1 PLAYBOY

NIKO AUDRIAN ADELARD (NIKO)

Niko berjalan bagai bintang model di koridor kelas fakultas fisip, dengan mata safir dan rambut klimis kecokelatan, tubuh atletis berkulit putih dengan tinggi 187cm berhasil membuat semua gadis disana terpesona melihatnya. Sesekali  ia melambaikan tangannya menyapa gadis-gadis  dengan senyum pamungkasnya. Dia memang salah satu cowok populer dikampusnya, banyak di gandrungi gadis-gadis cantik. Tubuh dan parasnya yang seperti aktor korea membuat siapa saja yang melihatnya terpana.

Langkahnya terhenti saat netranya menangkap seorang gadis berjalan kearahnya, senyum mengembang di pipinya menatap gadis tersebut.

" haii sayang". Niko menyapanya dengan ramah.

PLAK….

Tangan mungil gadis itu berhasil mendarat di pipi mulusnya membuat wajahnya memerah. Kejadian yang sangat tiba-tiba membuatnya mematung sulit mencerna situasi yang menimpanya.

" cowok bangsat".

" lila". niko memegang pipinya menatap tajam kearah gadis tersebut yang ternyata lila dengan tatapan bingung.

" Gila lo ya".  Nada tinggi niko sontak membuat semua orang menoleh ke arahnya.

" Lo bangsat,, cowok murahan lo".

 Lila  berteriak sembari melempar sebuah foto tepat ke wajah niko.

niko mengambil foto yang sudah mendarat di wajahnya lalu meremas tangannya menahan amarahnya.

" kita putus, gak sudi gue sama lo lagi". Lila mendorong tubuh niko, entah setan apa yang merasuki gadis itu. Tatapan tajam safir niko tak membuatnya takut.

" woooy". jari telunjuk niko tepat di depan wajah  lila netranya seperti singa yang hendak memangsa, tanpa berkata lagi lila berbalik dan pergi meninggalkannya.

Telapak tangan lila masih membekas di pipi putih niko. Ia mengedarkan pandangannya, benar saja sudah banyak pasang mata yang menatapnya. Gadis-gadis mulai  berbisik-bisik, antara malu dan marah. Niko hanya diam menahan amarahnya.

 

" bubar bubar". Teriak aksa dan rion dari arah belakang niko, berusaha membubarkan kerumunan yang menatap dan  menjadikannya bahan gosip. " "Cuih.. gadis gila". Niko mengusap wajahnya yang memerah.

" sudah sudah". Aksa merangkul dan menenangkan  sahabatnya itu menuju bangku taman.

" ni minum dulu". Rion menjulurkan sebotol air ke arah niko. Tanpa berkata apapun  ia mengambil botol tersebut , langsung membuka tutupnya dan mulai meneguknya.

Aksa memungut foto yang di remas niko.

" yaah. Bener aja njiir". Aksa melempar foto tersebut ke arah rion.

"waaaiittt…". Rion dengan gaya selengeannya menangkap foto yang di lempar aksa dengan gaya silat ngaconya.

" uwaassleee.". rion geleng-geleng kepala melihat foto tersebut sambil terkekeh.

" gue bosen sama lila". Niko menyandarkan tubuhnya dibangku taman dengan wajar datar.

" gak gini juga kali caranya". Aksa meliriknya

 " bagus nik, ini mah lebih seksi. Gue mah mau". Rion nyeletuk tanpa dosa sembari menepuk bahu niko, kemudian duduk di sampingnya.

Aksa diam dan menarik nafas panjang melihat kedua sahabatnya yang memang playboy kelas kakap. Ganti pacar seperti ganti sepatu jika bosan beli baru. Aksa memang berbeda dari kedua pria yang di sampingnya, baginya wanita bukanlah mainan yang seenaknya di hempaskan begitu saja. wanita adalah makhluk sempurna nan mulia yang harus dijaga dan dicintai. Maka dari itu dia tak mudah untuk jatuh cinta dan bermain hati dengan wanita. Diantara sahabatnya itu hanya dia yang  menyandang gelar jomblo akut. Bukannya tak laku hanya saja aksa pemilih.

 

JOVANKA KALILA (LILA)

" heh lo".

Menunjuk lila yang sedang duduk bersantai di taman kampus.

" siapa lo, gak sopan banget". Sahut lila sembari berdiri menatap gadis didepannya yang terlihat asing.

" jauhi niko. Dia itu pacar gue". Gadis cantik dengan rok selutut itu melangkah mendekati lila menghempaskan selembar foto ke muka lila.

Belum sempat lila membalas ucapannya, gadis itu langsung berbalik dan pergi dari hadapan lila bagaikan angin lalu.

Lilapun mengambil foto itu menatapnya dalam-dalam, matanya memanas dadanya sesak, kesakitannya benar-benar tak terlihat namun nyata. Benar saja orang yang dia sayangi dan dia perjuangkan berfoto mesra dengan gadis lain. Hatinya hancur berkeping-keping bulir bulir kesakitannya mulai terjun bebas di pipinya. Seketika ia menyeka pipinya dengan punggung tangannya.

" Bangsaat lo nik". Lila menatap foto itu dengan tatapan ingin menerkam.

Lila merogok tasnya mengeluarkan sebuah HP, kemudian  menelphone niko. Beberapa menit kemudian sambungan telphonenya terhubung.

" dimana lo".

" oke. Gue kesana".

Dia mengepalkan jari-jarinya, amarahnya sudah di ubun-ubun. Kejadian ini benar-benar seperti membangunkan macan yang sedang tidur. Sikap anggun lemah lembut yang biasa terpancar dari wajah lila kini terganti dengan sosok yang menakutkan, mata merah menyala tangan terkepal seakan-akan apa saja yang di depannya akan di terkamnya.

Lila berjalan menyusuri koridor fakultas fisip dengan langkah yang tergesa-gesa dengan tatapan tajam. Banyak orang yang menyapanya namun tak ia gubris, roh merah benar-benar menguasai dirinya.

Bibirnya membentuk cekungan, namun kali ini tak terlihat menawan ini lebih terlihat menakutkan.

Dia mempercepat langkahnya, ketika mata merahnya menangkap sosok pria tinggi yang sedang tebar pesona dengan senyum menawannya. Kemudian pria itu menyapanya.

" Laknat". Gumam  lila dalam  hati di barengi dengan ayunan keras tangan mungilnya yang berhasil mendarat di pipi pria tersebut.

" Plaaakkkkkk"

 

Rasa puas lega lila rasakan setelah semua sumpah serapah dia keluarkan dan berhasil mempermalukan Niko di depan banyak orang. Mata lila memanas, nafasnya tak teratur giginya bergetar tubuhnya seakan tak bisa ia kontrol, secepat kilat lila bergegas pergi, dia tak ingin terlihat lemah dan menangis sesenggukan di depan niko.

Niko Audrian Adelard merupakan pacar lila, meraka sudah menjalin hubungan selama kurang lebih lima bulan. Lila sangat menyayanginya apapun permintaan niko selalu ia turuti. Niko adalah sosok pria yang lila kagumi sejak awal masuk kuliah hingga kini mereka sudah semester 7, lila baru bisa mendapatkan niko. Namun  semesta  mempermainkannya, orang yang dia kagumi malah  menorehkan  luka dalam di hatinya. Lila duduk di depan cermin kamarnya sembari memegang beberapa lembar foto yang sudah dia sobek sobek dengan netra yang penuh dengan air kesedihan.

" Lil. Lo mau jadi pacar gue"

" lil gue sayang lo"

"lil gue kangen"

" lil ngedate yuk"

Benak lila penuh dengan momen-momen manis dirinya dengan niko. Terlintas ingatan pertama kali niko nembak dia. Teringat manjanya niko kepada dirinya, menghabiskan waktu liburan bersama niko, tertawa bahagia bersama. Selama lima bulan ini  memang  mereka terlihat bahagia, berada di dekat niko ia selalu merasa nyaman dan bahagia. Namun semua itu lenyap ketika lila melihat foto itu, foto niko memeluk seorang gadis cantik  bule seksi dengan latar belakang pantai. Lila tak pernah menyangka akan dikhianati secepat ini, lila paham niko merupakan sosok pria yang supel tapi dia tak menyangka bahwa ia akan berselingkuh. Di depan lila niko selalu bersikap romantis dan sangat perhatian, pantas saja lila tak akan mengira bahwa ternyata niko adalah seorang playboy akut.

" ciiih. Tak ada kabar darinya". Lila mengecek HPnya masih ada secercah harapan pada niko. Namun sayang pria tak tau diri itu tak merasa bersalah sedikitpun.

" gue sumpahin, semoga kena karma". Lila ngedumel sembari memandangi foto display Whatsaap niko kemudian jarinya menekan tombol Blokir. Lila benar-benar akan memblokir si playboy akut dari hidupnya dan itu keputusan yang tepat. Tuhan tidak hanya menciptakan satu pria di dunia ini, tak ada obat perekat untuk hati yang sudah hancur berkeping-keping. Tak ada kesempatan kedua untuk para pengkhianat cinta, diri ini layak bahagia dan dicintai. Mati satu tumbuh seribu, begitu kira-kira yang ada dibenak lila untuk meyakinkan dirinya bahwa dia bisa move on dari niko, dia yakin cintanya ke niko hanya cinta semu dan akan dengan mudah melupakannya.

 

Rumah niko

" aw aw,,, pelan-pelan kak". Lirih niko kepada kakaknya yang sedang mengompres pipinya yang  bengkak akibat kejadian tadi siang.

" haalah.. playboy kayak banci". Cerutu kakaknya sembari menekan lebih keras.

"jahat lu kak". Niko bangun dan mengambil alih kompresan dari tangan kakaknya. Sontak membuat kak gisel dan adit keponakan niko terkekeh.

" tobat om tobat". Goda adit

" aiiihs". Niko melirik keponakannya tajam

" bener  tuh kata keponakan lo,, gak capek apa main-main sama perempuan mulu". Kak gisel ikut nyeletuk sembari duduk di sofa memakan cokelat.

" hm, belum ada yang pas di hati".

" perbaiki hati lo mungkin ada yang salah". Kak gisel kembali berkomentar.

" om om. Anterin adit ngaji yaa nanti". Adit menarik narik tangan niko dengan ekspresi memelas.

" ogah…". Niko melepaskan tangan adit lalu melenggang pergi.

" ustadzahku cantik banget loo om". Adit berteriak memancing omnya untuk mengantarkannya.

Niko menghentikan langkahnya menoleh ke arah adit.

" NO NO NO". niko melet dan pergi melenggang ke kamarnya meninggalkan adit yang mulai terlihat kesal.

Niko memasuki kamarnya yang megah, ia menuju ke arah dinding yang ia desain seperti  mading, di tempeli beberapa foto cewek cantik yang nampaknya merupakan target permainan niko. Jarinya menyentuh foto lila yang tertempel, netranya menatapnya lekat-lekat imajinasinya kembali  teringat kejadian memalukan tadi siang yang menyisahkan bengkak di pipinya.

" cewek setan". Niko merobek foto tersebut dengan kesal kemudian melemparnya ke lantai.

" tanpa lo gue baik-baik aja". Senyum Sinis niko dengan jari yang menyentuh beberapa foto cewek yang tertempel rapi.

Niko melangkah menuju meja kecil di samping ranjang king size nya mengambil sebuah smartphone berwarna hitam. Ia mulai menghidupkan layarnya, mengecek galeri kemudian  menscrool. Lalu terlihat foto dirinya dengan lila kemudian di hapusnya semua foto tersebut. jarinya mengklik aplikasi Whatsaap mengetik nama LiLa, kemudian mengkliknya melihat foto displaynya menatapnya lekat-lekat. " Cih. Gue di blokir". Guman niko melihat foto display lila sudah tak muncul. " siapa yang ngirim foto itu ke dia?". Niko memikirkan foto yang di lemparkan lila tadi siang. Beberapa detik kemudian niko menghapus kontak lila. " Delete". Bibir niko mengembangkan senyum  menawannya. Kemudian  menaruh kembali hpnya di meja kecil tadi. Niko membaringkan tubuhnya di kasur empuknya berniat  ingin memejamkan matanya, namun hpnya berbunyi.

 DRRRTTT DRRRTT

" pasti si cewek gila". Guman niko dengan senyum sinis.

Niko mengambil hpnya melihat layarnya ternyata perkiraannya salah.

" Halo Reya cantik". Niko mengangkat telphone tersebut dengan senyum sumringah.

" siap sayang, dimana?"

" oke. OTW. 15 menit lagi sampai"

" Bye".

Niko menutup telphonenya kemudian bergegas melangkah  menuju  lemari besar di sebelah kiri ranjangnya, membukanya dan memilih-milih baju dan celana yang hendak ia pakai. Nampaknya reya mengajaknya hang out, beberapa menit kemudian niko telah memakai celana jeans wash dengan kaos putih dan jaket jeans wash bersepatu casual warna putih dan merapikan rambut kecokleatannya di depan cermin persis seperti aktor korea. Tak lupa ia menyemprotkan parfum diornya hampir keseluruh badannya, sesekali menyentuh pipinya yang masih agak sedikit merah mengoleskan consealer di wajahnya untuk menutupi bengkaknya. "Ready".

 " mati satu tumbuh seribu". Guman niko kemudian berlenggang keluar kamar dengan ekspresi bahagia senyum menawan tak henti terpancar di wajahnya.

" gue keluar dulu". Niko berpamitan kepada kak gisel dan adit yang tengah asyik menonton di ruang tengah.

" wiiiiiih.. lo mandi parfum".  Hidung kak gisel mengendus-ngendus

Niko hanya menyeringai kemudian melangkah keluar rumah. Membuat kak gisel geleng-geleng kepala. " habis putus udah happy lagi". Guman kak gisel.

" nemu cewek baru kayaknya ma". Adit nyeletuk sembari memandangi punggung omnya yang kemudian menghilang di balik pintu.

 

Niko telah berada di belakang kemudi setirnya, sibuk memasang seatbeltnya. Kemudian tangannya memegang persneling memasukkannya ke gigi satu mobilnya perlahan melesat ke tempat tujuan. Selang beberapa menit mobil sport merah niko telah berhenti di depan rumah mewah minimalis. Niko keluar dari mobilnya menghampiri gadis yang sedari tadi menunggunya tengah berdiri di depan gerbang rumahnya.

" sorry agak telat".

Niko membukakan pintu mobilnya, kemudian gadis berdress abu-abu kotak-kotak selutu itu masuk ke dalam mobil niko.

" mau kemana tuan putri?". Tanya niko sembari memasang seatbelt di belakang kemudinya.

" ke butik langganan aku". Gadis itu tersenyum ke arah niko.

" siap tuan putri cantik". Niko melesatkan mobilnya menuju butik yang di maksud gadis tersebut.

" reya you are so pretty". Puji niko sesekali melirik reya yang duduk di sebelahnya.

Reya tersenyum dan membalas memuji. " thank you nik, you also handsome".

" kita cocok". Sahut niko menoleh ke arah reya.

Reya hanya tersenyum malu, membuat pipinya memerah.

FREYA GRIZELLA yang akrab di sapa reya ini merupakan gadis cantik berdarah australia indonesia. Bertubuh semampai kulit putih wajah bule dan rambut sepunggung bergelombang kecokelatan membuat para pria meleleh jika di hadapannya. Entah apa yang membuat reya malah memilih niko diantara berjuta pria baik. Reya dan niko sudah hampir 2 bulan menjalin hubungan, sering jalan bareng bahkan berlibur bersama. Mungkin paras niko yang membuat gadis bule ini jatuh hati kepadanya.

***Butik***

" Assalamualaikum"

Seorang gadis cantik berhijab memasuki butik dengan celana baggy navy atasan blazzer bergaris navi dengan hijab senada menjinjing tas tangan warna putih, gadis bermata belok hidung mancung kulit putih itu seperti bidadari dunia, membuat semua orang menoleh kearahnya. Sontak membuat semua karyawan menyapanya.

" waalaikumsalam bu. Selamat sore bu"

Perempuan tersebut melangkah menuju ruangan yang tampaknya dia pemilik butik tersebut sembari membalas semua sapaan karyawannya.

" pemiliknya kah?". Niko yang sedari tadi asyik menemani reya memilih baju juga ikut menoleh ke arah gadis cantik berhijab tadi.

"Iyaa namanya AZZAHRA LIDYA ARABELLE"

Sahut reya yang tatapannya tetap fokus mencari-cari baju yang cocok untuknya.

" masih muda". Guman niko masih penasaran dengan wanita berhijab itu

" iya dia satu kampus sama kita". Reya kembali merespon gumanan niko.

" lo kenal?". Niko semakin kepo

" iyalah, gue kan pelanggan VIP disini".

Mendengar jawaban reya membuat niko terdiam tak ingin bertanya lebih jauh takut reya mencurigai dirinya. Rasa penasaran niko terhadap gadis berhijab itu masih menari-nari dibenaknya tepatnya rasa kekagumanya, wajah sendu yang memancarkan  ketenangan dan kecerdasan  nampaknya telah menyihir niko seketika. Eits.. tapi bukannya niko memang playboy yaa, semua cewek cantik pasti akan menjadi targetnya.

 

 

avataravatar