1 1

Anshena Cristy Livia, gadis yang akrab disapa Shena. Bersuai coklat gelap, bermata biru yang dia dapatkan dari ibunya. Shena sekarang seharusnya masih sekolah dan kelas 3 smk. Namun jalan hidupnya berubah sejak 1 tahun yang lalu, dimana ibunya memaksanya menikah dengan seorang pria yang tidak dikenalnya karna ibunya memiliki hutang pada keluarga pria itu. Keluarga dari pihak pria mau menjodohkan Shena dengan anaknya. Umur mereka berjarak tak jauh, hanya 2 tahun dan pria itu kini tengah kuliah sekaligus menjalankan bisnis milik keluarganya.

Anggara Rivalio Bramta, yang akrab disapa Gara. Dia memiliki paras biasa saja namun tak bosan saat terus dipandang, pria kelahiran 1998 akhir, dan kini tengah kuliah tahun ke-3. Gara anak kedua dari 3 bersaudara, anak tengah istilahnya.

Orang tua dari Gara menyukai Shena sejak awal mereka bertemu. Shena memang anak yang baik, sopan, tidak pernah membantah apa yang di perintahkan oleh orang tua nya.

Papa Shena merupakan rekan bisnis dari Papa nya Gara. mereka sudah dekat sejak masa muda dulunya.

Gara tak menyangkal kehidupannya setelah menikah memang berubah, rasa terkejut pasti ada disaat umurnya masih muda sudah harus menikah, yang katanya demi merubah sedikit sikap brutal pada dirinya.

Kini Gara sudah mulai menerima Shena, bahkan kini Shena tengah mengandung anaknya. tapi tidak dengan sikap nya terhadap shena, ia masi Gara yang dulu seorang lelaki yang memiliki sifat dingin dan keras kepala.

*******

Shena kini tengah membereskan ruang makan. Dirinya baru selesai makan siang seorang diri. Biasanya Gara akan selalu makan di kantor. Selama Shena menikah dengan gara, dapat dihitung berapa kali gara memakan masakan Shena, bukan tak enak, hanya saja gara memang tidak mau.

Menikah dengan Shena membuat Gara putus dari sang kekasih, 5 tahun Gara bersama Lila kekasihnya harus kandas karna orang tuanya. kini Lila sudah menikah sejak 2 tahun yg lalu hanya berjarak 6 bulan dari pernikahan Gara dan Shena. Hanya saja Gara masih mengharapkan Lila kembali ke kehidupannya. Namun hal itu kini menjadi tidak mungkin. Dikarenakan mereka sudah menjalani hidup mereka dengan pasangan mereka masing-masing.

Ponsel Shena berdering pertanda ada pesan masuk ke ponselnya, Shena melihat dengan raut wajah sedih, kali ini dia akan sendiri lagi dirumah.

Mas Gara ✨

"Hari ini aku ngga pulang"

Shena hanya membaca tanpa membalas, ini sudah genap satu bulan Gara jarang pulang kerumah. dia hanya pulang disaat pagi, lalu berangkat lagi pukul 10. Shena mengelus perutnya yang sedikit menonjol mengingat usia kandungannya sudah berjalan 4 bulan, Gara mengetahui tentang kehamilan Shena, namun dia tidak perduli. Sangat sakit kala Shena mendengar ucapan gara dihari Shena menyampaikan kabar bahagia ini pada gara.

"Aku hamil mas" ucap Shena yang sedang duduk diranjang sambil menundukkan kepalanya.

"Lalu?" Ucap gara tanpa memandang Shena. Shena yang mendengar ucapan gara hanya menunduk, air matanya mulai keluar, Shena tau pernikahannya karna dijodohkan, tak bisa dipungkiri jika Shena adalah perusak kebahgian gara namun mau bagaimana lagi?

"Aku pergi" ucap gara keluar dari kamar menutup pintu dengan keras, tangisan Shena pecah, dia berteriak sejadi-jadinya, berharap jika anak yg dikandungnya sekarang bisa merubah sedikit sikap gara padanya.

"Jika seperti ini jadinya, aku ngga akan sama sekali menerima perjodohan ini!!"

Flashback

Saat itu hujan turun sangat lebat. Shena masih mengenakan pakaian sekolah karna dirinya berada dirumah Nina sahabatnya, dan tidak membawa baju ganti. Bunda Shena terus menelfon Shena menyuruhnya untuk segera pulang, biasanya bunda tak pernah seperti ini. Mau tak mau Shena pulang diderasnya hujan.

Sesampainya Shena di rumah, dati ujung ramput hingga ujung kaki Shena basah kuyup. Ia tak menggunakan payung saat di perjalanan. Shena menggunakan Bus untuk sampai ke rumahnya. namun, jarak antara Halte bus dan rumah Shena membutuhkan waktu 3 menit jika berjalan cepat.

Kedua orang tua Shena tengah duduk diruang tamu dengan 2 orang lainnya.

"oh ada tamu" gumam Shena pelan kepada dirinya sendiri.

Shena hanya tersenyum ramah, kearah dua tamu itu.

"Ganti baju ya Shen, nanti turun lagi kebawah ada yang mau bunda bilang" ucap bunda Shena dengan senyum manisnya.

Shena pergi kearah kamarnya melakukan apa yang bundanya suruh. Hanya 15 menit Shena sudah selesai dengan kegiatannya, mengenakan baju yang menurut ia nyaman, namun sopan.

Shena menuruni anak tangga satu persatu dengan perasaan bingung dan bertanya-tanya.

"ngapa aku harus ikut disana. mengapa raut wajah papa seperti itu" ujarnya di dalam hati.

"Nah Shena, kamu mau kan nurutin kemauan bunda sama papa?" Ujar bunda dan sudah dirasakan jika tidak ada yang beres disini.

"Kenapa bunda?"

"Bunda mau menjodohkan kamu dengan anak Tante ini, kamu mau kan nak?"

Shena memutarkan kepalanya melihat kearah papanya, meminta penjelasan namun papanya hanya menunduk saat shena melihat kearahnya.

"Tapi kenapa bunda? Shena masih SMK sebentar lagi ujian, Shena bisa pilih sendiri Bun!" Ujar Shena melepas genggaman bundanya.

"Tolong nak, ini demi kebaikan kamu juga, mau ya Shen" Bunda Shena kembali meraih tangan Shena dan menggenggam nya

"Tapi bun.... pa, apa maksud ini semua pa?" Shena bertanya kepada papa nya, tak terasa air mata Shena jatuh.

Papan shena tidak memperlihatkan wajahnya. memang sedih sebagai orang tua untuk menikahkan anak satu-satunya mereka secepat ini. namun, ini semua adalah yang terbaik untuk keluarga dan Shena kedepannya.

Orang Tua Shena berfikir, jika Shena berjodoh dengan Keluarga Bramta, masa depan Shena dan anaknya kelak bakal bagus. memang diawal perjodohan mereka tidak akan menerima satu sama lain, lambat laun rasa itu akan tumbuh dan mereka akan menyadarinya.

"semua akan baik-baik saja nak" ujar Bunda Shena dan menenggelamkan Shena ke pelukannya. ibunda Shena pun menitikkan air matanya, begitu sedih terasa.

"Shena, jika nanti terjadi apapun ceritakan semuanya sama mama. mama bakal ada untuk kamu" ujar ibunda dari Gara sembari memeluk shena yang masi berada dipelukan bundanya.

*****

Tak terasa besok adalah hari pernikahan Shena dan Gara. seminggu yg lalu Shena bertemu dengan calon suaminya, takut! Itu yang pertama kali Shena rasakan saat bertemu dengan calon suaminya itu. Tatapan tajam yang diberikannya pada Shena juga tatapan sedikit menghina. Shena tak yakin jika kehidupan selanjutnya bisa seperti yang dirinya harapkan.

"Kamu bisa Shena!"

*******

Sepanjang acara hanya Shena yang memberikan senyum tulus pada tamu, dia harus berakting bak artis Hollywood agar pesta ini terasa nyata. Berbeda dengan Gara yang hanya menampilkan senyum simpul, itu pun tak begitu niat .

"Shenaaaa!!!" Teriak Nina teman Shena yang datang, Shena hanya mengundang Nina

"Gue masih ngga nyangka Lo bakal nikah sekarang, tuan putri gue udh nikah aja hmmm" ujar Nina memeluk Shena.

"Lo kalo ada apa-apa bilang yaa? Gue tau Lo ga nyaman dengan ini hmm" ucap Nina berbisik air matanya keluar.

"Thanks Nin"

"Makan sana, ada bunda" lanjut shena dibalas anggukan oleh Nina.

Nina pun meninggalkan pelaminan tanpa mengucapkan selamat kepada mempelai lelaki yang berada di sebelah Shena.

"Lo harus bahagia Shen!"

avataravatar
Next chapter