47 Bisa Membantu Oppa Menjadi Aktor Nomor 1

"Apa maksudmu?" tanya Ethan yang benar-benar terkejut karena Ara dengan berani meminta untuk pacaran dengannya.

"Ayo pacaran denganku. Jika oppa khawatir kita akan skandal, ayo kita pacaran secara resmi. Untuk kontrak oppa, biar aku yang urus," jawab Ara.

Ethan terdiam sebentar ketika mendengar hal itu. Apa yang dikatakan Ara terdengar masuk akal, jika mereka berpacaran secara resmi, maka tidak akan ada gosip yang muncul.

Paling hanya artikel berita yang mengumumkan mereka berpacaran.

Melihat Ethan yang hanya diam saja, Ara berkata, "Oppa gak mau? Aku bahkan bisa ngasih oppa sumber daya dan membantu oppa menjadi aktor nomor 1 di Korea Selatan,"

Mendengar ucapan Ara, raut wajah Ethan berubah seketika. Dia memang ingin menjadi seorang superstar tapi itu karena kemampuannya, bukan karena ada dukungan atau orang dalam yang membantunya mencapai hal tersebut.

Dia sudah belajar akan pengalamannya sewaktu di Colours dulu, memang terasa enak, jadwal penuh, tampil di sana sini, tapi ketika ketahuan bahwa ada orang dalam yang mendukung mereka, kerja keras mereka selama ini seakan sia-sia.

Orang hanya berpikir bahwa karir mereka menjadi mudah dan tidak lagi melihat kerja keras mereka.

Ethan tidak mau lagi mengalami hal seperti itu!

"Aku akan memikirkannya," jawab Ethan akhirnya. Dia tidak tega untuk menolak Ara saat ini, apalagi sekarang mereka lagi berada di lokasi syuting. Rasanya kurang pantas untuk menolak Ara saat ini, apalagi dia sampai membawakan makanan untuk para kru.

"Oke, aku akan membiarkan oppa untuk memikirkannya," ucap Ara sambil tersenyum.

"Makasih. Sepertinya semuanya sudah mendapatkan bagiannya," ucap Ethan tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya.

"Begitu. Kalau begitu, ayo kita makan bersama," jawab Ara kemudian balik ke tempat tadi untuk mengambil makanannya, Ethan mengangguk dan mengikuti Ara untuk makan siang.

Setelah selesai makan siang, Ara memutuskan untuk pulang, tapi sebelum itu dia menyapa para kru terlebih dahulu.

"Jadi, apa yang dikatakan si j*lang itu? Dia pasti memiliki motif lain untuk datang ke sini," ucap Mi Sun yang kini berada di dekat Ethan ketika Ara telah pergi.

"Ah, dia hanya mau memberikan dukungan padaku aja kok, noona!" jawab Ethan.

"Sigh… Ethan… Ethan…," Mi Sun menghela nafasnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jika si j*lang itu memang hanya ingin memberikan dukungan padamu, dia bisa mengirimkan truk kopi atau truk makanan! Dia tidak perlu menghabiskan waktunya untuk datang langsung dan membawa makanannya sendiri!" ucap Mi Sun.

"Mungkin karena dia lagi ada banyak waktu?" tanya Ethan lagi. Membuat Mi Sun lagi-lagi menghela nafasnya.

"Anak ini benar-benar deh, mau dibilang bodoh juga tidak mungkin. Dia diterima di jurusan bisnis di kampus luar negeri padahal kudengar tesnya sangat sulit. Ah, bodoh sama polos memang beda-beda tipis" pikir Mi Sun.

"Terus memangnya tadi tidak ada kejadian apa-apa?" tanya Mi Sun. Firasatnya mengatakan bahwa si j*lang itu merencanakan sesuatu.

"Ah itu…" Ethan kemudian menceritakan apa yang dilakukan oleh Ara di depan sunbaenya dan ajakan Ara untuk berpacaran dengannya.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Mi Sun. Mi Sun yang sebelumnya pasti akan mencoba untuk membujuk Ethan menerima tawaran tersebut demi karir Ethan sebagai aktor. Meski sebelumnya telah mendapatkan penghargaan Best New Actor tahun lalu, project Ethan setelah itu hanya drama Pria Istriku dan hanya menjadi pemeran pendukung.

Bukan berarti tidak ada tawaran yang datang padanya untuk menjadi pemeran utama, tapi Ha Joon hanya mengizinkannya untuk menerima project ini. Jadi kalau dengan mengencani Ara akan memperlancar karirnya, Mi Sun pasti akan membujuknya.

Tapi saat ini keadaannya telah berbeda, Mi Sun tidak sengaja mendengar percakapan mereka dan yakin bahwa Ara dan Ha Joon memang sengaja untuk menekan Ethan. Jadi dia membiarkan Ethan untuk mengambil keputusannya sendiri.

Jika Ethan memang ingin cara yang lebih mudah, Mi Sun akan mendukungnya.

"Aku tidak akan melakukannya," jawab Ethan membuat Mi Sun sedikit terkejut tapi kemudian bangga pada sepupunya itu.

"Yah… karirku sebagai idol dulu pernah gagal karena mendapatkan dukungan yang seperti itu, jadi aku tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi. Lagipula aku masih harus membuktikan ke papa dan mama kalau aku bisa sukses di karir ini, kalau dengan sukses karena ada dukungan dari orang lain, bukankah itu tidak bisa dibilang sukses?" lanjut Ethan mengeluarkan pemikirannya.

"Ethanku sudah dewasa ternyata! Jangan lupakan noona nanti ya jika kamu sudah menjadi seorang superstar dan main di hollywood!" ucap Mi Sun, sebuah senyuman terukir di bibirnya.

"Tentu saja aku sudah dewasa! Aku sudah 24 tahun, noona! Noona bicara apa, tentu saja aku tidak akan melupakan noona! Noona adalah manajerku, sekarang dan nanti!" ucap Ethan sambil tersenyum menatap Mi Sun.

"Dasar anak ini! Kalau begitu noona sepertinya belum bisa untuk menikah dalam waktu dekat ini!"

"Noona saat ini sedang berkencan dengan seseorang?!" tanya Ethan terkejut. Dia terkejut Mi Sun yang mengatakan bahwa dia belum bisa menikah dalam waktu ini, bukankah itu berarti Mi Sun saat ini sedang berkencan?

"Apa-apaan nada bicaramu itu! Noonamu ini cukup populer tahu! Banyak pria yang tergila-gila padaku tapi karena noona sibuk dan harus mengurusmu, noona menolak mereka semua!" ucap Mi Sun dengan nada bicara bangga.

"Aku baru tau kalau noona ternyata populer. Makasih, ya, noona sudah mau bersamaku dan tidak berkencan," ucap Ethan dengan tulus dan mempercayai ucapan Mi Sun. Lagipula, Mi Sun noona tidak akan membohonginya, kan?

Mi Sun sedikit salah tingkah karena Ethan mempercayainya tapi dia langsung bersikap seperti biasanya, "Ma-Makanya kamu harus kerja keras, oke? Ngomong-ngomong, penerbangan kamu kapan?" Mi Sun memelankan suaranya ketika mengatakan hal terakhir.

"Besok pagi, aku tidak tahu syuting hari ini bisa selesai jam berapa jadi aku menyuruh Agung untuk memesankan tiketnya besok," Mi Sun hanya mengangguk ketika mendengar hal tersebut.

***

Sepulang dari lokasi syuting, Ara menjalankan mobilnya untuk menuju ke arah tempat salon kecantikan langganannya. Bertemu banyak orang dan membawa makanan membuat tubuhnya lelah dan terasa kotor, dia harus melakukan spa agar tubuhnya tidak kotor lagi.

Saat sedang asik bergumam lagu yang dia putar di mobilnya, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk yang muncul. Ara yang mengenal orang itu langsung mengangkatnya.

"Ya, unnie?"

"Bagaimana? Apakah aku sudah bisa bertemu dengannya?" tanya orang itu dengan tidak sabar.

"Sabar unnie, bukannya perjanjiannya nanti pas unnie ulang tahun? Apakah unnie sudah tidak sabar ingin tidur dengannya? Bukankah belum lama ini aku memberikan hadiah 3 orang idol untuk unnie?"

"Ah mereka bertiga, aku sudah bosan. Kamu bisa menyuruh mereka untuk tidak datang lagi ke sini. Aku saat ini hanya menginginkan dia,"

"Sabar unnie. Unnie tau sendiri Ethan saat ini masih sibuk karena sedang syuting drama. Aku sedang mengusahakannya, lagipula apa sih yang unnie lihat dari Ethan? Dia terasa biasa dan membosankan,"

"Yah, kalau begitu berusahalah lebih keras! Aku sedang malas saja berurusan dengan para idol baru yang masih kecil dan ingin mencoba seorang aktor, aktor baru dan terkenal. Kebetulan sekali aktor baru yang memenangkan penghargaan itu berada di agensimu dan dia terlihat gagah dan tampan. Aku tak sabar melihatnya telanjang di kamarku dan melakukan..." nada bicara orang itu terdengar bersemangat ketika membicarakan fantasinya

"Baik unnie!" ucap Ara yang langsung memotong pembicaraan orang itu. Dia tidak ingin mendengar fantasi menjijikannya saat sedang mengendarai mobil.

"Kamu tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak memberikan aktor itu, kan? Aku tidak akan menjual barang-barang itu lagi untukmu. Kamu tidak ingin hubungan baik kita berakhir, kan?" tanya orang itu lagi, membuat Ara meremas setir mobilnya kuat-kuat.

"Baik unnie! Unnie tenang saja. Aku pasti akan menyiapkannya. Apa barangnya masih ada?" tanya Ara berusaha menahan rasa amarahnya.

"Dasar j*lang maniak!" makinya dalam hati.

"Ya, barangnya untuk minggu ini dan minggu depan masih ada. Tapi kalau untuk dua minggu depan, kita akan melihatnya nanti jika kamu berhasil membawa aktor itu. Kamu mau datang malam ini?" tanya orang itu.

"Iya unnie, aku akan ke sana," ucap Ara.

Setelah sambungan telepon itu terputus, Ara menaikan kecepatan mobilnya agar bisa segera sampai di salon kecantikan langganannya. Dia harus segera mendapatkan pijatan agar pikirannya bisa rileks kembali.

Dia harus segera meningkatkan permainannya, jika tidak, dia tidak bisa lagi mengkonsumsi barang-barang yang hanya di jual oleh orang itu.

avataravatar
Next chapter