Rico menenggak es teh miliknya setelah menghabiskan satu ekor ikan gurame seorang diri.
Om Doni yang melihat selera makan keponakannya itu terkekeh karena geli. "Ric, nambah lagi?" tanya Om Doni.
"Engga, ah, Om. Ini aja tulangnya ngga habis," ucap Rico.
"Siapa juga yang mau makan tulang ikan, Rico? Kamu kenapa, sih? Kog, kayaknya gelisah?" tanya Om Doni.
"Gelisah kenapa?" ujar Rico.
"Nggak tahu, ya. Om, kog merasa kamu enggak tenang aja jalan-jalan sama kita. Kayaknya sejak di air terjun tadi, deh. Oh, iya, Om lupa. Tadi kamu ngobrol sama cewek, deh. Siapa?"
"Cewek?"
"Iya, cewek yang rambutnya pendek. Om lihat kamu kayaknya senyum-senyum sendiri gitu. Hayo, gebetan kamu, ya?" ujar Om Doni.
"Apaan, enggak, Om. Itu Adel kelas Rico. Dia ke sini sama pacarnya, kog. Adek kelas juga," ucap Rico.
"Oh, cinta bertepuk sebelah tangan," sahut. Doni.
"Apaan cinta bertepuk sebelah tangan. Om pikir Rico ngga punya cewek? Cuma cari cewek gampang, Om," sahut Rico.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com