1 Prolog

"Ayah ga izinin."

"Aku dukung ayah."

"Aku setuju sama ayah."

"Aku juga."

"Tentu aja, aku ikut ayah."

"Ta, mending kamu main aja di rumah sama abang, ya. Abang juga ga setuju kamu pergi."

"Maaf Ta, ibu ga bisa bantu."

Begitulah respon keluarga seorang Queenza Agatha Seporado, atau yang akrab disapa Qi oleh teman-temannya, sedangkan keluarganya biasa memanggil Tata, Queen, Angel, Atha, dan masih banyak lagi panggilan dari keluarganya.

Qi, memiliki 5 abang dan merupakan putri bungsu keluarga Seporado. Jadi, tidak heran jika dia diperlakukan layaknya ratu seperti namanya. Karena dia merupakan putri satu-satunya keluarga Seporado. Terlebih lagi, saat Qi berusia 3 tahun. Qi pernah mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya.

Yang menyebabkan, Qi harus terbaring di rumah sakit selama beberapa bulan. Karena itu lah, keluarganya begitu protective dengannya.

Ketika Qi berusia 6 tahun, Ayah dan Ibunya memutuskan untuk pindah ke negara Indonesia. Keputusan mereka pun disetujui oleh keluarga yang lain, terutama sang kakek yang merupakan kepala keluarga Seporado.

Akhirnya, keluarga Qi pun pindah ke negara asal dimana ibunya Qi dilahirkan. Mereka memutuskan untuk memulai hidup baru, dan melupakan kejadian yang pernah terjadi.

Pada awalnya, ketika sudah sampai di negara Indonesia. Mereka menjalani hidup dengan sangat baik dan harmonis, seperti biasanya.

Qi, pun sudah mendaftarkan sekolah ke sekolah swasta yang berada di dekat rumahnya. Keluarga itu menjalani kehidupan tanpa adanya hambatan sedikitpun.

Tapi, di tahun-tahun berikutnya. Keluarga itu mulai tidak harmonis, Ayah Qi yang merupakan satu-satunya pemegang perusahan Seporado menjadi sangat sibuk, karena ada masalah terhadap perusahan utama yang berada di negara Amerika Serikat, negara asal mereka.

Membuat Ayah Qi, harus bolak-balik ke negera AS dan Indonesia. Ibu Qi, yang merupakan sekretaris Ayah Qi, juga ikut menjadi sibuk.

Lama-kelamaan, bukan hanya Ayah dan Ibu Qi yang sibuk. Tapi, Ke-2 abang Qi, yang merupakan pewaris keluarga Seporado juga ikut membantu kedua orang tua mereka. Sedangkan ke-2 abang lainnya, sibuk karena urusan kuliah mereka.

Hanya Qi, dan Abangnya yang terkahir saja yang tidak terlalu sibuk. Itulah, yang membuat suasana rumah menjadi canggung, tidak harmonis seperti dulu lagi.

Meskipun begitu, Qi tetap ceria dan patuh seperti biasanya. Sampai pada akhirnya saat Qi menduduki bangku kelas 3, Ayah, Ibu, beserta ke-4 abangnya, memutuskan untuk kembali ke negara asal mereka.

Meninggalkan Qi, dan abang bungsunya. Suasana rumah menjadi sangat sepi, seperti tidak ada kehidupan. Hanya keheningan yang mengisi di segala penjuru rumah.

Qi mengepal kan tangannya, dia sangat benci dengan suasana rumah yang seperti ini. Tidak ada kehangatan sama sekali, hanya ada harta yang bahkan tidak berharga sama sekali menurutnya.

Qi menginginkan keluarganya kembali seperti dulu, sejak saat itu, Qi mulai bertingkah seenaknya. Qi tetap ceria, hanya saja dia sudah tidak patuh seperti dulu.

Dia melakukan kenakalan-kenakalan untuk mengambil perhatian keluarganya kembali. Walaupun kenakalan itu masih batas wajar, tapi cukup untuk membuat seluruh keluarga khawatir, geram, dll.

3 tahun Qi melakukan kenakalan kenakalan itu, hingga Qi menduduki bangku kelas 6. Seketika semuanya berubah, keluarga Qi mulai kembali satu persatu, bahkan ada ingatan-ingatan yang tidak pernah muncul sebelumnya. Ingatan-ingatan itu begitu samar.

Sampai Qi ragu, bahwa itu adalah betul ingatannya, bukan sekedar mimpi atau khayalan.

Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa keluarganya satu persatu kembali? Apa alasannya? Kenapa muncul ingatan-ingatan yang tidak asing bagi Qi, seperti... dia sudah pernah mengalaminya? Apa yang sedang disembunyikan keluarganya? Kenapa mereka menyembunyikannya?

avataravatar
Next chapter