"Mas, aku ikut, Mas. Aku ikut nyari Hannah, Mas. Please, please, Mas," rengek Davina kepada suaminya.
Saat ini mereka berada di dalam kamar. Rico berusaha untuk tenang. Ia tak ingin panik seperti istrinya. Karena jika mereka berdua panik. Mereka tak akan bisa mencari sang putri.
"Mas nggak ijinin kamu keluar. Ini sudah malam. Mas akan minta beberapa orang buat bantu cari. Kamu di sini aja," ucap Rico sambil mengecek ponselnya.
"Aku nggak tenang, Mas. Ini Jakarta. Aku nggak mau dia Kenapa-kenapa," ucap Davina terus memohon.
Rico sendiri berulang kali mengirim pesan ke nomor ponsel Hannah. Namun, gadis itu sepertinya sengaja tak membacanya. Rico juga berusaha untuk menelepon putrinya. Namun, tak diangkat oleh Hannah.
"Nggak diangkat lagi," keluh Rico.
Rico sendiri sebenarnya sangat lelah setelah seharian bekerja. Apalagi dia dari Bogor. Namun, ia juga tak bisa tenang karena sang putri.
"Kamu punya nomernya Kenzo nggak?" tanya Rico.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com