1 LIFE WITH NEW BODY

Sesosok jiwa telah memasuki sebuah dunia, bergabung bersama jiwa seorang perempuan dewasa yang terlihat sangat rapuh dan lemah akibat kematian kedua orangtua dan suaminya. Jiwa yang datang secara jelas mendominasi jiwa lama yang telah mencapai batasnya.

Dalam beberapa saat, jiwa baru mulai menyesuaikan ingatannya dengan tubuh baru yang dimilikinya. Dalam kegelapan disekitarnya, jiwa baru yang menempati tubuh perempuan muda itu mengingat seluruh kejadian yang telah dialami oleh tubuh yang ditempatinya saat ini.

Singkronisasi jiwa dan tubuh tidak berlangsung lama hingga perempuan itu merasakan kenangan. Mengingat setiap kejadian yang telah dialami oleh tubuhnya saat ini. "Aaahhhhh" Begitulah ucapan pertama yang diucapkan olehnya, karena memahami kejadian yang telah dilalui tubuhnya saat ini.

Sozo Mayumi, lahir dan dibesarkan dengan lingkungan yang nyaman namun juga keras dalam waktu bersamaan. Dibesarkan dengan pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk menggantikan posisi ayahnya ketika waktunya tiba.

Sejauh apapun sejarah keluarga mereka bakat tetaplah bakat. Mayumi dianggap sebagai kandidat paling berbakat sejak berdirinya keluarga Sozo hampir seratus tahun lalu. Berbeda dengan keluarga berpengaruh lainnya, Sozo tidak akan pernah memaksakan dengan siapa anaknya akan menikah namun haruslah memiliki kondisi minimum yang harus terpenuhi.

Mayumi menikah dengan seorang lelaki yatim piatu tanpa latar belakang bernama Kazama, namun keluarga merestui hal ini. Saat umur Mayumi menginjak 25 tahun, ia telah dikaruniai anak laki laki bernama Sozo Jinzaka. Namun pada saat anak itu berumur 4 tahun dan Mayumi berumur 29 tahun, keluarga mereka mengalami kejadian besar.

Sozo mengalami konflik eksternal bersama mafia inggris, mafia rusia, dan mafia spanyol yang akan menggulingkan sang ratu. Hari itu dikenal sebagai hari paling bersejarah diseluruh dunia yang dinamakan "purgatory". Tidak ada satu orang tunggalpun dari sisi mafia yang dibiarkan hidup, bahkan generasi penerus mereka.

Sang ratu memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap keluarga Sozo yang berperan penting mempertahankan kerjaan dari kejatuhan. Hanya tersisa beberapa kesatria kerjaan yang masih hidup, dan dari pihak Sozo hanya menyisakan beberapa pelayan rumah yang sangat cekatan dan seorang pewaris tunggal keluarga.

Kedua orang tua Mayumi dan bahkan suaminya meninggal dalam kejadian itu. Mayumi ikut berperang karena usia dewasanya, namun didalam perang itu ia telah kehilangan banyak hal. Hidup adalah hidup, anaknya harus merasakan kasih sayangnya bahkan jika dunia tidak mengizinkan hal ini.

Setahun telah berlalu, Mayumi yang masih larut dalam kesedihan tidak akan ditunggu oleh kejamnya dunia yang dihadapinya. Mayumi secara jelas mengetahui bahwa perang tersebut memang harus dihadapi dan dunia tidak akan aman dengan pemberontakan yang berhasil. Namun kesedihan tidak akan mengubah banyak hal, keluarga Sozo masih diurus oleh kepala pelayan semenjak pemimpin keluarga saat ini sedang dalam masa sedihnya. Hanya anaknya yang membuat kesedihannya tertahan, namun ia masih tetap harus melampiaskan frustasinya.

Keluarga Sozo masihlah menjadi pengaruh besar terhadap dunia, menjadi orang yang memiliki berbagai perusahaan dalam berbagai bidang yang berbeda diseluruh dunia. Dunia mengetahui apa yang Sozo mampu untuk didapatkan dan tidak dapat berbuat banyak untuk hal itu. Namun hanya beberapa keluarga aristokrat yang mengetahui dengan jelas apa yang keluarga Sozo mampu untuk dilakukan.

Serigala tetaplah serigala, terlepas dari yang tersisa hanyalah satu namun masih akan tetap menggigit jika ia tidak merasa senang untuk didekati. Walaupun dapat dibunuh dengan serangan jarak jauh, tidak ada seorang tunggalpun didunia yang ingin ditatap oleh seorang Sozo, bahkan untuk sesaat. Pembantaian yang terjadi dikastil kerajaan inggris bukanlah apa yang dapat mereka saksikan bahkan didalam film.

Apa yang dunia tidak ketahui adalah perasaan Mayumi. Terlepas dari kegilaannya didalam medan perang, ia masih sangat mencintai suaminya dan beberapa kasih sayang untuk ayah dan ibunya. Ia telah mencoba bertahan dan mengalihkan fikiran sedihnya, namun perasaan yang tertahan inilah yang malah membuat jiwanya sangat rapuh. Oleh karena itu jiwa yang baru saja menempati tubuh Mayumi mendominasi tubuh bahkan tanpa perlawanan yang jelas.

--

"Aaahhhhh" begitulah kata pertama yang diucapkan oleh Mayumi begitu menelaah dengan jelas informasi yang ada difikirannya saat ini. Mayumi tidak mengingat dengan jelas keluarga dan orang orang yang dijumpainya pada kehidupan sebelumnya, namun terlepas dari hilangnya pengalaman yang diingatnya beberapa pengetahuan yang dimiliki masih tersimpan dikepalanya. Walaupun Mayumi tidak mengetahui dengan jelas mengenai apa hal itu.

Mayumi terbangun dari tidurnya, matanya terbuka dan langsung melihat anak kecil memeluk tubuhnya. Melepaskan tangan yang memeluknya secara perlahan, Mayumi segera menghidupkan lampu tidur yang berada tidak jauh darinya. Sosok wajahnya dilihat dari pantulan cermin meja hias didekat lampu. Mayumi duduk didepan meja hias dan mulai merenung.

"Aku telah berpindah tubuh... tidak, aku telah berpindah dunia dan menempati tubuh seorang janda muda yang memiliki latar belakang yang sangat dalam. Janda?" Fikir Mayumi dalam lamunannya memandang cerminan dirinya saat ini. Kepalanya memproses sangat cepat informasi yang ada dihadapannya hingga beberapa saat raut wajahnya berubah antara sedih, bahagia, dan terkejut.

Sedih karena ia dipindahkan pada tubuh yang telah menerima banyak kejadian memilukan, karena fikirannya telah menyatu sepenuhnya dengan tubuhnya saat ini. Bahagia karena ia telah diberi kesempatan kedua terlepas dari apapun yang dilakukannya pada kehidupannya sebelumnya. Terkejut karena ia dipindahkan ke tubuh perempuan!

Tapi tunggu. "Tubuh ini terlihat sangat cantik" fikirnya. Bahkan ia tidak pernah melihat paras dan tubuh lebih cantik dan menawan dari tubuh baru miliknya saat ini. Mayumi memeriksa wajahnya, memiliki bibir tipis berwarna kemerahan, wajah putih mulus bersih, hidung mancung, mata yang menawan dengan bulu bulu tipis, dan alis tipis yang sesuai melengkapi wajahnya. Mayumi tersenyum melihat hal ini.

Senyumannya sendiri bahkan membuat ia melihat tampilan dewi yang sesungguhnya. Mayumi diam selama beberapa saat melihat sosok kecantikan dirinya dari pantulan cermin, terlihat seperti 'Mama Raikou' dengan berbagai perubahan yang malah membuat terlihat semakin baik terlepas dari warna rambut dan pupilnya yang berwarna hitam.

Hingga beberapa saat ia tersadar bahwa ia melihat melon besar tergantung indah di depan dadanya dengan puting coklat kemerahan. E? F? F Cup! Baju tidur tipis transparan miliknya memperlihatkan tampilan sempurna melon kembarnya yang menantang gravitasi. Mayumi memegang melonnya dan sedikit meremasnya.

Tangan Mayumi tenggelam akibat kelembutan kedua melon kembar miliknya sendiri. Mayumi mulai meremas melonnya hingga rasa geli dan nikmat membuatnya terkejut dan mulai tersadar. Ia mengalihkan pandangannya menuju wajahnya yang kini memperlihatkan tampilan horny yang samar, pipinya mulai berwarna kemerahan atas tindakan kecil yang dilakukannya.

Mayumi melihat lebih kebawah dari pantulan cermin. Celana dalam transparannya memperlihat bulu yang lebat namun sangat teratur. Memberikan senyuman seorang laki laki yang melihat mangsanya, Mayumi membuka tali tipis yang menahan celana dalam transparan miliknya.

WOAAAHHH

Area wanita miliknya terpampang rapi ketika Mayumi mengangkat kaki kirinya keatas kursi tempat ia duduk saat ini. Clitoris berwarna kemerahan sedikit kecoklatan menghiasi area wanita yang tertutup rapat. Tidak ada satu helai bulu di pinggiran mahkota kebanggan miliknya. Mayumi segera melihat ada tetesan cairan keluar pada bagian terbawah dari area wanitanya. Mencolek dengan jari telunjuknya, Mayumi mencium aroma yang diberikan dari cairan tersebut.

HUUMMMPPPHHHH

Segera aroma khas tercium memasuki hidungnya dan membuat Mayumi melepaskan udara dari mulutnya secara perlahan. Tanpa sadar, jarinya telah dijilat oleh lidahnya sendiri hingga Mayumi yang bergerak sendiri menjadi tersadar. Ada rasa sedikit asin dan manis namun didominasi oleh rasa hambar yang dominan, namun sangat lezat. Itulah yang terlintas difikirannya ketika tersadar.

Mayumi segera melihat lagi kearah cermin dan ia telah melihat wajah penuh nafsu dari dewi yang terpantul dari cermin didepannya. Mayumi segera menahan nafsu besarnya dan menjauhkan jarinya yang dijilat oleh lidahnya karena ia tidak ingin melampiaskan nafsu pria dewasa pada tubuhnya sendiri.

Seakan akan fikirannya dapat menahan nafsu yang sudah sangat memuncak, langsung dipatahkan oleh tangan kanan yang mulai meremas melon kanannya dengan lembut. Tangan kirinya sudah mulai menahan kaki yang dinaikkan dan mulai mengelus elus area wanitanya.

WAAAAAHHHHH

Elusan tangan Mayumi semakin lama semakin cepat. Kenikmatan yang dirasakannya juga semakin hebat. Beberapa menit berlangsung dengan suara erangan yang tertahan hingga area wanita milik Mayumi menjadi basah. Dari yang awal mulanya hanya lembab, suara becek didengar dengan susulan desahan lembut yang semakin menguat.

Aaaaaaggghhhhhhh hmmmmhhhpphh

Mayumi mencapai puncaknya akibat permainan tangannya sendiri. Tanpa sadar, kedua jarinya ternyata telah masuk kedalam lobang sempit area wanita miliknya yang meneteskan cairan kenikmatan. Nafas Mayumi menjadi semakin stabil setelah kenikmatan puncak yang dicapainya.

"Mom.." suara anaknya didengar seperti petir yang menyambar tepat didepannya, Mayumi langsung menurunkan kaki kirinya sebagai reflek untuk menutupi apa yang tengah dilakukannya. Mayumi segera membalas ucapan anaknya dengan berjalan mendekat seakan akan tidak terjadi apa apa padanya.

"Ibu disini nak" ucap Mayumi yang sudah membaringkan tubuhnya didekat anaknya. Anaknya mengelus kedua matanya hingga melihat kearah Mayumi yang sudah mendekat dari sisi kanan kasur. Mata hitam anaknya melihat Mayumi yang sudah mendekat dengan tampilan sedih. "Jin mengira ibu juga akan pergi.. jangan tinggalkan aku" ucap anaknya yang langsung memeluk tubuh Mayumi dengan sangat erat.

Mayumi juga memeluk anaknya, namun dengan pelukan yang hangat agar tidak menyakitinya. Kepala Jin sudah menempel pada melon kirinya yang bersandar pada permukaan kasur, sedangkan tangan kanan dan kiri Jin meremas kuat pangkal melonnya yang tertutup baju tipis transparan. Untungnya Mayumi membelakangi lampu tidur, Jin tidak akan melihat dengan sangat jelas apa yang menempel pada wajahnya saat ini.

Puting kiri Mayumi ditekan oleh pipi Jin yang menempel pada melonnya namun itu tidak membuat Jin membuka matanya yang sudah terpejam lagi. Namun apa yang sangat membuat canggung adalah kaki kiri Jin yang berada diantara kedua paha Mayumi. Mayumi awalnya hendak memperbaiki posisi tangan Jin namun, kaki kiri Jin malah menempel pada area wanitanya yang masih basah.

"Bu.. ibu pipis lagi, besok Jin harus.." ucapan Jin menjadi petir kedua yang didengar Mayumi dalam waktu kurang dari satu menit ini, namun Mayumi menjadi lega begitu Jin tidak melanjutkan ucapannya dan tertidur lagi.

Mayumi ingin berpindah dan sedikit membersihkan dirinya, namun pelukan Jin menahannya untuk tidak berpindah. Tubuhnya juga masih lemas setelah kepuasan yang didapatkannya, saat ini tidak tepat untuk memikirkan rencana apapun yang akan dilakukannya. Karena tidak dapat melakukan apapun untuk saat ini, Mayumi segera ikut jatuh tertidur sambil memeluk putranya.

--

Keesokan paginya, Mayumi yang sedang tidur sambil mengangkang ketika Jin telah bangun dari tidurnya. Jika orang lain melihat hal ini, mereka akan menemukan mahkota yang berwarna kemerahan dihiasi dengan hutan yang tersusun rapi diatasnya terpampang sempurna menghadapi pagi yang cerah.

Jin yang bangun dengan keadaan setengah memeluk Mayumi, mencoba untuk membangunkannya dengan menyentuh ibunya dan mengatakan "Mom, bangun. Matahari telah terbit". Namun Mayumi tidak kunjung bangun dari tidurnya. Jika bukan karena nafas Mayumi yang terdengar, Jin mungkin akan segera panik.

Melihat ibunya yang tidak kunjung bangun, Jin menaiki tubuh Mayumi tepat diatas perutnya. Jin mengoyangkan kepala Mayumi namun tidak ada reaksi apapun. Melihat usahanya tidak berarti, Jin berteriak "Mom bangun" sembari menarik kedua puting Mayumi yang terlihat mencuat dari pakaian tidur transparan miliknya.

Mayumi yang terkejut atas ti dakan Jin segera terbangun secara tiba tiba dengan suara "aaaahhhhh". Begitu Mayumi melihat Jin berada diatasnya, kepalanya yang baru saja beristirahat segera berlari memikirkan apa yang baru saja terjadi. Setelah beberapa detik Mayumi tersenyum dan mengatakan "Selamat pagi Jin" sembari memeluk Jin untuk mendekat padanya dan mencium pipinya.

Terlepas dari fikiran Mayumi yang sangat berbeda dari sebelumnya, melihat anaknya berusaha membangunkannya dari tidur pagi adalah perasaan hangat yang tidak akan dilewatkan oleh setiap orangtua dimanapun dunianya. Terlebih lagi dengan kenangan pemilik tubuh lamanya, Mayumi tidak akan pernah tidak senang dengan perlakuan anaknya. Jadi menjawab panggilan seorang anak ketika pagi mempunyai rasa tersendiri atas apa yang telah didapatnya.

"Mom.." ucap Jin seakan tidak senang akan pelukan yang diberikan Mayumi padanya. "Apakah Jin sudah tidak ingin dipeluk oleh Mommy?" Tanya Mayumi dengan bibir cemberut seakan sedih atas ketidakterimaan Jin untuk dipeluk. "Apakah mommy tidak sedih lagi?" Pertanyaan Jin membuat Mayumi sedikit terkejut namun langsung menjawab pertanyaan anaknya.

"Mommy tidak akan sedih lagi nak" balas Mayumi dengan senyum. Jawaban Mayumi membuat Jin langsung memeluknya dengan sangat erat. Mayumi membalas pelukan anaknya dan tidak melepaskan pelukan hingga Jin melonggarkan pelukannya pada tubuhnya.

Mayumi mengingat bahwa anaknya akan menjalankan pelatihan hariannya dan beberapa pelajaran dasar mengenai pelajaran yang berbeda setiap harinya, dan ini sudah hampir sebulan berlangsung. Jadi Mayumi memilih untuk mengingatkan anaknya untuk segera bersiap siap.

"Bukankah Jin ada pelatihan hari ini?" Tanya Mayumi dengan nada ceria. "Ibu harus menemani Jin saat malam hari begitu pelatihan selesai. Jin tidak ingin mommy sedih lagi" ucap Jin yang sudah mulai turun dari tubuh Mayumi. Mayumi merasa bahwa posisi tubuhnya sangat canggung ketika dibangunkan oleh anaknya dengan area wanitanya terpapar sepenuhnya. Untungnya Jin masih dalam kategori anak anak dan belum memasuki usia remaja, Jadi Mayumi mengabaikan hal ini dan duduk sembari menutup area wanitanya.

"Jika Jin belajar dengan serius, ibu akan menemani Jin setiap malam" balas Mayumi sembari memegang kepala anaknya. "Janji?" Balas Jin dengan memajukan jari kelingkingnya. "Janji" balas Mayumi yang juga memajukan kelingkingnya dan menjalin kelingking mereka. Setelah itu Jin segera turun dari kasur dan mencium pipi kiri kanan dan bibir Mayumi lalu keluar dari kamar.

"Ternyata tidak sesulit itu untuk mengikuti kebiasaan yang telah dilakukan tubuh ini" pikir Mayumi sembari berdiri dan berjalan menuju cermin dihadapan kasur super besar miliknya.

Memandang kearah pantulan seluruh tubuh seksinya sendiri, Mayumi bertekad akan menjalani kehidupan barunya tanpa penyesalan apapun.

avataravatar
Next chapter