20 GERALD:EUWY|| Temen Baru

Semenjak penolakan halus dari Vian untuk Dinda kemarin, gadis itu memilih untuk tidak bersekolah ia masih patah hati katanya.

"Dinda kasihan juga ya, tapi kita gak bisa bantu apa-apa selain semangatin dia terus," ujar Gina sambil mengigit sedotan minumannya.

Saat ini Gina dan Riri sedang berada di kafe yang tak jauh dari sekolah. Kedua gadis itu memilih untuk bersantai di sana karena beralasan malas cepat-cepat pulang ke rumah.

"Yang terpenting tuh anak udah ngungkapin, soal balas perasaan itu bukan urusan kita, kita gak bisa maksa Vian buat suka sama Dinda," kata Riri sambil melamun.

"Lo bener, setidaknya Dinda udah jujur sama perasaannya sendiri," tambah Gina.

Keduanya lalu menghela nafas secara bersamaan, Gina dan Riri kemudian diam dan hanyut dengan pikirannya masing-masing, tak ada pembicaraan setelah membahas kisah cinta Dinda yang tragis.

Jarum jam terus bergerak, dan saat ini waktu menunjukkan pukul lima sore, kedua gadis itu bersiap-siap untuk pulang namun sebelum pulang mereka membayar minuman yang mereka pesan tadi.

"Lo balik sama siapa?" tanya Gina pada Riri saat keduanya sudah keluar dari kafe.

"Dijemput bokap, kenapa? Lo mau ikut?" kata gadis itu lalu kembali bertanya. Gina menggeleng, ia tidak mau merepotkan Ayah Riri. Jalur rumahnya dan Riri itu berlawanan, jadi biarkan saja Gina memesan ojek online atau sejenisnya.

"Yakin?" tanya Riri memastikan. Gina mengangguk mantap dan mendorong Riri saat mobil ayah gadis itu sudah sampai didepan kafe.

"Gih sana pulang, gue bisa sendiri kok," tolak Gina secara tidak langsung.

"Yaudah gue balik dulu, Lo hati-hati ya!" ujar gadis tinggi itu lalu masuk kedalam mobilnya untuk pulang bersama Ayahnya.

Pik!

Gina mengangguk saat ayah Riri membunyikan klakson mobilnya.

Sebelum pulang gadis itu berjalan ke minimarket yang bersebrangan dengan kafe yang ia kunjungi tadi, gadis mungil itu menyebrang jalan dengan hati-hati sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat kendaraan yang berlalu lalang dijalan raya tersebut.

Saat berada di dalam minimarket, Gina membawa keranjang belanja dengan berjalan mencari barang yang hendak ia beli. Satu persatu barang sudah masuk kedalam kekeranjang nya, dan ketika Gina berbalik badan ia tidak sengaja menabrak orang sehingga keranjang belanjaannya jatuh dibawah.

"Aduh maaf-maaf!" Gina menuduk lalu memunguti belanjaan yang bertaburan.

Orang yang ia tabrak secara tidak sengaja itu ikut berjongkok membantu Gina membereskan belanjaannya.

Gina kembali berdiri dengan keranjangnya yang sudah dibereskan pun langsung mendongak menatap orang yang membantunya barusan.

"Makasih ya, maaf tadi gue gak sengaja nabrak Lo," kata Gina merasa tidak enak.

"Santai aja, kan Lo gak sengaja jadi gak masalah," ucap seorang cowok jangkung yang ditabrak Gina tadi.

Gina tersenyum canggung lalu kembali berkata, "maaf sekali lagi ya, kalo gitu gue permisi dulu."

Gadis mungil itu melangkahkan kakinya menjauh untuk ke kasir dan membayar belanjaannya.

Siapa sangka cowok itu mengikuti Gina dari belakang dengan sebotol minuman yang ia pegang.

Setelah membayar belanjaannya Gina keluar dari minimarket untuk pulang, gadis itu celengak-celenguk melihat keadaan sekitar yang lumayan sepi. Ia merogoh ponsel disaku rok abu-abunya dan membuka aplikasi ojek online. Namun sayang sepertinya kuota Gina sudah habis, buktinya dari tadi ia tidak bisa memesan ojek karena loading.

Gadis itu menghela nafas, terpaksa ia pulang berjalan kaki. Meminta ayahnya jemput pun percuma, selain tidak ada kuota, ia juga tidak ada pulsa. Nasib-nasib.

"Hai!" sapa seorang dibalik helm fullface dan juga mengendarai motor besarnya berhenti didepan Gina.

Gina tidak menjawab, ia tidak mengenali siapa orang ini.

Cowok itu membuka helmnya kemudian tersenyum.

"Lo kenapa belum balik?" tanyanya.

Gina ingat, cowok ini adalah orang yang ia tidak sengaja tabrak di minimarket tadi.

"Ini juga mau balik kok," jawab Gina jujur.

"Lo nunggu jemputan ya?" Gina menggeleng, "gue pulangnya jalan," kata Gina.

Cowok tampan yang ada didepannya itu ber oh ria kemudian kembali bertanya, "btw nama Lo siapa?"

"Gina," jawabnya.

"Hai Gina, kenalin gue Rama," ujarnya lalu mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Gina.

Gadis itu langsung meraih tangan Rama, "Gina," katanya lagi.

"Balik bareng gue aja yuk," tawar Rama.

Gina menggeleng cepat, "gue pulangnya jalan aja," tolak gadis itu. Bukan sombong atau apa, Rama adalah asing yang ia kenal secara tidak sengaja, jadi ia tidak bisa pulang begitu saja dengan cowok ini.

Rama terkekeh, "gak usah takut, gue gak macem-macem kok, btw Lo pulang arah mana?" tanyanya lagi.

"Jalan xxx," jawab Gina.

"Oh gue tau, kita satu arah kok gue tinggal dijalan xxx," kata Rama, "jadi balik bareng gue aja, sebagai gantinya nanti Lo boleh bayar uang bensin," tawar Rama. Gina berfikir sejenak, tidak ada salahnya juga pulang dengan Rama, toh satu arah.

Gadis itu mengangguk mengiyakan, "boleh, nanti kalo udah sampe ke rumah gue, gue bayar uang bensin Lo," ujar Gina.

Rama menahan rasa gemasnya, gadis dihadapannya itu sangatlah lucu, "iya Gina iya," sahut cowok itu.

Setibanya di rumah Gina, Rama menghentikan motornya didepan pagar rumah gadis itu.

Gina langsung turun dan berucap, "makasih ya, gue jadi makin gak enak sama Lo."

"Santai aja, sebagai tanda perkenalan apa salahnya gue anterin Lo pulang, lagian rumah kita satu arah," ujar Rama.

Gina merogoh saku bajunya dan mengeluarkan uang sepuluh ribuan, "nih gue ganti uang bensin Lo," sodornya.

Rama menolak dengan menggeleng, "gak usah, kan udah gue bilang kalo gue anterin Lo sebagai tanda perkenalan kita," jelasnya.

"Tapi gue gak mau berhutang budi, nih ambil, gak papa anggep aja Lo tukang ojek dadakan," kekeh gadis itu bercanda.

Rama tertawa lalu mengacak-acak rambut Gina gemas, "Lo lucu banget sih! Udah uangnya Lo simpen aja, gue ikhlas kok."

Gina menggeleng cepat, "jangan! Ini ambil aja, gak papa kok," Gina langsung menyimpan uang tersebut di kocek jaket hitam Rama.

"Wah pemaksaan nih anak," kata Rama.

Gina hanya menyengir kuda menampilkan gigi putih ratanya.

"Jangan nyengir gak baik!" tegur Rama dengan degup jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya. Entah kenapa dimatanya Gina sangat cantik dan menggemaskan, ingin rasanya ia memasukan gadis itu ke karung dan membawanya pulang.

"Suka suka aku dong blwee!" Gina menjulurkan lidahnya mengejek Rama.

Rama mengulurkan tangan, "teman?" tanyanya.

Dengan senang hati Gina menjabat tangan cowok itu. "Teman!" serunya lalu melepaskan jabat tangannya.

"Yaudah kalo gitu gue balik dulu ya, Lo masuk sana!" suruh Rama menunjuk pagar rumah Gina yang masih terkunci dengan dagunya.

"Iya nanti, Lo balik aja dulu, gue gak mau masuk kalo Lo gak balik," ucap Gina.

"Ya udah iya," Rama mengalah lalu memakai helmnya kembali dan menghidupkan mesin motornya.

"Dada!!" Gina melambaikan tangannya saat Rama pergi dengan motornya.

Gadis itu menghela nafas lalu berbalik badan dan membuka pagar rumahnya untuk masuk kedalam.

"Aku punya temen baru, namanya Rama Shinta, dia baik dan sangat asik, pasti enak diajak gibah!" Sembari berjalan ia bersenandung pelan.

avataravatar
Next chapter