, jangan meninggalkan memar apalagi bekas luka. Hanya perlakukan diri kalian seperti sedang mempertahankan diri."

"Baik, Huan Ge!" Orang-orang itu menggangguk serempak. Mereka bubuar setelah menerima perintah.

Kembali kepada Han Yiyue, He Xihuan tidak melunakkan ekspresinya. Masih dengan tatapan dingin dan kurang bersahabat. Memperhatikan bahwa pakaian yang dikenakan Han Yiyue sangat besar di tubuh kecilnya, tampak seperti rok yang menutupi sampai lutus atas, tanpa mengenakan bawahan.

Celananya ada di antara selimut di lantai, dipastikan itu melorot ketika Han Yiyue melakukan aksinya. Bahkan dalam situasi paling menyebalkan, masih ada kejadian konyol seperti itu. Namun, sama sekali tidak membangkitkan sisi humor He Xihuan.

"Bereskan kekacauan ini!" perintahnya dengan suara tegas.

Sama seperti sebelumnya, Han Yiyue tidak menanggapi. Tetap bergeming seperti hiasan 3 dimensi membuat He Xihuan mulai kehilangan kesabaran. Dia sudah mengurus beberapa anak seusia Han Yiyue, Feng Ruo dan Xiao Bai adalah contohnya, tetapi tidak satu pun dari mereka begitu keras kepala dan memiliki nyali besar mengabaikannya berulang kali.

"Han Yiyue, apa kamu tidak mendengar? Aku bilang-"

"Aku tidak mau! Aku ingin pulang! Aku ingin bersama ibu!"