Lima tahun kemudian.
"Hannah! Dengerin mama! Jangan lari-lari!" pekik Davina.
Seorang gadis kecil menangis sesenggukan karena dimarahi oleh ibunya. Davina segera menggendong gadis itu. Dengan kasar ia membawanya masuk ke dalam rumah lalu mengurungnya di kamar.
"Diem nggak!" pekik Davina.
Seorang wanita datang menerobos dan mengambil gadis kecil itu dari Davina.
"Mbak Ayu! Jangan ikut campur!" pekik Davina.
"Dia masih anak-anak. Kenapa kamu marah berlebihan begitu sama dia? Anak-anak itu ya lari-larian. Enggak ada yang salah!" sahut wanita yang dipanggil Mbak Ayu itu.
Davina menatap sinis ke arah Mbak Ayu. Mbak Ayu mengusap air mata di pipi Hannah, putri semata wayang Davina.
"Udah, ya, Sayang. Kamu sama budhe aja," sahut Mbak Ayu.
"Selalu aja dimanjain!" gerutu Davina sambil keluar dari kamar.
Lima tahun berlalu, mau tau mau Davina pun akhirnya mau merawat Hannah. Meskipun tetap saja harus dibantu oleh orang-orang di sekitarnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com