1 #1

"lalala..."

di sebuah Danau Ada seorang gadis Kecil yang sedang mengikat rambut panjangnya menjadi kepang.

gadis kecil itu sangat serius dengan kepang rambut hingga tidak sadar ada anak laki-laki yang mendekatinya.

ketika anak laki-laki itu mendekat ke arah gadis kecil, anak laki-laki memegang bahu gadis kecil.

"dor...ngapain kamu el?" kata anak laki-laki.

elvina terkejut saat di kagetkan oleh anak laki-laki tadi.

"ish kamu ini dev, membuat aku kaget saja" kata elvina sambil memukul pelan bahu devano.

"maaf-maaf aku kan cuman bercanda" kata devano sambil tertawa kecil karena bisa mengejutkan adik kecil sepupunya.

"mana ken?" kata elvina sambil melihat ke belakang devano.

"dia agak telat" kata devano yang sudah duduk di sebelah elvina.

"oh gitu" kata elvina.

ketika devano mengganggu elvina yang sedang mengkepang rambutnya, dateng seorang anak laki-laki yang tadi mereka bicarakan.

devano melihat anak laki-laki itu duluan dan memanggilnya untuk bermain dengannya dan elvina.

"woy ken, ayo kita main sama elvina" teriak devano ke arah ken yang sedang berjalan ke elvina dan devano.

ken hanya diam sambil menatap datar kepada devano, devano yang di tatap datar hanya menyengir dengan tidak berdosa.

"hehehe...maaf, aku tidak sengaja menjatuhkannya" kata devano dengan tidak bersalah.

ken hanya bisa memegang pelipisnya yang pusing dengan tingkah temannya itu.

"hm? tidak sengaja apa?" kata elvina dengan bingung.

"dev menjatuhkan pot bunga di rumahku" kata ken dengan dingin.

"dev kamu membuat masalah untuk ken lagi?" kata elvina yang menatap devano yang hanya menyengir dengan tidak bersalah.

"aku kan tidak sengaja hehehe..." kata devano.

"jangan selalu membuat masalah untuk ken, dev" kata elvina sambil menggelengkan kepala seperti sudah dewasa.

"iya deh, kamu cuman dukung ken terus" kata devano dengan malas sambil memutar bola matanya.

elvina hanya menggelengkan kepalanya dan menatap kearah ken. ken yang di tatap melihat ke arah elvina sambil mengangkat alianya ke atas.

"kenapa el?" kata ken dengan wajah datar seperti biasa.

"gak apa-apa, cuman kamu gak ke tempat paman william untuk kelas?" kata elvina dengan bingung.

"tidak, paman william sedang pergi keluar kota untuk mengambil sesuatu sehingga aku di liburkan" kata ken sambil mengelus kepala elvina.

"oh...gitu" kata elvina sambil mengangguk-angguk.

"AAAA...AKU LUPA KALO ADA KELAS HARI INI, AKU DULUAN" kata devano yang sudah berlari.

"hah...seperti biasa" kata elvina yang sedang melanjutkan kepangnya.

"hm" kata ken.

ken duduk di sebelah elvina yang sedang mengkepang rambutnya, lalu tiba-tiba tangan ken mengambil rambut yang sedang di kepang oleh elvina.

"sini aku saja" kata ken dengan datar.

"owh...o-ok?" kata elvina dengan tidak pasti.

kali ini ken berkonsentrasi untuk membuat kepangan yang bagus untuk elvina, sedangkan elvina ketawa pelan karena untuk pertama kalinya melihat ken tidak bisa melakukan sesuatu.

"susah sekali" bisik ken.

"hahaha...sini aku saja ken, kamu tidak bisa" kata elvina sambil tertawa kecil.

"tidak, aku akan mencobanya" kata ken yang sekali lagi serius dengan rambut elvina.

jika seseorang melihat pemandangan itu mereka akan berpikir bahwa pemandangan itu sangat harmonis, seorang gadis kecil tertawa kecil dan seorang anak laki-laki yang serius mengkepang rambut gadis kecil tersebut.

•••

"hey ken, ajarkan aku memakai pedang kayu itu juga " kata elvina yang duduk di atas batu sambil mengawasi ken berlatih memakai pedang kayu.

" kamu perempuan, perempuan harus di lindungin bukan melindungin" kata ken dengan datar.

"hey walau pun begitu perempuan harus bisa lindungin dirinya sendiri juga " kata elvina dengan wajah cemberut.

"hah...ya sudah sini" kata ken.

"yeayyy"

sejak itu elvina belajar dengan ken tentang latihan dasar seorang tentara, ken juga mengajarkan bagaimana memakai pedang dan juga ketahanan tubuh.

•••

1 bulan berlalu, sejak elvina belajar hal-hal militer dengan ken. ternyata elvina sangat cocok akan hal itu, bahkan dia ingin menjadi seorang tentara dengan ken dan devano.

tapi sayang sekali, tiba-tiba ken menghilang. ken tidak pernah lagi muncul di dekat danau tempat mereka berkumpul.

elvina selalu bertanya kepada devano, kemana ken pergi. tapi devano tidak pernah menjawab itu, lalu hari demi hari terlewati oleh devano dan elvina.

devano semakin menjauh dari elvina hingga hanya elvina yang akan datang untuk menunggu ken datang.

elvina menunggu ken datang selama 1 bulan hingga suatu hari elvina di culik saat menunggu.

elvina di bawa pergi ke hutan yang mengerikan, elvina tidak tau dia dimana dan harus minta tolong siapa.

hingga suatu malam dia elvina terbangun, sesuatu cahaya memanggilnya dan melepas ikatan tangan dan kakinya.

lalu elvina berlari dari para penjahat, sayang sekali saat itu elvina ketahuan. cahaya itu semakin menyuruh elvina berlari mengikuti suaranya.

elvina berlari dengan kaki kecilnya, dia berusaha berlari sekuat tenaganya, saat itu yang dia pikirkan hanya...

"aku harus kembali, aku masih belum mengucapkan selamat tinggal kepada ken"

elvina menangis di saat-saat berlari itu, dia hanya seorang anak kecil yang tidak bersalah. mengapa orang-orang itu ingin menangkapnya? apakah dia berbuat nakal sehingga mereka menangkapnya?.

ketika elvina hampir sampai di sebuah cahaya terang, tiba-tiba dari belakang ada tangan yang menggapainya.

elvina yang tidak bisa lari dari cengkraman penjahat merasa sangat putus asa, dia menangis ketika di ikat lagi.

dia berpikir 'kenapa dia sangat lemah?' 'apa karena ini ken meninggalkan dia ?' itu yang elvina pikirkan.

elvina menangis dengan pelan sedangkan para penjahat tertawa dan mengejek elvina karena usahanya sia-sia.

"kamu tidak akan bisa lari anak kecil hahahaha..."

"sok-sok lari, padahal kaki sekecil itu hahaha..."

dan masih banyak lagi ejekkan yang mereka pontarkan kepada elvina. elvina semakin menyembunyikan kepala di kedua kaki kecilnya.

'kakak, ken, ayah, ibu kumohon tolong aku hisk'

Bersambung...

avataravatar
Next chapter