1 Jomblo Berkeles

"Hari ini Saya berangkat ke kantor seperti hari biasannya, tentu saja Aku sudah memakai masker"

Pukul 06.12 WIB.

Seorang karyawan kantor yang bekerja di sebuah perusahaan ternama di Indonesia, sedang melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya.

"Agh...sial!, hampir telat Saya. Karena Saya seorang karyawan yang teladan dan budiman sebuah kata telat dengan seribu alasan adalah sebuah aib bagiku,Hahaha". Karyawan itu tertawa di dalam lubuk hatinya.

Dia sudah terbiasa berangkat pada jam 6 pagi tepat dan memulai berangkat dengan berjalan kaki. Baginya berjalan kaki adalah salah satu asetnya agar bisa hidup lebih sehat. Jarak dari rumah ke kantornya tidak terlalu jauh, kurang lebih 2 km dengan durasi tempuh kurang dari 1 jam perjalanan santai.

Dia selalu tepat waktu sampai di kantornya dan belum pernah telat satu kalipun. Sikapnya yang konsisten membuatnya terus di promosikan ke jabatan yang lebih tinggi, sehingga dia tidak merasa khawatir dengan kondisi keuangannya.

Gajinya di tempat dia berkerja termasuk gaji yang tergolongan elit di dalam kantornya dibandingkan dengan karyawan lain.

"Umurku hampir menyentuh kepala 3, cih...". Dia sambil bergumam lirih saat berjalan, sesaat setelah melihat pemuda SMA yang berboncengan dengan ceweknya.Terlintas ingatan dihari kemarin di saat dia sedang berolahraga waktu CFD. Melihat pasangan berlari berduaan, ada pula suami istri yang membawa anaknya bergandengan tangan seperti brosur KB. Tak lupa ada juga anak muda yang mengayuh sepeda bersama pasangannya, terlintas di pikiran karyawan itu tentang menikah.

"Menikah?" sambil bertanya pada dirinya sendiri. "Nanti saja lah, setelah Covid 19 lewat" dan dijawab sendiri...

____Celotehan penulis; "Maklum saja ini karyawannya masih jomblo pemirsa ≥﹏≤".

____lanjut.

Karyawan tersebut akhirnya sampai di depan pintu kantornya, sebelum masuk dia di cek suhu badannya dan di semprot cairan disinfektan pada sekeliling bajunya.

"Pak Denis, selamat pagi"

Ucap salah seorang petugas keamanan kantor tersebut.

"Selamat pagi juga, bagaimana keamanan hari ini?, apa semua orang sudah di cek suhu dan memenuhi protokol kesehatan saat ini?".

"Tentu saja Pak, saat ini masih terkendali dan aman".

"Baguslah, untung saja semua pihak sigap dalam pengambilan keputusan kantor"

"Iya Pak"

Setelah dicek suhu dan suhu badan Saya dinyatakan normal. Seseorang mendekatiku dengan membawa botol cairan hand sanitizer.

"Maaf Pak, ini hand sanitizernya"

Ucap petugas yang berbeda.

"Terimakasih"

Sambil mengusap-usap di kedua tangannya dan menjauh dari para petugas yang menjaga di pintu masuk. Melangkah pelan menuju lift VIP yang ada didepannya dan masuk. Klik-klik suara tombol di lift terdengar dan geseran pintunya terbuka.

"Huft" menghela napas dan menghapus satu tetes keringat di dahinya. Kemudian seorang pelayan pribadi yang tugasnya menyediakan makanan maupun minuman mendatangiku.

"Selamat pagi tuan Denis, apa tuan ingin saya buatkan minuman atau makanan?", dengan suaranya yang lembut dan sopan.

"Karena masih terlalu awal sebelum jam 8 pagi, kalau begitu buatkan Coffea saja".

"Baiklah tuan, tunggu sebentar akan Saya buatkan"

"Oh iya Sarah, untuk gulanya setengah sendok teh seperti biasa"

"Baik tuan"

"Sarah ini adalah pelayan muda yang mengurus ruang kerja pribadiku disini. Di sini dia bekerja didapur yang terletak diruang kerjaku. Dapur itu memiliki nama sebagai dapur harmoni VIP yaitu tempat kerjanya si Sarah. Disebut dapur harmoni VIP tentu saja karena hanya beberapa saja ruangan yang memiliki dapur pribadi khusus agar memudahkan dan kenyamanan bagi staff khusus di perusahaan. Karena adanya dapur ini, di waktu istirahat Saya tidak perlu turun kebawah ke kantin umum. Kantin di perusahaan ini semuanya di pekerjakan oleh perusahaan secara pribadi bukan kerjasama dengan resto-resto. Makanan di sini di sajikan dengan elegan seperti layaknya resto kelas atas dan koki yang bekerja seorang koki terbaik dari dalam negeri maupun koki dari luar, yang menguasai jenis resep-resep makanan tertentu dari negaranya. Sudah pasti untuk keamanan bahan makanan dan kesegaran bahan makanan, patut di acungin jempol. Bahkan untuk bahan-bahan makanan dan minumannya langsung di kirim dari kebun petani maupun peternak dari peternak ikan sampai daging".

Karyawan ini sedang mengingat waktu dia pertama kali bekerja di perusahaan ini dan melirik namanya sendiri.

"Denis Ranah Semitha, itulah namaku"

avataravatar